Mohon tunggu...
SITI ROBBIATUL ADAWIYAH
SITI ROBBIATUL ADAWIYAH Mohon Tunggu... Lainnya - saya pernah menjadi ketua osis di SMA. dan saya telah berhasil lulus seleksi SNMPTN dan SPANPTKIN.

Saya memiliki hobi membaca novel. saya memiliki kepribadian yang pekerja keras dan tidak mudah putus asa. Saat ini saya merupakan mahasiswa aktif di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Majelis Ta'lim dan Majelis Dzikir dalam Membentuk Generasi Millenial yang Berakhlakul Karimah

29 November 2022   20:36 Diperbarui: 29 November 2022   20:48 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran majelis ta'lim dan majelis dzikir dalam membentuk karakter generasi millennial yang berakhlakul karimah

 

Oleh Siti Robbia'tul A'dawiyah, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta


Manusia sangat membutuhkan ilmu dan Pendidikan guna sebagai bekal didalam kehidupannya. Melalui Pendidikan dan pengajaran, manusia dapat mengembangkan dan memperluas keilmuan nya dan seluruh potensi serta bakat yang ada pada dirinya, sehingga mampu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam kehidupnya. Keilmuan dan jalur Pendidikan dapat mengantarkan kita untuk bisa bersosialisasi, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Dengan begitu manusia dapat menaikan taraf serta pola pikirnya dalam kehidupanya baik dari ekonomi maupun sosialnya. Keilmuan dan Pendidikan tidak hanya menaikan kemuliaan dimata manusia saja tetapi mulia juga di hadapan allah SWT.

Dunia Pendidikan menggambarkan interaksi dari seorang guru dengan murid nya untuk mencapai tujuan Pendidikan yang di lakukan baik dari Lembaga Pendidikan formal maupun Lembaga Pendidikan informal. Metode yang digunakan pada dasarnya adalah semuanya sama, yaitu untuk memberi bimbingan agar murid dapat hidup dengan mandiri sehingga dapat melestarikan dan menjaga moral dan nilai-nilai baik yang berkembang di masyarakat. Dengan melalui Pendidikan yang sudah terprogam dengan intensif dan baik, maka titik optimum usaha dalam Pendidikan akan terwujud. Karena Pendidikan dikatakan berhasil jika ia dapat mengubah tingkah laku dan moral menjadi murid yang bersifat dan menuju arah yang positif.

Belajar bagi orang muslim adalah suatu kewajiban. Allah akan menaikan dan meninggikan derajat seorang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan sesuai dengan firman allah dalam QS. Mujadilah ayat 11 yang artinya; Wahai orang-orang yang beriman! apabila dikatakan kepadamu,: "Berilah kelapangan dalam majelis-majelis," maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjaan.  itu, Rasulullah juga memerintahkan untuk memperdalam ilmu agama "Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan, maka orang itu memperdalam agama Islam" (H.R. Bukhari-Muslim).

Hal tersebut menunjukan bahwa menuntut ilmu dalam islam merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya atau bisa disebut long life education yang sejalan dengan agama islam dan ketetapan allah SWT dan Rasul-nya. Menuntut ilmu tidak hanya dilakukan oleh anak remaja saja melainkan juga orang tua. Dalam menuntut Pendidikan tidak hanya sebatas dengan Lembaga Pendidikan formal saja akan tetapi bisa juga dengan mengikuti Pendidikan yang nonformal karena seperti orang tua juga banyak yang masih ingin menunut ilmu tetapi karena kesibukan nya dalam berkerja maka mereka tidak lagi mudah karena waktu yang tidak memungkinkan. Dalam menyikapi maslah tersebut, tentunya orang tua akan mencari jalan alternatif yaitu mendalami tentang memperdalam ilmu agama. 

