Mataram - Membahas etika dan moral tidak akan pernah usai sepanjang manusia itu ada, karena bagaimana pun juga masalah etika dan moral melekat pada diri manusia itu sendiri.Â
Padanannya, etika dan moral tidak akan dibahas ketika sudah tidak ada yang membahasnya dan tidak ada wadah (manusia) yang ditempati oleh etika dan moral tersebut. Terdapat perbedaan yang mendasar antara etika dan moral, meski pada banyak sempat dan ruang, kedua diksi ini disepadankan maknanya.Â
Secara umum etika dipahami sebagai aturan perilaku yang diakui bersama dan berkaitan dengan kelas tertentu dari tindakan yang dilakukan manusia atau kelompok, maupun budaya tertentu yang ada di masyarakat. Sementara itu, moral lebih fokus dipahami sebagai suatu prinsip atau kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku benar atau salah.Â
Dalam konteks yang lebih luas, membahas masalah etika tidak sekedar membahas putih  atau hitamnya sesuatu, akan tetapi membahas perbedaan antara tindakan yang sesungguhnya dan yang tidak. Area inilah yang kemudian berpotensi menimbulkan permasalahan moral atau godaan moral ataupun dilema moral.Â
Etika sebagai filsafat moral merupakan refleksi kritis untuk memungkinkan seseorang dalam menentukan pilihan, menentukan sikap dan bertindak benar sebagai manusia dalam situasi konkrit dan kritis.Â
Sehingga objek etika yang kita kenal dapat berupa pernyataan moral. Oleh karena itu, etika dapat juga dikatakan sebagai filsafat tentang bidang moral. Sepanjang ini, etika tidak mempersoalkan keadaan manusia melainkan bagaimana manusia itu harus bertindak.
Contoh kasus yang dapat dijadikan sebagai gambaran adalah : sebagai seorang kepala keluarga, Dollah lebih memilih untuk membelanjakan gaji bulanannya terlebih dahulu untuk keperluan hobinya (membeli onderdil mobil, games atau bahkan untuk berjudi dan bersenang-senang dengan temannya) dan jika ada sisanya baru diserahkan Dollah kepada istrinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Dalam perspektif moral, tentu perbuatan Dollah tersebut sangat tidak pantas, tidak etis atau immoral. Sebagai kepala keluarga, Dollah memiliki kewajiban mendasar untuk mengutamakan istri dan anak-anak di atas kebutuhan pribadi.
Sikap immoral Dollah menyadarkan kita bahwa sejatinya, etika yang memiliki nilai moral memang harus dilaksanakan dalam situasi konkrit sebagaimana yang dihadapi seseorang jika ingin dikatakan sebagai sosok bermotal yang melakukan tindakan etis. Untuk bertindak etis pada situasi konkrit yang dihadapi, tidak ditentukan oleh norma dan nilai moral saja, tetapi juga diperlukan suatu critical evaluation terhadap semua situasi yang terkait.Â
Oleh karena itu, etika sebagai filsafat moral yang bersifat situasional memerlukan informasi tambahan tentang sesuatu yang telah terjadi (situasi empiris) sehingga memungkinkan seseorang dapat menentukan sikap dan perilaku tepat untuk dilakukan atau mengambil keputusan yang tepat terhadap tindakan yang telah dilakukan.Â
Dengan kata lain, etika sebagai filsafat moral menuntut individu agar bersikap dan berperilaku secara kritis dan rasional. Individu tersebut harus tahu dan sadar bahwa sikap dan perilakunya, akan berdampak baik bagi dirinya sendiri maupun baik bagi orang lain.