Mohon tunggu...
Siti Pitrianti
Siti Pitrianti Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Bidang yang ditekuni pendidikan dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ditjen Diktiristek: BerAKHLAK Harus dari Hati

11 September 2022   18:45 Diperbarui: 11 September 2022   18:52 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ditjen Diktiristek: BerAKHLAK Harus dari Hati

Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dinyatakan bahwa negara bertujuan untuk “…memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. 

Hal tersebut selaras dengan visi misi presiden tahun 2045 Indonesia menjadi negara maju. Adapun visi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) adalah mendukung Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong melalui terciptanya pelajar Pancasila yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Berbagai langkah dilakukan oleh Kemendikbudristek untuk mewujudkan visi tersebut. Pemerintah terus mendorong terciptanya pemerintahan yang dinamis melalui percepatan reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi dilakukan sebagai ikhtiar untuk membuat birokrasi lebih adaptif, cepat dalam proses pelayanan, dan pengambilan keputusan. 

Setiap ASN harus mempunyai orientasi yang sama, yaitu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dan mengimplentasikan nilai dasar ASN dalam menjalankan tugas sehari-hari sehingga menjadi ASN yang merupakan bagian dari world class government di masa datang. 

Dalam Presidensi G20 yang digelar Februari 2022 lalu, Nadiem Makarim, Menteri Kemendikbudristek, menyebutkan bahwa ada empat tujuan prioritas dari Education Working Group, yaitu pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta dunia kerja pasca-Covid19.

Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan core values BerAKHLAK dan Employer Branding ASN pada tahun 2021. Core Values ASN meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang disingkat BerAKHLAK. Sedangkan Employer Branding ASN adalah Bangga Melayani bangsa. 

ASN di pusat maupun di daerah dan dalam berbagai jabatan hendaknya memiliki nilai dasar yang sama, yaitu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat, bukan lagi seperti di era kolonial karena selalu minta dilayani. 

Setiap anak bangsa dapat melayani bangsa Indonesia sesuai dengan perannya dalam masyarakat, dengan melaksanakan peran tersebut secara baik. Kesadaran bela negara dalam melayani bangsa ini tentunya perlu dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia.

Selaras dengan core values BerAkhlak, berbagai transformasi sudah dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) yang merupakan salah satu unit utama di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk mewujudkan semangat berorientasi pelayanan, Ditjen Diktiristek memanfaatkan sistem layanan yang berbasis daring misalnya, penyetaraan ijazah luar negeri. 

Hal ini memudahkan setiap lulusan tidak perlu membawa dokumen ijazahnya secara fisik ke kantor, tetapi dapat langsung mengunggahnya melalui aplikasi. Selain itu, layanan daring ini juga dimanfaatkan saat ingin mengecek data mahasiswa di PDDikti dan Sistem Pelacakan Secara Mandiri Penilaian Angka Kredit bagi dosen. Jika ada hal yang ingin ditanyakan, bisa melalui call center ataupun kanal medsos lainnya. 

Sebagai wujud optimalisasi sistem pelayanan publik, Ditjen Diktiristek masuk ke dalam 10 besar instansi pengelola pengaduan pelayanan publik tahun 2018 untuk manajemen Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N), Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!).

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, bebas korupsi, dan nepotisme, sebagai perwujudan nilai akuntabel, Ditjen Diktiristek melakukan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang merupakan langkah akselerasi guna mencapai sasaran reformasi birokrasi. Selain itu, adanya mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi di perguruan tinggi juga diharapkan menjadi penguatan bagi mahasiswa untuk membangun budaya integritas.

Ditjen Diktiristek juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini sesuai dengan nilai kompeten yang terus berusaha mengembangkan diri dan menghasilkan karya dengan kualitas terbaik. Para dosen didorong untuk melanjutkan pendidikan doktoral dengan memberikan beasiswa khusus untuk dosen. Dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi pun, para dosen diminta untuk menghasilkan output dengan kualitas terbaik, sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembangunan Indonesia. Mendapatkan sertifikasi dosen bukan hanya penghargaan semata, tetapi menjadi sebuah amanah sebagai pendidik profesional. Kemampuan dosen dalam melaksanakan terobosan yang inovatif dalam penelitian dan pengabdian dengan melibatkan mahasiswa dapat menjawab tantangan masa kini dan masa depan.

Adanya ruang aspirasi dengan berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, mencerminkan Ditjen Diktiristek harmonis yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama sehingga tercipta iklim pembangunan pendidikan yang damai dan positif. Di ruang aspirasi tersebut, pihak yang berkepentingan dapat memberikan masukan, saran, dan rekomendasi terhadap program maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh Ditjen Diktiristek. Tentunya, para pimpinan akan sangat menghargai berbagai masuka tersebut demi terlaksananya kualitas SDM Indonesia yang lebih baik. Saat bekerja pun, ASN Kemendiksbudristek tidak membeda-bedakan latar belakang, suku, ras, maupun agama.

Nilai dasar loyal mencerminkan kesetiaan dan menjunjung nasionalisme terhadap NKRI. Agar rasa nasionalisme mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa mengakar kuat pada dirinya. 

Ditjen Dikristek mencanangkan adanya mata kuliah Pancasila pada kurikulum pendidikan tinggi dan wajib diikuti oleh mahasiswa semua jurusan di seluruh perguruan tinggi negeri ataupun swasta di Indonesia dengan tujuan (1) memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (2) mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam pemikiran, sikap, dan tindakan. 

Dengan kuatnya rasa nasionalisme mahasiswa sejak di bangku perkuliahan, diharapkan saat mereka bekerja dan berperan di lingkungan Pancasila menjadi landasan dalam berperilaku dan bermasyarakat.

Adaptif, yaitu menyesuaikan diri menghadapi perubahan dan terus berinovasi. Di era disrupsi teknologi saat ini, kompetensi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa sangat diperlukan demi menunjang pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital. 

Digitalisasi akan mempermudah proses belajar mengajar mahasiswa karena para mahasiswa dapat mengakses bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan. dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan industri 5.0. Bahan ajar, media pembelajaran, dan model pembelajaran tentu harus disesuaikan dengan keadaan serba digital ini. 

Untuk mewujudkan penerapan teknologi digital dalam pendidikan tentunya diperlukan sinergitas dari berbagai pihak, termasuk di dalamnya dosen ASN di lingkungan Ditjen Diktiristek.

Nilai dasar terakhir, yaitu kolaboratif. Ditjen Dikristek menggagas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang merupakan salah satu terobosan baru untuk masa depan lulusan perguruan tinggi. 

Perguruan tinggi harus mampu menyiapkan SDM unggul, kreatif, produktif dan berakhlak mulia. Dirjen Diktiristek menegaskan bahwa setiap perguruan tinggi harus memastikan mempunyai tiga hal yang penting yaitu kualitas, relevansi, dan atraktif. Jika tidak menjaga kualitas maka kepercayaan masyarakat terhadap perguruan tinggi akan luntur dan akan ditinggalkan, perguruan tinggi agar berkualitas yaitu tata kelolanya harus profesional. Dalam hal relevansi, penyelenggaraan pendidikan tinggi perlu disesuaikan dengan kebutuhan di masyarakat. 

Relevansi pendidikan tinggi sangat penting agar perguruan tinggi tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Relevansi artinya kampus merdeka, kita dapat membawa profesional, pelaku dunia usaha, petani-petani modern, ataupun pelaku lainnya ke dalam kelas sesuai kebutuhan, sehingga kelas menjadi problem based learning dan project best learning. Sedangkan terkait kampus atraktif, saat ini yang diharapkan mahasiswa adalah ruang diskusi, interaksi, membangun ruang dialektikal, berinteraksi antar mahasiswa dan dosen, menjadikan kampus yang dinamis.

Core values Ber-AKHLAK tidak bisa dilihat, tapi yang bisa dilihat adalah perilaku. Perilaku yang menentukan apakah seseorang punya core values itu atau tidak. Artinya, core values ini bukan hanya dipahami, tetapi mampu diimplementasikan oleh ASN baik dalam konteks bekerja ataupun beraktivitas sehari-hari. ASN juga harus mampu menyeimbangkan tuntutan dan profesionalitas organisasi dengan terus meningkatkan kinerja secara konsisten, selalu belajar untuk meningkatkan kapasitas, serta menyesuaikan perilaku dengan core values BerAKHLAK.

Referensi:

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2020). Renstra Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2020-2024. Diakses dari http://dikti.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2021/08/Renstra-Dikti-2020-2024.pdf pada 11 September 2022.

Ditjen Diktiristek. (2021). Tayangan video “Diktiristek #SIGAPMelayani. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=NsxRSCae0xc&t=579s
pada 11 September 2022.

Hendayana, Y. (2021). Tiga hal penting bagi perguruan tinggi: kualitas, relevansi, dan atraktivitas. Diakses dari

https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/plt-dirjen-diktiristek-tiga-hal-penting-bagi-perguruan-tinggi-kualitas-relevansi-dan-atraktivitas/
pada 11 September 2022.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Diakses dari https://dikti.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2020/10/RENSTRA-KEMENDIKBUD-full-version.pdf
pada 11 September 2022.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). G20, Kemendikbudristek Perjuangkan Empat Agenda Prioritas Pendidikan. Diakses dari

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/02/g20-kemendikbudristek-perjuangkan-empat-agenda-prioritas-pendidikan pada 11 September 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun