Mahasiswa disebut juga sebagai agen of change yaitu agen perubahan yang memiliki tanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Mahasiswa sebagai agen of change memiliki peran yang penting dalam perubahan sosial dan kemajuan bangsa. Mahasiswa dikenal sebagai seseorang yang memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Mahasiswa selalu turut berpartisipasi dalam menyampaikan pendapatnya dan menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa adalah manajemen. Manajemen merupakan suatu cara untuk mengatur atau mengelola sesuatu. Dengan memiliki manajemen, dapat membantu mahasiswa dalam mengatur waktu, keuangan, dan kehidupan sosial mereka.
Apakah Aksi Demonstrasi termasuk salah satu bentuk pengimplementasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi?
Seperti yang kita ketahui bahwa tiga pilar utama yang harus diimplementasikan oleh perguruan tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, dan pengabdian pada masyarakat. Demonstrasi merupakan salah satu bentuk pengimplementasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut, khususnya pada poin ketiga yaitu pengabdian pada masyarakat. Demonstrasi dapat menjadi suatu wadah bagi mahasiswa untuk melakukan pengabdian pada masyarakat seperti memberikan informasi dan edukasi tentang isu sosial dan politik yang sedang berkembang. Demonstrasi juga dapat menjadi sarana untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat dan  menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.
Apa itu Manajemen Aksi?
Manajemen aksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan aksi. Secara bahasa, manajemen merupakan suatu sistem yang beraturan tentang pengelolaan atau pengaturan. Sementara, aksi merupakan tindakan. Jadi, manajemen aksi dapat dikatakan sebagai tindakan yang diatur secara sistematis atau terencana untuk memperoleh suatu tujuan bersama. Manajemen aksi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengatur suatu aksi agar tetap terkordinir dan sesuai dengan capaian dan targel awal yang sudah direncanakan.
Berdasarkan sifatnya, manajemen aksi dibagi menjadi dua yaitu Aksi Sporadis dan Aksi Terencana. Aksi sporadis adalah aksi yang tidak didahului oleh suatu konsep dan perencanaan yang matang, misalnya masyarakat yang hanya ikut-ikutan aksi tanpa tahu tujuan dan maksud dari aksi tersebut. Sementara aksi terencana adalah aksi yang mempunyai target dan sudah direncanakan dengan matang sebelumnya pelaksanaannya. Aksi terencana dapat berupa aksi intelektual, aksi sosial, atau aksi jalan.
Apa saja tahapan Manajemen Aksi?
Manajemen aksi terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan aksi, pelaksanaan aksi, dan evaluasi aksi. Dalam tahap perencanaan, dibuatlah konsep dan perencanaan yang matang untuk mencapai target yang dituju dan diinginkan. Dalam tahap pelaksanaan, perangkat aksi bekerja sesuai tugasnya masing-masing dan komunikasi antar perangkat aksi tidak boleh terputus karena cepatnya perubahan situasi di lapangan. Dalam tahap evaluasi, dilakukan evaluasi aksi di lapangan untuk mengetahui rasa solid anggota, keberhasilan dalam mencapai target yang diinginkan, dan menyampaikan laporan.
Dialektika aksi mengacu pada pendekatan teoritis dan metodologis dalam kajian sosial yang melibatkan kondisi konflik dan pertentangan dalam masyarakat. Dialektika aksi menekankan kepada pentingnya pemahaman yang mendalam tentang struktur sosial dan kekuasaan, serta peran tindakan kolektif dalam mengubah kondisi sosial yang tidak adil. Yang termasuk dalam kajian dan dialektika aksi yaitu gagasan orisinil (ide-ide baru yang muncukl dalam strategi dan tindakan ketika melakukan aksi atau memperjuangkan aspirasi masyarakat), dukungan fakta dan data, rangkaian diskusi, mewakili aspirasi masyarakat (politik nilai), dan dikemas dengan bahasa yang menarik.
Merancang alur aksi diawali dengan etika aksi yaitu (1) doa dan barisan (pastikan mahasiswa dalam keadaan aman). (2) Pra aksi yaitu press release (berisi informasi tentang aksi yang akan dilakukan dan hasil audiensi. Press release juga dapat digunakan untuk mengumumkan peristiwa penting, keadaan, atau kejadian), seminar, menemui tokoh, dan aksi internal kampus. (3) Aksi yaitu grand issue atau tema, tujuan atau capaian, skenario, massa, dan pemberitahuan media. (4) Pasca aksi yaitu seminar dan press conference. (5) Alur aksi yaitu opening (pembukaan), long march, teatrikal, klimaks, press conferece, dialog terbuka dengan pemerintahan, dan chaos mode.
Perangkat aksi yaitu terdiri dari (1) koordinator lapangan atau korlap yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam memimpin jalannya aksi demonstrasi dari awal hingga akhir sesuai dengan keputusan agenda acara yang telah dibuat dan disetujui secara mufakat saat rapat sebelum aksi dilakukan, (2) wakorlap bekerja sama bersama korlap dan membantu dalam mengkondisikan jalannya aksi demonstrasi, (3) orator bertugas sebagai pembicara yang menyampaikan pesan atau pidato kepada massa yang hadir saat demonstrasi, (4) juru bicara bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada media massa tentang tujuan dan tuntutan demonstrasi. (5) negosiator bertanggung jawab melakukan negosiasi dengan pihak yang terkait dalam aksi demonstrasi, (6) humas bertugas untuk mengelola hubungan dengan media dan menyebarkan informasi aksi demonstrasi kepada publik, (7) birder atau keamanan di kanan, kiri, depan, dan belakang, (8) logistik bertugas untuk mengatur dan memastikan tersedianya kebutuhan seperti makanan, minuman, dan perlengkapan lainnya, (9) dokumentasi bertugas untuk mendokumentasikan aksi demonstrasi melalui foto, video, atau catatan tertulis, (10) medis bertugas untuk menjaga kesehatan dan keselamatan peserta aksi demonstrasi dan memberikan bantuan kepada peserta aksi yang membutuhkan, (11) mata-mata atau kontra intel.