Mohon tunggu...
Siti Sayidah
Siti Sayidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Journalist Student

Hello, I'm trying to become a better writer

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Bisa Atasi Homesick dengan Cerdik

26 Juni 2024   17:14 Diperbarui: 27 Juni 2024   18:27 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash.com/Tim Gouw

Merantau merupakan sebuah langkah besar yang diambil oleh beberapa individu. Salah satu nya adalah para mahasiswa baru yang memilih meninggalkan daerah asalnya untuk menuntut ilmu di kota atau daerah yang jauh dari kampung halaman. Setiap tahun, ribuan mahasiswa memulai perjalanan barunya. Sebagian mahasiswa rantau menjadikan keputusan pergi dari kampung halaman untuk memperluas wawasan, mengejar cita-cita, dan mengembangkan diri di lingkungan baru.

Namun, bagi sebagian lainnya, merantau juga membawa tantangan besar, terutama dalam hal adaptasi dengan budaya, lingkungan, dan jaringan sosial yang baru. Belum lagi ketika kamu diharuskan 'ngekost' dan mulai mengatur semuanya sendiri.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana fenomena merantau dapat memunculkan perasaan homesick yang dapat mengganggu seorang yang sedang merantau atau menuntut ilmu di luar kota/ luar negeri.

Ketika jauh dari kampung halaman pernahkah kamu merasa rindu yang begitu dalam terhadap rumah dan suasana nya? Ya, Inilah yang sering disebut dengan homesick. Kondisi ini erat kaitannya dengan mahasiswa rantau, yang jauh dari keluarga. Bayangkan saja, dari suasana kamar yang nyaman di rumah, tiba-tiba kamu harus beradaptasi dengan lingkungan baru, teman-teman baru, bahkan mungkin kota atau negara yang benar-benar asing.

Apa sebenarnya Homesick itu? 

Menurut Rahmat Abdu dalam buku The Campus Journey: Homesick adalah perasaan yang timbul karena kehilangan hal-hal yang familiar. Setiap manusia menginginkan hal-hal yang familiar dan mudah ditebak untuk membuatnya nyaman dan aman.

Sementara itu menurut Thurber & Walton (2012) berpendapat bahwa homesickness adalah kesulitan yang dirasakan seseorang karena berpisah dengan lingkungan rumah dan orang tua.

Sehingga bisa disimpulkan homesickness merupakan perasaan sedih yang dialami seseorang saat berada jauh dari lingkungan rumah serta belum terbiasa untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru.

Meskipun demikian, Homesick bukan hanya tentang rindu akan rumah dan keluarga, tapi juga tentang merindukan kebiasaan sehari-hari, makanan favorit, atau bahkan rutinitas yang dulu terasa membosankan namun kini justru dirindukan.

Menurut Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa Volume 3, tahun 2024. Disebutkan bahwa sebuah penelitian dilakukan oleh English et al., (2017) terhadap homesickness, pengalaman emosional, dan penyesuaian diri mahasiswa tahun pertama, dengan memberikan kuisioner seminggu sekali selama 10 minggu pertama. Didapatkan hasil bahwa selama 10 minggu pertama kuliah, sebanyak 94% siswa mengalami homesick dan di beberapa titik (hanya 6% yang menilai homesick sebagai nol setiap minggu).

Fenomena homesick ini tidak bisa dianggap remeh. Bayangkan kembali, jika kamu adalah mahasiswa yang baru saja lulus SMA dan harus meninggalkan rumah untuk pertama kalinya. Tentu saja kamu harus beradaptasi dengan kehidupan yang serba mandiri, dari mengatur keuangan sendiri hingga mengurus keperluan sehari-hari tanpa bantuan orang tua.

Ditambah lagi, harus menyesuaikan diri dengan metode belajar yang berbeda, tekanan akademis yang lebih tinggi, dan ekspektasi banyak pihak yang semakin besar. Semua perubahan ini bisa menjadi pemicu terjadinya homesick.

Misalnya, kamu adalah seorang mahasiswa dari Jakarta yang harus kuliah di Yogyakarta. Awalnya, semua terasa menarik serta mudah dilakukan. Namun, setelah beberapa minggu, rasa rindu akan masakan rumah, obrolan hangat dengan keluarga, dan kenyamanan rumah mulai merayap masuk. Hari-hari yang sibuk dengan jadwal kuliah dan tugas-tugas yang menumpuk sering kali membuat waktu untuk pulang semakin terbatas, dan rasa homesick pun semakin menguat.

Tidak heran, jika banyak mahasiswa rantau yang mengalami masa-masa sulit di awal perkuliahan. Rasa rindu yang muncul bisa menjadi beban emosional yang cukup berat untuk dijalankan.

Tips Cerdik Atasi Homesick

Jangan khawatir! Homesick memang bisa mengganggu fokus belajar dan membuat hari-hari kamu sebagai mahasiswa terasa berat. Namun, ada banyak cara cerdik juga untuk mengatasinya. Yuk, simak beberapa strategi mengatasi homesick dengan cerdik berikut ini:

  • Menjaga Komunikasi dengan Keluarga di Kampung Halaman

Salah satu cara yang cukup efektif untuk mengurangi homesick adalah dengan menjaga komunikasi rutin dengan keluarga. Homesick adalah perasaan rindu rumah, rindu masakan rumah atau suara-suara orang tersayang. Di era teknologi ini, video call, pesan teks, atau panggilan telepon bisa menjadi solusi. Kamu bisa buat jadwal rutin untuk menghubungi keluarga, misalnya setiap akhir pekan, atau setelah kamu beraktivitas seharian kamu bisa langsung menghubungi orang rumah dan mencoba menceritakan kejadian-kejadian di hari itu yang berhasil kamu lewati. Dengan begitu, kamu tetap merasa dekat meski jarak memisahkan. Mendengar suara orang tua atau melihat wajah adik bisa memberi semangat baru dan membuat hati lebih tenang.

  • Menyibukkan Diri dengan Bergabung Bersama Komunitas atau Organisasi Mahasiswa yang Memiliki Latar Belakang Sama

Ketika jauh dari rumah, menemukan teman-teman yang memiliki latar belakang budaya atau asal daerah yang sama bisa sangat membantu. Cari tahu apakah ada komunitas atau organisasi mahasiswa dari daerahmu di kampus. Bergabung dengan komunitas yang serumpun bisa memberikan rasa nyaman karena dapat memiliki banyak kesamaan. Selain itu, kegiatan-kegiatan komunitas ini juga bisa menjadi pengisi waktu yang menyenangkan dan bermanfaat sehingga setidaknya dapat meringankan perasaan homesick yang cukup berat untuk dilewati.

  • Membiasakan Diri dengan Makanan, Tradisi, dan Aktivitas Khas Daerah Setempat

Homesick sering kali muncul karena merasa asing dengan lingkungan baru. Untuk mengatasinya, kamu tidak bisa terus-terusan membuat dirimu terperangkap dalam zona nyaman kesedihan akibat homesick. Cobalah membiasakan diri dengan makanan, tradisi, dan aktivitas khas daerah setempat. Misalnya, cicipi kuliner lokal, ikut dalam perayaan atau festival tradisional, dan ikuti aktivitas masyarakat sekitar. Dengan begitu, kamu akan lebih cepat merasa nyaman dan betah di lingkungan baru.

  • Melakukan Aktivitas yang Membuat Nyaman, seperti Hobi atau Olahraga

Mengalihkan perhatian dengan melakukan aktivitas yang kamu sukai bisa sangat membantu. Misalnya, jika kamu suka membaca, luangkan waktu untuk membaca buku favoritmu. Atau jika kamu suka olahraga, cobalah bergabung dengan klub olahraga di kampus. Aktivitas seperti ini tidak hanya membuat kamu merasa lebih baik, tapi juga bisa membantu kamu bertemu teman-teman baru yang memiliki minat yang sama.

  • Terlibat Aktif dalam Kegiatan Kampus untuk Membangun Relasi Baru

Salah satu cara efektif untuk mengatasi homesick adalah dengan terlibat aktif dalam kegiatan kampus. Ikut serta dalam organisasi mahasiswa, acara kampus, atau proyek-proyek sosial bisa memperluas jaringan pertemanan dan membuat kamu lebih sibuk dengan hal-hal positif. Ketika kamu memiliki banyak kegiatan, rasa homesick akan berkurang karena kamu lebih fokus pada hal-hal yang menyenangkan dan produktif.

  • Mencari Dukungan dari Konselor atau Psikolog Kampus jika Diperlukan

Jika homesick sudah terasa sangat mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Banyak kampus yang menyediakan layanan konseling atau psikolog yang siap membantu mahasiswa. Konselor bisa memberikan saran dan teknik-teknik khusus untuk mengatasi rasa rindu rumah. Ingat, mencari bantuan bukan berarti lemah, tapi merupakan langkah cerdas untuk menjaga kesehatan mental kamu sebagai anak rantau yang jauh dari siapapun dan berada di kota/negara orang.

Mengatasi homesick bukanlah hal yang mudah, namun penting untuk dilakukan agar kamu dapat beradaptasi dengan baik dan fokus dalam menjalani pendidikan. Jangan biarkan homesick menghalangi langkahmu. Jadikan ini sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Karena sejatinya saat kamu berani memulai maka kamu juga harus bisa menyelesaikannya. Keputusan untuk menjadi anak rantau tetap harus dipertanggungjawabkan maka dari itu, mari hadapi homesick dengan lebih bijak dan tetaplah berfikir positif agar tujuan awalmu merantau dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun