Siti Rachmawati / Purwanti., S.Pd., MM / Akuntansi Manajemen / Universitas Pelita Bangsa
Pengertian Analisis Keputusan Investasi
Capital budgeting atau penganggaran modal adalah proses perencanaan yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan dan mengevaluasi investasi jangka panjang yang akan dilakukan. Proses ini sangat penting karena keputusan investasi yang diambil dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan keuangan dan keberlanjutan perusahaan di masa depan. Keputusan investasi yang buruk dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, bahkan bisa mengarah pada kebangkrutan.
Metode Analisis Keputusan Investasi
Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam capital budgeting untuk mengevaluasi kelayakan investasi. Di antara metode tersebut, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period adalah yang paling sering diterapkan. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh manajer keuangan dalam proses pengambilan keputusan.
Metode Net Present Value ( NPV )
Merupakan salah satu teknik yang paling populer dalam capital budgeting. NPV menghitung selisih antara nilai kas yang diharapkan dari investasi di masa depan dengan biaya awal investasi tersebut, semua dihitung dalam nilai sekarang. Jika NPV positif, investasi tersebut dianggap layak dan sebaliknya jika NPV negatif. Perusahaan yang menggunakan NPV dalam analisis investasi cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan pendekatan lainnya.
Rumus :
Net present value = Arus kas / (1 + i)^t – investasi awal
Keterangan:
i = tingkat pengembalian atau diskonto yang diminta
t = jumlah periode waktu.
Kriteria kelayakan suatu investasi :
NPV > 0 atau positif : investasi layak dan diterima
NPV ≤ 0 atau negatif : investasi tidak layak dan ditolak
Metode Internal Rate of Return ( IRR )
IRR adalah metode yang juga banyak digunakan untuk mengevaluasi investasi. IRR adalah tingkat diskonto di mana NPV dari investasi sama dengan nol. IRR memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu investasi. Namun, metode ini memiliki kelemahan, terutama ketika dibandingkan dengan proyek yang memiliki skala investasi yang berbeda atau ketika arus kas bersifat tidak konvensional.
Rumus :
NPV rk
IRR = rk + ------------------------- x (rb – rk)
PV rk – PV rb
Dimana :
IRR = internal rate of return
Rk = tingkat bunga terendah
Rb = tingkat bunga tertinggi
NPV rk = NPV pada tingkat bunga terendah
PV rk = PV of proceed pada tingkat bunga terendah
PV rb = PV of proceed pada tingkat bunga tertinggi
Metode Payback Period ( PP )
Mengukur waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan biaya awal investasi. Meskipun metode ini sederhana dan mudah dipahami, Payback Period tidak mempertimbangkan nilai waktu dari uang dan arus kas yang terjadi setelah periode pengembalian. Oleh karena itu, banyak perusahaan lebih memilih untuk menggunakan NPV dan IRR dalam analisis investasi mereka.
Rumus :
Capital Outlays
PP = ------------------------- x 1 tahun
Proceeds
Kriteria :
apabila payback period lebih pendek dibanding jangka waktu kredit (apabila dananya berasal dari pinjaman) yang diisyaratkan oleh investor atau pihak bank, maka investasi diterima.
Risiko dalam Capital Budgeting
Setiap keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan tentu memiliki risiko. Risiko ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti perubahan kondisi pasar, risiko proyek, dan risiko keuangan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan analisis risiko dalam proses capital budgeting untuk meminimalkan potensi kerugian yang mungkin terjadi.
Salah satu risiko utama dalam capital budgeting adalah risiko pasar, yang mencakup fluktuasi harga dan permintaan produk. Menurut studi oleh Sharpe dan Walter (2020), perubahan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi permintaan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di sektor energi terbarukan menghadapi risiko regulasi dan perubahan nilai pasar yang dapat mempengaruhi kelayakan investasi mereka.
Risiko proyek adalah jenis risiko yang terkait langsung dengan pelaksanaan proyek investasi. Misalnya, keterlambatan dalam penyelesaian proyek, biaya yang lebih tinggi dari anggaran, atau perubahan dalam spesifikasi proyek dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan. Manajemen proyek yang buruk dapat menyebabkan proyek gagal dan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan analisis risiko secara menyeluruh sebelum melaksanakan suatu proyek.
Risiko keuangan juga menjadi pertimbangan penting dalam capital budgeting. Perusahaan yang memiliki utang tinggi mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban finansial mereka jika investasi tidak menghasilkan hasil yang diharapkan. Sebuah laporan oleh Moody's Investor Service (2021) menunjukkan bahwa perusahaan dengan rasio utang yang tinggi lebih rentan terhadap fluktuasi pasar dan risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan struktur modal mereka saat membuat keputusan investasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H