Salah satu Pendidikan nonformal yang masih eksis dan banyak dilakukan adalah majelis ta'lim. Majelis ta'lim tidak hanya di khususkan dan diperuntukan kepada orang tua saja tetapi terbuka untuk umum termasuk juga para pemuda yang ingin menimba ilmu.Islam adalah sebuah agama yang berperan sebagai pedoman dan menuntun manusia secara lahiriyah dan bathiniyah agar manusia menjadi orang yang baik, berakhlak dan berbudi luhur. Untuk mencapai tujuan itu maka diperlukan sebuah dinamika metode yang disebut dengan dakwah. Dakwah merupakan suatu seruan atau ajaran yang dilakukan oleh seorang dai kepada mad'u baik melalui lisan, tulisan maupun perbuatan agar melaksanakan apa yang diperintahkan Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Majelis dzikir dan Majelis ta'lim adalah sebuah Lembaga Pendidikan non-formal yang berada di dalam masyarakat, yang dimana tujuan secara universalnya yaitu untuk menjaga kepentingan dan kemaslahatan umat islam Di Indonesia sudah diatur dan disebutkan juga mengenai pendidikan non-formal ini, yang di atur di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, dikatakan bahwa; '' Pendidikan non-formal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layana masyarakat yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap Pendidikan formal dalam rangka mendukung Pendidikan sepanjang hayat.[1] Dan didalam UU sisdiknas Pendidikan non-formal disebut majelis ta'lim.

 

Majelis dzikir dan majelis ta'lim memiliki peran yang sangat penting di dunia Pendidikan maupun didalam masyarakat sediri. Lembaga ini mempunyai peran dalam membangun, membentuk, membina dan menanamkan nilai-nilai keagamaan di dalam masyarakat di indonesia. Faktor yang paling terpenting bagi tujuan majelis dzikir dan ta'lim ini adalah untuk membina membentuk moral atau budi pekerti atau adab yang baik dan mulia (ahklaqul karimah) bagi para remaja.

 

Oleh sebab itu, untuk membentuk dan menumbuhkan ahklaq yang baik pada remaja pada gempuran  di era globalisasi ini, maka kita harus dijalan yang benar dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif. Seperti yang dapat kita lakukan dengan mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara berdzikir untuk mengingat Allah, bersholawat kepada Nabi SAW, dan mekakukan ibadah-ibadah lainya. Dengan itu kita  dapat mencegah diri kita untuk mendekati hal-hal yang negative dan terjerumus pada tindak kejahatan dan kemaksiatan.

 

Selain berdzikir dan bersholawat yang bersifat individu atau bisa dibilang kegiatan yang didasari antara kita dengan Allah SWT, ada kegiatan lain yang bisa kita lakukan untuk memperkokoh iman kita dan menguatkan diri kita dengan cara kita menimba ilmu di dalam majelis ta'lim ataupun majelis dzikir yang ada dilingkungan kita. Dengan begitu, kita khususnya para remaja dapat memperoleh dan mendapatkan ilmu keagamaan yang kuat dan kokoh sebagai benteng kita dalam menjalani hidup. Tidak hanya itu kita juga akan dibimbing dan dilatih serta diajarkan supaya terbentuk didalam diri kita adab,moral ahklaq dan perilaku yang baik dan terpuji.

 

 Dan itu semua adalah bekal kita sebagai generasi milenial dalam melewati masalah-masalah, gangguan-gangguan yang menggoyahkan iman kita untuk bertindak tidak baik dan merugikan orang lain baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Maka kita harus mempersiapkannya dengan mencari bekal ilmu sebanyak mungkin baik dari Pendidikan formal maupun non-formal untuk diri kita di masa yang akan datang.

  • pengertian Majelis Dzikir dan Sholawat
  • pengertian majelis dzikir

Majelis menurut Bahasa adalah tempat duduk sedangkan menurut istilah majelis adalah suatu  Lembaga suatu Pendidikan nonformal yang diselenggarakan dan diadakan masyarakat dan dibimbing oleh ulama atau kyai ataupun habib, yang mempunyai tujuan untuk membimbing, membina dan mengajarkan masyarakat tentang hubungan seorang mahluk kepada Allah SWT, dan anatar manusia dengan sesame manusia yang bertujuan agar manusia bisa saling membina satu sama lain menjadi seseorang yang lebih bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT.

Majelis merupakan sebuah Lembaga Pendidikan nonformal yang memiliki kurikulum tersendiri, dan mempunyai banyak sekali pengikut atau jamaah serta di adakan secara berkala dan teratur. Sehingga dengan demikian majelis-majelis yang diadakan dan didalamnya membahas  soal agama maka bisa disebut dengan majelis dzikir.

Menurut Riski Joko Sukmono, Aktivitas dzikir yang dilakukan secara bersama-sama dalam pengajian agama Islam disebut dengan Majelis Dzikir.[1] Jadi majelis dzikir adalah tempat atau kumpulan orang yang didalamnya mempunyuai maksud dan tujuan untuk mengingat Allah SWT, mensucikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  • Pengertian sholawat

Shalawat adalah sebuah pujian dalam bentuk rasa yang ditujukan kepada nabi SAW. Banyak yang berpendapat bahwa shalawat kepada nabi adalah suatu ibadah dalam kita mendekatkan diri kepada allah SWT, yang dalam hal tersebut sama seperti hal nya kita bedzikir kepada allah. Shalawat pada dasarnya adalah sebuah permohonan kita agar mendapat keberkahan dan juga memberikan rasa cinta dan penghormatan kepada baginda Rasulullah SAW. Dalam pembacaan nya tidak luput dari pandangan kita kepada peranan nabi sebagai wasilah dan syafaat bagi umat-umatnya. Sholawat berawal atau berasal dari kata shalat yang bentuk jama'nya adalah shalawat yang berarti doa untuk mengingat allah secara terus menerus[2] dan juga sebagai bentuk rasa kita dalam mengagungkan nabi Muhammad SAW yang bertujuan me ndekatkan diri kepada allah SWT, agar mendapat rahmat darinya. 

 

            Di negara Indonesia, tradisi pembacaan sholawat yang di gelar atau bisa disebut dengan sebuah majelis sholawat adalah bukan hal yang baru, terlebih lagi dikalangan organisasi nahdhotul ulama (NU). Acara tersebut banyak di gelar atau dilakukan biasanya di acara maulid nabi Muhammad SAW. Tapi didalam perkembanganya acara seperti itu sering dilakukan dalam acara seperti tasyakuran,sunatan,perkawinan dll , dalam bentuk kegembiraan dan mencari keberkahan dari nabi SAW. Shalawat juga memiliki landasan yang kuat sebagimana yang ada didalam firman Allah SWT yang berbunyi:

 

Artinya:

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi (Muhammad SAW). Wahai orang-orang yang beriman Bersholawatlah kamu untuk Nabi (Muhammad SAW). dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya (Q.S Al-Ahzab [33]:56.)[3]

 

Bisa kita pahami sungguh betapa mulianya Nabi Muhammad SAW, sehingga Allah Swt dan para malaikat-malaikat-nya juga bershalawat kepada baginda nabi Muhammad SAW. Dari ayaat diatas menunjukan betapa istimewa-nya nabi Muhammad SAW, yang karenanya kita sebagai kaum yang beriman juga diwajibkan atas-nya untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan itu semua adalah sebagai rasa syukur kita kepada allah karena utusanya sebagai pencerah bagi seluruh manusia dan rahmat bagi alam. Sebagaimana telah diterangkan didalam firmsn Allah SWT, bahwa nabi SAW diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam yaitu pada firman Allah dalam QS. Al-Anbiya ayat 107, yang berbunyi:

Artinya:

 '' Dan Tiadalah kami mengutus engkau (nuhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam''. (Q.S Al-Anbiya:107).

 

  • Tujuan,fungsi dan peran Majelis Dzikir dan Sholawat

 

Membahas tentang tujuan dari majelis dzikir yaitu dapat kita lihat secara umum atau garis besarnya yaitu membangun rasa cinta kepada nabi SAW dan Allah Swt, dan untuk kita agar lebih dekat dengan Allah swt. Tuty Alawiyah mengemukakan dalam pendapatnya tentang tujuan Majelis dalam bukunya "Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Ta'lim" yaitu:

 

1) Berfungsi sebagai tempat belajar maka tujuan Majelis adalah menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengalaman ajaran agama.

2)  Berfungsi sebagai tempat kontak sosial maka tujuannya silaturrahmi.

3) Berfungsi mewujudkan minat sosial maka tujuannya meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya.

Sedangkan telah dipaparkan juga menurut Ensiklopedi islam, bahwa majelis taklim adalah :

 1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran beragama dikalangan masyarakat khususnya

 bagi jamaah.

 2) Meningkatkan amal ibadah masyarakat.

 3) Mempererat silaturahmi antar jamaah.

 4) Membina kader dikalangan umat islam.

 

Melihat kedua pendapat tersebut dapat kita simpulkana bahwa tujuan majelis ta'lim dalam masyarakat yaitu sebagai tempat belajar, menimba ilmu, menuntut ilmu, mepererat tali persaudaraan, mententramkan satu sama lain, mensejahterakan umat, dan juga mampu merubah pola pikir masyarakat didalam kehidupanya dan itu juga adalah landasan utama islam untuk memperkokoh agama dan iman manusia.

Pendapat yang dikemukakan oleh M. Arifin didalam kapita selecta Pendidikan islam, beliau berpendapat bahwa tujuan daripada majelis taklim yaitu untuk mengkokohkan landasan hidup manusia Indonesia pada khususnya dibidang mental spiritual keberagamaan islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya secara intregal, lahiriyah, dan batiniyah, duniawiyah, dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntunan ajaran agama islam yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam bidang kegiatan.[1] Secara umum juga dapat kita lihat majelis dzikir atau ta'lim dan shalawat menjadi sarana dakwah dan tabligh yang mempunyai peran aktif dalam pembimbingan dan pembinaan serta peningkatan kualitas hidup umat islam yang sesuai dengan ajaran agama islam. Majelis dzikir dan ta'lim juga berperan untuk memberi pemahaman agar kita menyadari untuk mengamalkan ajaran agama islam yang kontekstual di lingkungan sosial budaya dan alam sekitar dan menjadikan seluruh umat islam sebagai ummat yang berada di jalan Allah SWT. 

 

  • Pengertian ahklaq

 Pengertian ahklaq dari segi bahsa yaitu berasal dari bahsa arab yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, yang sesuai dengan Wazan Stulasi Mazid af'ala, yuf'ilu,if'alan, yang berarti  al-sajiyyah (perangai), al-thabi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-'adat (kebiasaan, kelaziman), al-muru'ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama). Kata dari ''ahklaq'' berasal dari bahsa arab yang berarti tingkah laku, budi pekerti, moral, atau tabiat. [3]Menurut Imam Al-ghazali, lafadz khuluq dan khalqu merupakan dua sifat yang dipakai dapat dipakai Bersama. Jika menggunakan kata khalqu maka yang dimaksud adalah bentuk lahir, sedangkan jika menggunakan kata khuluq maka yang dimaksud adalah batin. Oleh karenanya manusia tersusun dari jasad yang dapat disadari adanya kasat mata (bashar), dan ruh dan nafs yang dapat disadari adanya dengan penglihatan mata hati (bashirah), sehingga kekuatan nafs yang adanya disadari dengan bashirah lebih besar daripada jasad yang adanya disadari dengan bashar. Akan hal ini Imam Al-Ghazali mengutip firman Allah SWT yang terdapat didalam Al-Quran surat Al-Shaad ayat 71-72.[4] Para ahli Bahasa mengartikan atau mendefenisikan kata ahklaq dengan istilah watak, tabiat, kebiasaan, perangai, dan aturan.[5] Dan para ahli lain yaitu ahli ilmu ahklaq berpendapat bahwa ahklaq adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan seseorang dengan mudah, dengan demikian, jika perbuatan, sikap, dan pemikiran seorang itu baik, maka niscaya jiwanya juga akan baik.[6] Ahli pakar ilmu akhlak yang berpendapat tentang pengertian akhlaq antara lain yaitu :

 

Imam al-Ghazali mendefinisikan sebgai berikut :

 

 ''Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan Tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran ataupun pertimbangan''.[7]

 

Al-Qurthubi mengatakan :

 " perbuatan yang bersumber dari diri manusia yang selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlak, karena perbuatan tersebut bersumber darin kejadiannya.[8]

 

Dari pendapat-pendapat di atas dapat kita pahami bahwa pada dasarnya, maksud atau arti dari akhlaq yaitu untuk mengajarkan seseorang bagaimana ia seharusnya berperilaku dan berhubungan denga Allah SWT, dan sekaligus berhubungan dengan sesame manusia dengan menggunakan moral atau adab yang baik dan benar.

 

  • Fungsi  dan tujuan akhlak

 

Secara garis besar dan umumnya fungsi dan tujuan dari akhlak adalah tercapainya kebagusan atau kebaikan moral diri seseorang baik untuk dirinya maupun orang lain. Didalam diri seseorang pasti mempunyai sifat perilaku yang berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang buruk. Maka kita harus membiasakan membentuk dan berperilaku yang terpuji sedari kecil, guna perilaku dan bentuk moral atau akhlak kita menjadi akhlak yang bagus dan karimah. Menurut imam AL-Ghazali akhlak bersumber dari 4 hal yaitu:

 

  • Kebaikan jiwa (al-nafs). Ini berasal dari ilmu, kebijaksanaan, kesucian diri. Dan keadilan.

 

  • Kebaikan dan kekuatan badan (jasmaniah). Bisa diperoleh melalui sehat, kuat, tampan, dan Panjang usia.

 

  • Kebaikan yang datang dari luar (al-kharijah). Berasal dari harta, keluarga, pangkat, nama baik/kehormatan.

 

  • Kebaikan bimbingan (taufiq-hidayah). Ini diperoleh dengan; petunjuk, bimbingan, pelurusan, penguatan dari allah.[9]

 

 Dengan begitu dapat kita ketahui bahwa tujuan akhlak adalah tercapainya moral atau adab yang terpuji atau baik sehingga manusia akan mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dan manfaat nya yaitu untuk menjadi pedoman kita atau petunjuk kita dalam melakukan suatu hal atau Tindakan, supaya kita selalu dijalan yang benar dan mendapatkan ridhonya Allah SWT, dengan begitu kita akan disenangi banyak orang, hidup Bahagia dan dicintai Allah SWT didalam kehidupan di dunia dan akhirat.

Di zaman saat ini yang serba canggih dan dan modern banyak sekali anak muda yang terpengaruh oleh budaya dan perilaku yang ada di media sosial. Di era ini banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan seperti mudah dalam melakukan sesuatu mencari sesuatu informasi dan ilmu dan hiburan diri. akan tetapi, banyak juga dampak negative bagi kita jikalau kita tidak dapat membedakan nya dan ikut-iktan saja  Seperti contoh; kita jadi bersifat egois karna kita keasyikan dengan media sosial sehingga kita tidak mau memerhatikan lingkungan sosial atau berinteraksi sekalipun, mendapat hal-hal atau sifat-sifat negative seperti kata-kata toxic yang itu adalah kata yang tak terpuji, sering melawan orang tua, melalaikan sholat dan mengingat Allah dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, untuk mencegah itu semua kita harus memiliki pondasi yang kuat didalam iman,adab atau akhlak dan ibadah. Peran majelis dzikir atau ta'lim dan shalawat adalah untuk menjaga itu semua di era globalisasi ini atau perkembangan zaman ini. Dengan kita mengikuti majelis-majelis ini kita akan dapat mengontrol dan membatasi akan bersikap kepada pengaruh negative globalisasi dan kita akan mendapat ilmu-ilmu dan wawasan untuk kita dalam membentuk pondasi yang kuat didalam keimanan kita, ibadah kita, kecintaan kita kepada rasul dan Allah SWT. Sehingga kita semua terhindar dari dampak negative yang di timbulkan pada era globalisasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun