Istrinya tersenyum dan mengangguk, lalu menuju ke dapur.
****
Setelah selesai mengaji, Arfi dan anak-anaknya bersiap untuk melakukan kegiatannya masing-masing. Setelah siap, mereka berkumpul di meja makan. Sarapan.
Arfi mencari sambel kecap pesanannya. Di meja tersedia sarapan lengkap. Ada roti dengan selainya. Nasi goreng juga tersedia. Dan untuk teman sambel kecapnya, istrinya menyiapkan daging panggang yang dipotong dadu. Sangat lengkap.
"Terimakasih ya sayang... Pagi tadi ayah mimpi. Ayah masih menjadi anak kecil dan masih ada nenek kalian. Nenek kalian menyuruh ayah sarapan dengan sambel kecap seperti ini hahahaha", cerita Arfi kepada anak-anaknya.
"Trus sekarang ayah kangen ya sama masakan nenek?", Tanya anak perempuan nya.
"Iya tapi waktu itu ayah gamau makan pake sambel kecap ini. Ayah waktu itu terlalu sombong. Padahal ini enak banget kan ya?", Ungkap Arfi.
"Ayah menyesal dan ayah berharap kalian tidak seperti ayah. Karena itu sangat tidak baik. Ayah benar-benar menyesal sekarang. Semoga nenek kakek kalian mendapat tempat terindah di sisi Allah ya nak", jelas Arfi.
Mereka sarapan dengan penuh kehangatan dan keceriaan.
Arfi pun terlarut dalam kebahagiaan itu. Dan terlintas lagi perasaan menyesal ia pernah bicara kasar terhadap ibunya. Sekarang ibunya telah menyusul ayahnya kehadirat Tuhan. 2 tahun setelah ayahnya meninggal dan saat ia menolak makan dengan sambel kecap itu ternyata adalah masa-masa terakhir ia bertemu ibunya. Pulang dari sekolah saat itu, ibunya sedang tertidur di atas sajadah sambil memeluk Al-Qur'an. Tertidur untuk selamanya. Sejak saat itu, Arfi berjuang sendiri untuk sekolahnya, untuk masa depannya. Hingga saat ini ia masih tidak menyangka dengan segala pencapaian nya.
Syukur tak terhingga kepada Allah yang telah mengampuni segala dosanya dan memudahkan segala urusannya. Arfi kini memiliki keluarga bahagia, pekerjaan yang mapan, tempat tinggal yang layak, bahkan memiliki beberapa usaha kecil-kecilan untuk masa tuanya.