Mohon tunggu...
Siti Nuronniah
Siti Nuronniah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lina Tidak Berniat untuk Mencuri Karya Siti Nuronniah

25 November 2021   17:06 Diperbarui: 25 November 2021   17:23 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Pagi itu hari minggu yang sangat cerah sekali. Lina menikmati liburan dan bermain dengan adiknya. Tukang sayur, tukang bubur ayam dan tukang bubur kacang ijo sejak tadi bolak balik di gang Bunga. Gang rumah Lina.

"Yurrr,sayur!" Tukang sayur teriak membelanjakan sayurnya.

"Tinggg,tingg! Tukang bubur ayam mendentingkan mangkok dengan sendok.

"Burrr,cang ijoo! Tukang bubur kacang ijo juga mendentingkan mangkok dengan sendok.

Pagi itu Lina sedang bermain dengan adiknya untuk memahami nama-nama buah pada buku yang disediakan Ibu. Ia duduk di teras depan rumah. Dikala minggu sangat ramai dengan para penjual yang berkeliaran di sekitar gang rumahnya. Banyak pedagang baik sayur, bubur ayam, bubur kacang ijo, bahkan penjual mainan pun jalan tak berhenti. Sembari menunggu tukang sayur lewat. Waktu tukang sayur lewat, Lina bergegas memanggil ibunya yang sedang membereskan rumah.

"Yurrr,sayur!" Tukang sayur teriak membelanjakan sayurnya.

Mendengarkan teriakan itu, ia bergegas menghampiri Bu Tina dan menyuruhnya untuk berhenti di depan rumah. Sembari memanggil ibu, Lina menitipkan adiknya kepada Ayah untuk dijaga agar tetap terjaga pengawasannya karena adiknya suka jalan kesana kemari.

"Sayur Bu Tinah,sebentar saya panggil ibu" Jawab Lina sembari lari memanggil Ibu.

"Ayah, ini Lina titip adik ya, mau manggil Ibu sebentar ke belakang!" Pinta Lina kepada Ayahnya.

"Iya nak, sini adiknya Ayah gendong dulu" Jawab Ayah

Lina jalan dengan terbirit-birit untuk segera memanggil ibunya. Ia sangat suka sekali berbelanja karena sering membantu ibunya untuk memasak. Hal ini membuat Lina senang dengan ingin cepat-cepat berbelanja.

"Buuu, itu tukang sayur Bu tinah lewat!" Teriak Lina memanggil ibunya untuk segera keluar rumah.

"Iya nak sebentar ibu lanjutkan menyapu ini mau selesai" Ucap Ibu menjelaskan kepada Lina

"Kamu pilih-pilih sayur dulu sana nak, nanti ibu menyusul" lanjut Ibu menyuruh Lina untuk menghampiri Bu Tinah.

Langsung saja ia lari kedepan untuk melihat ada sayur apa saja yang bisa dimasak hari itu. Lalu sesampainya di gerobak Tukang sayur, ia memilah dari sayur, buah, lauk pauk, dan masih banyak lagi. Ketika Ibunya datang ia langsung kembali ke rumah dan membawa mengambil wortel untuk memasak sop. Namun pada saat itu ibu tidak mengetahui bahwa Lina membawa wortel yang menjadikan tidak terbayar.

Hari Senin awal bulan ini. Setelah semua selesai upacara bendera, ia menuju kelasnya masing-masing untuk mendapat mata pelajaran dari guru. Hari ini ada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan PPKN.

Mata pelajaran berjalan dengan lancar, aku juga bermain dengan teman ketika beristirahat. Kala itu jam terakhir telah tiba pelajaran PPKN bersama Bu Endang. Materi yang di jelaskan membahas mengenai kejujuran. Terbesit dalam pikirku bahwa kemarin lupa bilang ke Ibu kalau aku membawa wortel dari Tukang Sayur Bu Tinah. Akhirnya sekolah pun usai. Aku bergegas untuk pulang dan menanyakan wortel yang aku ambil kemarin.

"Assalamualaikum, Lina pulang ibu" Ucap Lina sembari melepas sepatu dan meletakkan pada rak samping pintu rumah.

"Wa'alaikumsalam, sudah pulang nak, minum dulu dan beristirahatlah!" Jawab Ibu.

"Ibu, Lina mau tanya, apakah kemarin wortel yang Lina ambil sudah dibayar? Tanya Lina kepada Ibu untuk memastikan.

"Loh kenapa kamu tidak bilang kemarin nak?" Tanya Ibu balik.

"Lina lupa bilang kemarin soalnya buru-buru main sama adik bu"  Jawab Lina

"Lina, Lina. Itu kan sama saja dengan mencuri. Ibu sudah berapa kali pesan, jangan suka mencuri. Tidak baik!" kata Ibu.

"Yasudah tidak apa-apa nak, besok pagi Ibu bayar ke Bu Tinah kalo mau belanja" Timpal Ibu pasrah.

"Maafin Lina ya bu tidak bilang ke Ibu kemarin, Lina tidak berniat untuk mencuri kok bu"Jawab Lina dengan memelas.

"Iya nak lain kali bilang sama ibu, kalo seperti ini sama saja kamu mencuri nak. Jujur saja jika ada sesuatu ya nak. Tidak baik berbohong sejak kecil ya nak!" Jawab Ibu.

"Iya bu, maaf ya!" Jawab Lina.

Lina lalu berusaha melupakan permasalahan itu. Keesokan harinya seperti biasa, Ia melanjutkan aktivitas seperti biasa yaitu bersekolah. Tepat dimana hari ini adalah hari Minggu. Dimana aku akan meminta maaf kepada Bu Tinah sudah mengambil wortel tanpa sengaja dan belum dibayar minggu lalu.

"Yurrr,sayur!" Tukang sayur teriak membelanjakan sayurnya.

Langsung saja Lina lari menghampiri Bu Tinah untuk meminta maaf atas perilakunya minggu lalu.

"Bu Tinah minggu lalu Lina berbelanja dan memilih sayuran wortel, namun kelupaan untuk membayar karena keasikan ingin bermain dengan adik. Maafin Lina ya Bu Tinah sudah tidak jujur kemarin" Ucap Lina kepada Bu Tinah.

"Iya nduk tidak apa-apa, kemarin sudah diingatkan sama Ibu dan kemudian sudah dibayar Ibu kok" Jawab Bu Tinah.

"Maaf sekali ya Bu lain kali Lina bakalan bilang Ibu sebelum mengambil sayuran!" Ucap Lina meminta maaf.

"Iya nduk yang sudah biarlah berlalu,lagian sudah dibayar Ibu juga"Jawab Bu Tinah.

"Terima kasih Bu Tinah sudah memaafkan kesalahan Lina" Ucap lina.

Siapa sangka peristiwa ini bisa terjadi. Inilah kejujuran yang harus diterapkan kedalam kehidupanku. Ibu sangat terkesa dengan kejujuranku sehingga Ibu memberikan masakan yang lezat sebagai hadiah kejujurannya.

"Ibu bangga padamu Lina, karena sudah jujur dan mengakui perbuatanmu kepada Bu Tinah. Hari ini ibu masakkan sayur sop kesukaan kamu" Ucap Ibu.

"Waah, terima kasih ibu, Lina tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi bu janji!" jawab Lina.

"Sama-sama nak"Jawab Ibu.

Siti Nuronniah, Mahasiswa PBSI Universitas Ahmad Dahlan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun