Pentingnya Manajemen Aksi Kolaboratif dan Positif bagi Mahasiswa
Demonstrasi selalu menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia. Aksi demonstrasi atau unjuk rasa tidak pernah absen dalam kehidupan bangsa Indonesia dari zaman dulu hingga saat ini. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya aksi demonstrasi meliputi ketidakpuasan terhadap pemerintah, ketidak adilan sosial, dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan masyarakat.
Pada artikel ini akan membahas tentang pengertian demonstrasi, pengertian mahasiswa, apakah aksi demonstrasi termasuk salah satu bentuk pengimplementasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengertian dan tahapan manajemen aksi, dan pentingkah manajemen aksi yang kolaboratif dan positif bagi mahasiswa?
Apa itu Demonstrasi?
Demonstrasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, ataupun sebagainya di muka umum. Orang atau kelompok yang melakukan demontrasi disebut dengan demonstran. Latar belakang dan tujuan aksi yaitu kegelisahan pada masyarakat, aspirasi yang tidak tercapai, pemerintahan yang lambat, krisis demokrasi, isu bersama, dan musuh bersama. Aksi demonstrasi atau unjuk rasa merupakan tindakan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia untuk mengeluarkan pendapat, menuntut hak, dan mengekspresikan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Aksi protes digunakan sebagai strategi perlawanan terhadap pemerintah atau pihak yang dianggap tidak adil.
Dasar hukum yang menyampaikan pendapat di muka umum yaitu terdapat pada :
- Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi : “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.”
- Pasal 19 Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia yangberbunyi : “Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat, dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat dengan tidak mendapat gangguan dan untuk mencari, menerima, dan menyampaikan keterangan dan pendapat dengan cara apa pun juga dan dengan tidak memandang batas-batas.”
- Undang-Undang No. 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum yang terdiri dari unjuk rasa atau demonstrasi, pawai, rapat umum, dan atau mimbar bebas. Dalam Undang-Undang ini juga disebutkan bahwa pemberitahuan diberikan paling lambat tiga hari sebelum aksi demonstrasi dilaksanakan. Waktu pelaksanaan demonstrasi dilakukan pada pukul 06.00-18.00 di tempat terbuka, dan 18.00-22.00 di lokasi tertutup.
Penyampaian di muka umum dapat dilaksanakan di tempat-tempat terbuka untuk umum kecuali di lingkungan istana kepresidenan, tempat ibadah, instalasi militer, rumah sakit, pelabuhan udara atau laut, stasiun kereta api, terminal angkutan darat, objek-objek vital nasional dalam radius kurang dari 150 meter dari pagar luar, dan pada hari besar nasional.
Demonstrasi merupakan cerminan demokrasi dalam masyarakat. Sebagai negara demokrasi, Indonesia menjamin dan melindungi hak untuk berdemonstrasi. Demonstrasi sering digunakan untuk mengoreksi kebijakan yang dianggap tidak adil atau tidak benar. Demonstrasi dapat mencerminkan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam masyarakat Indonesia. Demonstrasi merupakan sebuah cara bagi masyarakat untuk menunjukkan rasa cinta kepada bangsa Indonesia dan keinginan untuk melihat bangsa ini maju dan berkembang.
Apa itu Mahasiswa?
Kata mahasiswa berasal dari dua kata yaitu “maha” dan “siswa”. Maha berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “agung” atau “mulia” dan “siswa” yang berarti “murid”. Mahasiswa merupakan “maha” dari segala siswa. Penggunaan kata “maha” di depan kata “siswa” menekankan pentingnya pendidikan dan peran mahasiswa dalam masyarakat. Mahasiswa bukan hanya sebagai pembelajar saja, tetapi juga sebagai pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk bisa ikut berkontribusi kepada masyarakat.
Mahasiswa bukanlah hanya seorang yang belajar di kampus saja. Seorang mahasiswa tidak hanya sekedar kuliah pulang saja. Tapi, seorang mahasiswa harus mengetahui perannya untuk bangsa di masa yang akan datang. Seorang mahasiswa harus mempunyai jiwa aksi dalan menanggapi krisis dalam bangsa.
Mahasiswa disebut juga sebagai agen of change yaitu agen perubahan yang memiliki tanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Mahasiswa sebagai agen of change memiliki peran yang penting dalam perubahan sosial dan kemajuan bangsa. Mahasiswa dikenal sebagai seseorang yang memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Mahasiswa selalu turut berpartisipasi dalam menyampaikan pendapatnya dan menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu yang harus dimiliki oleh seorang mahasiswa adalah manajemen. Manajemen merupakan suatu cara untuk mengatur atau mengelola sesuatu. Dengan memiliki manajemen, dapat membantu mahasiswa dalam mengatur waktu, keuangan, dan kehidupan sosial mereka.
Apakah Aksi Demonstrasi termasuk salah satu bentuk pengimplementasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi?
Seperti yang kita ketahui bahwa tiga pilar utama yang harus diimplementasikan oleh perguruan tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, dan pengabdian pada masyarakat. Demonstrasi merupakan salah satu bentuk pengimplementasian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut, khususnya pada poin ketiga yaitu pengabdian pada masyarakat. Demonstrasi dapat menjadi suatu wadah bagi mahasiswa untuk melakukan pengabdian pada masyarakat seperti memberikan informasi dan edukasi tentang isu sosial dan politik yang sedang berkembang. Demonstrasi juga dapat menjadi sarana untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat dan menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat.
Apa itu Manajemen Aksi?
Manajemen aksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan aksi. Secara bahasa, manajemen merupakan suatu sistem yang beraturan tentang pengelolaan atau pengaturan. Sementara, aksi merupakan tindakan. Jadi, manajemen aksi dapat dikatakan sebagai tindakan yang diatur secara sistematis atau terencana untuk memperoleh suatu tujuan bersama. Manajemen aksi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengatur suatu aksi agar tetap terkordinir dan sesuai dengan capaian dan targel awal yang sudah direncanakan.
Berdasarkan sifatnya, manajemen aksi dibagi menjadi dua yaitu Aksi Sporadis dan Aksi Terencana. Aksi sporadis adalah aksi yang tidak didahului oleh suatu konsep dan perencanaan yang matang, misalnya masyarakat yang hanya ikut-ikutan aksi tanpa tahu tujuan dan maksud dari aksi tersebut. Sementara aksi terencana adalah aksi yang mempunyai target dan sudah direncanakan dengan matang sebelumnya pelaksanaannya. Aksi terencana dapat berupa aksi intelektual, aksi sosial, atau aksi jalan.
Apa saja tahapan Manajemen Aksi?
Manajemen aksi terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan aksi, pelaksanaan aksi, dan evaluasi aksi. Dalam tahap perencanaan, dibuatlah konsep dan perencanaan yang matang untuk mencapai target yang dituju dan diinginkan. Dalam tahap pelaksanaan, perangkat aksi bekerja sesuai tugasnya masing-masing dan komunikasi antar perangkat aksi tidak boleh terputus karena cepatnya perubahan situasi di lapangan. Dalam tahap evaluasi, dilakukan evaluasi aksi di lapangan untuk mengetahui rasa solid anggota, keberhasilan dalam mencapai target yang diinginkan, dan menyampaikan laporan.
Dialektika aksi mengacu pada pendekatan teoritis dan metodologis dalam kajian sosial yang melibatkan kondisi konflik dan pertentangan dalam masyarakat. Dialektika aksi menekankan kepada pentingnya pemahaman yang mendalam tentang struktur sosial dan kekuasaan, serta peran tindakan kolektif dalam mengubah kondisi sosial yang tidak adil. Yang termasuk dalam kajian dan dialektika aksi yaitu gagasan orisinil (ide-ide baru yang muncukl dalam strategi dan tindakan ketika melakukan aksi atau memperjuangkan aspirasi masyarakat), dukungan fakta dan data, rangkaian diskusi, mewakili aspirasi masyarakat (politik nilai), dan dikemas dengan bahasa yang menarik.
Merancang alur aksi diawali dengan etika aksi yaitu (1) doa dan barisan (pastikan mahasiswa dalam keadaan aman). (2) Pra aksi yaitu press release (berisi informasi tentang aksi yang akan dilakukan dan hasil audiensi. Press release juga dapat digunakan untuk mengumumkan peristiwa penting, keadaan, atau kejadian), seminar, menemui tokoh, dan aksi internal kampus. (3) Aksi yaitu grand issue atau tema, tujuan atau capaian, skenario, massa, dan pemberitahuan media. (4) Pasca aksi yaitu seminar dan press conference. (5) Alur aksi yaitu opening (pembukaan), long march, teatrikal, klimaks, press conferece, dialog terbuka dengan pemerintahan, dan chaos mode.
Perangkat aksi yaitu terdiri dari (1) koordinator lapangan atau korlap yang bertugas untuk bertanggung jawab dalam memimpin jalannya aksi demonstrasi dari awal hingga akhir sesuai dengan keputusan agenda acara yang telah dibuat dan disetujui secara mufakat saat rapat sebelum aksi dilakukan, (2) wakorlap bekerja sama bersama korlap dan membantu dalam mengkondisikan jalannya aksi demonstrasi, (3) orator bertugas sebagai pembicara yang menyampaikan pesan atau pidato kepada massa yang hadir saat demonstrasi, (4) juru bicara bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada media massa tentang tujuan dan tuntutan demonstrasi. (5) negosiator bertanggung jawab melakukan negosiasi dengan pihak yang terkait dalam aksi demonstrasi, (6) humas bertugas untuk mengelola hubungan dengan media dan menyebarkan informasi aksi demonstrasi kepada publik, (7) birder atau keamanan di kanan, kiri, depan, dan belakang, (8) logistik bertugas untuk mengatur dan memastikan tersedianya kebutuhan seperti makanan, minuman, dan perlengkapan lainnya, (9) dokumentasi bertugas untuk mendokumentasikan aksi demonstrasi melalui foto, video, atau catatan tertulis, (10) medis bertugas untuk menjaga kesehatan dan keselamatan peserta aksi demonstrasi dan memberikan bantuan kepada peserta aksi yang membutuhkan, (11) mata-mata atau kontra intel.
Strategi pendukung aksi yaitu kalimat (poster, baliho, spanduk), seragam atau identitas, propaganda masyarakat, pers release, yel-yel atau lagu/dinamisasi, simbolisasi atau teatrikal, aliansi taktis dengan organisasi lain, dan memberi senyuman kepada para wartawan.
Pentingkah Manajemen Aksi yang Kolaboratif dan Positif bagi Mahasiswa?
Manajemen aksi yang kolaboratif dan positif sangatlah penting bagi mahasiswa karena dalam berkolaborasi, mahasiswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi dalam manajemen aksi dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial mahasiswa. Dalam kelompok, mahasiswa belajar berkomunikasi dengan baik, memecahkan masalah bersama. Dalam manajemen aksi, mahasiswa diajak untuk mengubah sikap mental negatif menjadi sikap yang positif dan produktif. Dalam aksi demonstrasi, mahasiswa bekerja sama agar dapat memastikan aksi tersebut dapat berjalan dengan aman, damai, tidak ada kericuhan, dan tidak anarkis.
Mahasiswa perlu memanjemen aksi yang kolaboratif dan positif karena hal tersebut dapat membantu mereka mencapai tujuan dan mengembangkan kemampuan mereka seperti menghasilkan ide-ide baru dan inovatif, dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang efektif dan bertanggung jawab, dan dapat meningkatkan kemampuan untuk menyatakan pendapatnya dengan efektif dan mempengaruhi orang lain.
Melalui kolaborasi, mahasiswa dapat belajar bekerja sama dengan orang lain baik dengan teman sekelas, sekampus, ataupun mahasiswa dari kampus dan wilayah yang berbeda. Kolaborasi memungkinkan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman. Dalam lingkungan yang kolaboratif, mahasiswa dapat saling menginspirasi dan menciptakan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Melalui kolaborasi juga, mahasiswa dapat meningkatkan motivasi, semangat, dan sikap yang positif.
Manajemen aksi yang kolaboratif dan positif penting bagi mahasiswa dalam mencapai tujuan dan mendorong mahasiswa untuk menerapkan manajemen aksi positif dan kolaboratif dalam kehidupan sebagai seorang mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H