Mohon tunggu...
Siti RizkikaAulia
Siti RizkikaAulia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa

healthy lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ancaman Obesitas di Indonesia

29 Desember 2019   12:04 Diperbarui: 30 Desember 2019   08:48 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi obesitas. (sumber: tinkstockphotos via kompas.com)

Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kini masyarakat di seluruh dunia dapat menikmati berbagai macam fasilitas dunia nyata maupun maya secara mudah. 

Kini, di Indonesia pun banyak sekali fasilitas-fasilitas yang telah memanfaatkan teknologi canggih di dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini tentunya membuat masyarakat lebih mudah dalam menjalani aktivitas di kehidupannya.

Salah satu contoh pemanfaatan teknologi saat ini adalah dengan adanya ojek online. Perlu diketahui bahwa ojek online ini semakin diminati oleh masyarakat, selain bisa memesan ojek melalui aplikasi yang ada di smartphone, kini berbagai macam fitur telah ada di aplikasi ojek online, salah satunya adalah pemesanan makanan dengan cara online.

Diadakannya fitur ini tentunya memudahkan masyarakat Indonesia, khususnya bagi beberapa orang dengan aktivitas yang padat sehingga memesan makanan secara online menjadi salah satu upaya yang efektif demi mengefisienkan waktu.

Tentunya, dengan teknologi yang semakin canggih, masyarakat Indonesia cenderung memiliki perilaku dan pola hidup yang kurang baik. Kini, mayoritas masyarakat jarang melakukan aktivitas fisik secara rutin karena banyaknya kegiatan lain yang harus dilakukan sehingga mereka cenderung tidak memiliki waktu luang untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin. 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pola makan masyarakat di Indonesia saat ini yang cenderung tidak terkendali, maksudnya adalah mereka cenderung tidak memerhatikan apakah makanan yang dimakan sudah memenuhi pedoman gizi seimbang atau tidak.

Berbagai faktor di atas tentunya bisa menyebabkan kecederungan seseorang menjadi obesitas. Sebab, pola hidup tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar lemak di dalam tubuh dan semakin lama semakin menumpuk. Hal inilah yang bisa menyebabkan masyarakat Indonesia terkena obesitas di zaman yang semakin canggih ini.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000, yang dimaksud dengan obesitas adalah keadaan yang terjadi pada tubuh yang diakibatkan karena adanya penumpukan lemak berlebih akibat tidak seimbangnya asupan energi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan dalam jangka waktu yang lama. 

Efeknya, kadar lemak yang ada di dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan secara optimal sehingga terjadinya penumpukan lemak berlebih yang akan menyebabkan obesitas. 

Hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena obesitas bisa menjadi masalah kesehatan yang berbahaya apabila terjadi pada seseorang dalam jangka waktu yang cukup lama.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas (2018), sebanyak 29,8% penduduk di Jakarta mengalami obesitas, sedangkan pada daerah lainnya seperti Jawa Barat, 23% penduduk mengalami obesitas. 

Adapun beberapa daerah lain dengan prevalensi obesitas di atas 25% yaitu: Sumatera Utara (25,8%), Kalimantan Timur (28,7%), Kepulauan Riau (26,2%), Kalimantan Utara (26,1%), Sulawesi Utara (30,2%), dan Papua Barat (26,4%). 

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagi pemerintah untuk bisa menekan angka obesitas di setiap daerah di Indonesia.

Seseorang dikatakan obesitas tingkat ringan apabila memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) sebesar 25,1-27,0. Apabila IMT seseorang telah melebihi 27,0 maka dikategorikan sebagai penderita obesitas berat. Cara perhitungan IMT pada orang dewasa adalah dengan rumus Berat Badan (BB) dalam kilogram (kg) dibagi dengan Tinggi Badan (TB) kuadrat dalam satuan meter, atau bila dipersingkat menjadi, IMT= BB (kg)/ TB2 (m) (Kemenkes, 2019).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau bahwa masyarakat perlu mengurangi perilaku sedentari. Perilaku sedentari adalah suatu kegiatan yang dilakukan diluar waktu tidur, dengan karakteristik pengeluaran kalori tubuh sangat sedikit, yaitu kurang dari 1,5 METS (Kemenkes, 2019). 

Contoh dari perilaku sedentari ini dapat berupa duduk dalam jangka waktu yang cukup lama, tentunya hal ini banyak sekali dilakukan oleh masyarakat Indonesia, seperti anak sekolah, mahasiswa, bahkan pegawai kantor. Hal inilah yang dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya obesitas di Indonesia.

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga dapat memicu terjadinya obesitas. Semakin banyak orang yang memiliki segudang aktivitas yang cenderung padat, semakin susah pula orang tersebut meluangkan waktunya untuk melakukan aktivitas fisik secara rutin. 

Hal ini menjadi salah satu penyebab semakin banyaknya prevalensi obesitas di Indonesia. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan agar mencegah terjadinya obesitas adalah dengan berolahraga. 

Olahraga menjadi salah satu kegiatan yang paling efektif untuk mencegah terjadinya obesitas, sebab olahraga merupakan salah satu cara untuk membakar kalori yang paling efisien.

Selain itu, kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah dengan naik turun tangga, melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci, atau bahkan berjalan dan bersepeda menuju tempat yang akan dituju. 

Hal-hal kecil inilah yang sering diabaikan oleh masyarakat, padahal dari hal tersebutlah seseorang dapat mencegah dirinya terkena obesitas. Oleh karena itu, pemerintah sedang gencar-gencarnya melakukan kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat Indonesia agar lebih peduli lagi terhadap kesehatan pribadi, dengan mengurangi hal-hal yang bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit.

Adapun hal lain yang dapat menyebabkan seseorang terkena obesitas, yakni melakukan pola makan tidak sehat. Di zaman yang semakin canggih ini, tentunya masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan berbagai macam makanan tanpa harus pergi keluar rumah, salah satunya adalah dengan cara memesan makanan melalui ojek online. 

Semakin maraknya aplikasi tersebut, maka semakin banyak pula masyarakat yang tertarik untuk mencoba memesan makanan dengan cara online, hal ini lama-lama akan membuat masyarakat menjadi terbiasa dengan perilaku tersebut.

Salah satu cara menerapkan pola makan sehat adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi setiap hari. Kebutuhan akan karbohidrat, lemak, protein, dan serat harus terpenuhi, dan asupan karbohidrat serta lemak tidak boleh berlebihan, hal ini dikhawatirkan dapat memicu obesitas. 

Makanan yang perlu dihindari agar seseorang tidak mengalami obesitas adalah jangan memakan makanan instan secara berlebih dalam jangka waktu yang cukup lama, hal ini tentunya yang perlu dihindari adalah junkfood dan fastfood. 

Maraknya kedai-kedai yang menjual junkfood saat ini sudah semakin menjamur dimana-mana, dan sangat diminati oleh masyarakat, terutama remaja. Padahal, remaja membutuhkan asupan makanan yang bergizi dalam jumlah yang banyak agar pertumbuhannya dapat berjalan dengan baik. 

Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran pribadi agar masyarakat lebih peduli lagi mengenai kesehatannya masing-masing.

Permasalahan obesitas ini tidak dapat diabaikan begitu saja, namun harus diperhatikan agar derajat kesehatan masyarakat di Indonesia tetap baik. Masyarakat Indonesia perlu mengetahui bagaimana dampak obesitas terhadap tubuh agar bisa mengontrol diri mereka untuk melakukan hal-hal yang terkait tentang pencegahan obesitas. 

Dampak dari obesitas antara lain dapat berisiko mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus, hipertensi, adanya batu empedu, sumbatan nafas ketika sedang tidur, meningkatkan penyakit kanker, asam urat, dan menurunkan tingkat kesuburan reproduksi (Direktorat Jenderal P2PTM, 2019).

Selain dapat mengakibatkan banyak penyakit berbahaya, dampak obesitas juga dapat ditinjau dari segi sosial. Seseorang yang mengalami obesitas cenderung susah untuk melakukan kegiatan tertentu, hal ini disebabkan gerakan tubuhnya akan melambat karena berat badannya terus bertambah, tentunya ini akan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja pada seseorang. 

Selain iu, seseorang yang mengalami obesitas juga cenderung tidak percaya diri terhadap penampilannya, dan mereka berpikir bahwa obesitas ini menyebabkan penampilannya menjadi tidak menarik untuk dilihat orang lain (Direktorat Jenderal P2PTM, 2019).

Berdasarkan beberapa penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa obesitas merupakan hal yang berbahaya bagi kesehatan tubuh dan sosial yang dialami oleh penderita. Oleh karena itu, masyarakat perlu mengerti bahwa langkah pencegahan obesitas sangat penting dilakukan dibandingkan apabila sudah terkena obesitas. 

Hal ini dikarenakan apabila seseorang sudah terkena obesitas, mereka cenderung susah untuk menurunkan berat badannya, dan terkadang harus membutuhkan bantuan tenaga medis agar berat badannya bisa kembali ideal. 

Maka dari itu, mari tingkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mencegah berbagai macam faktor risiko obesitas, dan menerapkan pola makan yang baik di dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun