Mohon tunggu...
Siti Nurmajah
Siti Nurmajah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar redaksi belajar hidup

Menikmati hidup, nikmati segala profesi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampung Anamui Banten Gelar Lomba Layangan

26 Juli 2020   22:22 Diperbarui: 14 Januari 2022   10:21 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju hari peringatan kemerdekaan Indonesia yakni 17 Agustus 1945, sudah menjadi budaya masing-masing daerah untuk berpartisipatoris dalam memeriahkan hari kemerdekan. Semisal di Kp.Anamui Desa.Suradita Pro.Banten Kab.Tangerang ini, menjelang  H-21 hari menuju 17 Agustus, kampung ini sudah sangat antusias dengan mengadakan berbagai kegiatan yang diatur oleh rekan Karangtaruna. 

Pada 26 Juli 2020, Kampung Anamui menggelar perlombaan layang-layang atau layangan. Keseruan perlombaan tersebut dilakukan di ladang yang luasnya kurang lebih mencapai 2 hektar atau 2000 m, dengan suasana digendrungi angin sepoi-sepoi, tumbuhan hijau, tempat yang sangat cocok untuk perlombaan layangan.

Saya yang kebetulan ikut menyaksikan perlombaan tersebut, merasa sangat menikmati, kenapa tidak? Tempat yang ideal dengan udara yang sejuk pada ladang yang berdekatan dengan persawahan dikelilingi tumbuhan dan semilir angin, dijamin suasana hati siapapun akan terkesima.

Untuk itu, kegiatan ini menurut saya sangat bernilai positif, karena disatu sisi selain mengandung nilai sosial, perlombaan ini juga mengandung nilai didik peserta dalam berkreativitas, karenanya ada banyak sekali variasi bentuk layangan. 

Variasi layangan tadi seperti berbentuk kutu, kecoa, kelelawar, kapal, bahkan berbentuk hantu semisal Tante Kun atau Women on top (kuntilanak), Gender Man (genderuo), dan umumnya berbentuk jajar genjang. Tidak hanya itu, perlombaan ini juga memiliki fungsi ekonomi sebab banyak para pedagang berjualan yang ikut meramaikan perlombaan tersebut.

Terbilang unik, perlombaan layangan yang mencapai tinggi maksimal 100 m benang, dengan durasi cukup panjang, karena perlombaan dimulai pada jam 4.00 WIB sampai petang pagi jam 7.00,  jadi pememang lomba layangan ini dinilai dari seberapa lama dan kuatnya layangan yang terbang dari mulai sore sampai malam petang.

Asik memang, karenanya banyak peserta ikut berlomba kurang lebih mencapai 25 orang, baik anak-anak maupun dewasa berlomba-lomba menerbangkan layangan yang unik bentuk maupun warnanya masing-masing.

Keseruan perlombaan layangan tentunya mengundang saya untuk ikut serta, namun sayangnya, semalaman saya dan kakak saya membuat layangan berbentuk capung untuk diterbangkan.

Tetapi al hasil, layangan yang kami buat tidak dapat terbang karena kurang seimbangnya sayap yang dibuat. Sedih juga, tapi seru karena canda tawa menghadirkan euforia kami saat itu yang sudah siap ikut berlomba, tepatnya dilokasi perlombaan layangan, kami justru paling awal tereliminasi. Tidak apa, semoga tahun besok bisa ikut berlomba lagi.

Awal lomba yang tereliminasi. Saya jadi bisa belajar  bahwa membuat layangan tidak cukup mudah karena tetap diperlukanya strategi dan keseimbangan ditiap-tiap sudutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun