Hukum bacaan yang disebut idgham mimi ini adalah ketika mim sukun bertemu dengan mim yang sejenis. Hukum bacaan mim mati yang merupakan idgham mimi adalah menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dengan dengung.
Idgham dibagi menjadi dua yakni idgham bilaghunnah atau tidak berdengung, dan idgham bighunnah atau berdengung. Frasa idgham artinya meleburnya bunyi nun sukun menjadi bunyi huruf yang tercantum setelahnya.
Hukum bacaan ini kerap disebut dengan idgham mutamatsilain. Berikut contoh idgham mimi atau mutamasilain:
(wa maa lahummi nallah)
(inkuntum mu'miniin)
3. Idzhar Syafawi
Hukum bacaan mim mati yang berikutnya adalah idhar syafawi. Hukum bacaan mim mati ini adalah ketika mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain dua huruf pada hukum di atas yakni selain mim dan ba'.
Artinya, apabila ada mim mati yang bertemu mim adalah idgham mimi, sementara jika mim bertemu ba' adalah ikhfa' syafawi, tetapi jika selain dua huruf itu, maka hukumnya juga selain dua hukum tersebut yakni idzhar syafawi.
Cara membaca idhar syafawi adalah terang, jelas, tanpa dengung. Bibir juga tertutup saat melafalkannya. Berikut huruf idhar syafawi tersebut:
Contoh kalimat dan cara membacanya yakni sebagai berikut:
(falahum ajran) =