Mohon tunggu...
Siti salbiah
Siti salbiah Mohon Tunggu... Penulis - Active

Assalamualaikum, saya mahasiswa universitas pamulang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Kewarganegaraan.. Selamat mengujungi artikel saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Tempat Curhat yang Nyaman bagi Anak

12 Oktober 2020   13:20 Diperbarui: 12 Oktober 2020   13:23 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika setelah anak curhat, Anda mendapati bahwa masalahnya ditimbulkan oleh kelalaian atau kecerobohannya sendiri, jangan terburu-buru menceramahi atau memberikan nasehat panjang kepadanya. Biarkan dia bebas mengungkapkan apa yang dirasakannya. Katakan bahwa Anda memahami perasaannya. Tunjukkan bahwa Anda sungguh-sungguh mendengarkan.

Keempat: Berikan kepercayaan kepadanya untuk mencari solusi masalahnya sendiri

Tentu saja, orangtua boleh membantu. Tetapi sebaik-baik solusi adalah yang dipikirkan dan diupayakan oleh anak sendiri. Orangtua berperan sebagai fasilitator. "Ibu tahu kamu sedih dengan nilai rapormu. Kira-kira apa yang bisa kamu lakukan agar nilai kamu meningkat?". "Ada atau tidak yang bisa Ibu bantu dalam hal ini?".

Dengan demikian, anak-anak dilatih menjadi pencari solusi masalah, setidaknya untuk diri sendiri. Dan anaklah yang memutuskan, pada bagian mana orangtuanya dapat membantu.

Kelima: Silahkan mengungkapkan gagasan

Anda boleh mengungkapkan gagasan, pikiran dan perasaan Anda kepada anak setelah ia selesai berbicara dan jika diperlukan.

Namun ingat, Anda berbicara dengan berfokus pada solusi. Bukan sekedar menyalahkan, mengungkit-ungkit masalah yang sudah lama berlalu atau membanding-bandingkannya dengan kakak atau adiknya secara tidak proporsional.

Keenam: Gunakan waktu santai anak

Memanfaatkan waktu santai akan lebih efektif. Karena anak berada dalam keadaan rileks. Dia lebih nyaman untuk berbicara dan bahkan mungkin bisa menerima pesan-pesan yang disampaikan orangtua.

Ketujuh: Bersikap ekspresiflah

Gunakanlah bahasa tubuh dan ekspresi Anda. Silahkan tersenyum, tertawa atau menunjukkan wajah sedih, sesuai dengan apa yang diceritakan anak. Tetapi, tak usah berlebihan. Terutama ketika Anda merasa khawatir. Anda harus pandai mengendalikan diri sendiri. Ingatlah bahwa Anda dituntut untuk berempati, namun tetap harus menjadi sosok orangtua yang bisa diandalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun