Mohon tunggu...
Siti Pitrianti
Siti Pitrianti Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Bidang yang ditekuni pendidikan dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ditjen Diktiristek: BerAKHLAK Harus dari Hati

11 September 2022   18:45 Diperbarui: 11 September 2022   18:52 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai wujud optimalisasi sistem pelayanan publik, Ditjen Diktiristek masuk ke dalam 10 besar instansi pengelola pengaduan pelayanan publik tahun 2018 untuk manajemen Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N), Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!).

Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, bebas korupsi, dan nepotisme, sebagai perwujudan nilai akuntabel, Ditjen Diktiristek melakukan Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/ Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang merupakan langkah akselerasi guna mencapai sasaran reformasi birokrasi. Selain itu, adanya mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi di perguruan tinggi juga diharapkan menjadi penguatan bagi mahasiswa untuk membangun budaya integritas.

Ditjen Diktiristek juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini sesuai dengan nilai kompeten yang terus berusaha mengembangkan diri dan menghasilkan karya dengan kualitas terbaik. Para dosen didorong untuk melanjutkan pendidikan doktoral dengan memberikan beasiswa khusus untuk dosen. Dalam melaksanakan tridarma perguruan tinggi pun, para dosen diminta untuk menghasilkan output dengan kualitas terbaik, sehingga dapat dimanfaatkan bagi pembangunan Indonesia. Mendapatkan sertifikasi dosen bukan hanya penghargaan semata, tetapi menjadi sebuah amanah sebagai pendidik profesional. Kemampuan dosen dalam melaksanakan terobosan yang inovatif dalam penelitian dan pengabdian dengan melibatkan mahasiswa dapat menjawab tantangan masa kini dan masa depan.

Adanya ruang aspirasi dengan berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, mencerminkan Ditjen Diktiristek harmonis yaitu menjaga hubungan baik dengan sesama sehingga tercipta iklim pembangunan pendidikan yang damai dan positif. Di ruang aspirasi tersebut, pihak yang berkepentingan dapat memberikan masukan, saran, dan rekomendasi terhadap program maupun kebijakan yang dikeluarkan oleh Ditjen Diktiristek. Tentunya, para pimpinan akan sangat menghargai berbagai masuka tersebut demi terlaksananya kualitas SDM Indonesia yang lebih baik. Saat bekerja pun, ASN Kemendiksbudristek tidak membeda-bedakan latar belakang, suku, ras, maupun agama.

Nilai dasar loyal mencerminkan kesetiaan dan menjunjung nasionalisme terhadap NKRI. Agar rasa nasionalisme mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa mengakar kuat pada dirinya. 

Ditjen Dikristek mencanangkan adanya mata kuliah Pancasila pada kurikulum pendidikan tinggi dan wajib diikuti oleh mahasiswa semua jurusan di seluruh perguruan tinggi negeri ataupun swasta di Indonesia dengan tujuan (1) memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (2) mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam pemikiran, sikap, dan tindakan. 

Dengan kuatnya rasa nasionalisme mahasiswa sejak di bangku perkuliahan, diharapkan saat mereka bekerja dan berperan di lingkungan Pancasila menjadi landasan dalam berperilaku dan bermasyarakat.

Adaptif, yaitu menyesuaikan diri menghadapi perubahan dan terus berinovasi. Di era disrupsi teknologi saat ini, kompetensi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa sangat diperlukan demi menunjang pembelajaran yang memanfaatkan teknologi digital. 

Digitalisasi akan mempermudah proses belajar mengajar mahasiswa karena para mahasiswa dapat mengakses bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan. dunia pendidikan harus mampu beradaptasi dengan industri 5.0. Bahan ajar, media pembelajaran, dan model pembelajaran tentu harus disesuaikan dengan keadaan serba digital ini. 

Untuk mewujudkan penerapan teknologi digital dalam pendidikan tentunya diperlukan sinergitas dari berbagai pihak, termasuk di dalamnya dosen ASN di lingkungan Ditjen Diktiristek.

Nilai dasar terakhir, yaitu kolaboratif. Ditjen Dikristek menggagas program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang merupakan salah satu terobosan baru untuk masa depan lulusan perguruan tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun