Mohon tunggu...
siti nurmaidah
siti nurmaidah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UIN MLG

Positiv thinking

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Mana Kah Kita Memperoleh Bahasa?

6 April 2021   00:39 Diperbarui: 6 April 2021   05:49 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kita berpikir, dari mana kita akan memperoleh Bahasa???

Sebelum membahas dari mana kita memperoleh Bahasa, mari kita cari tahu apa itu Bahasa?

BAHASA

Bahasa merupakan suatu cara seseorang untuk berkomunikasi yang terpadu, hal ini mencakup Bahasa tuturan, membaca dan juga menulis, pengertian ini di jelaskan oleh Abdurrahman (2003:183). Sedangkan Hurlock (1997:11) menyatakan bahwa Bahasa adalah ucapan pikiran serta perasaan seseorang yang terstruktur yang di gunakan untuk berkomunikasi dengan anggota lingkungan masyarakat yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dari kedua penjelasan tadi dapat di Tarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan suatu tata bahasa yang digunakan individu untuk berkomunikasi yang terdiri dari menyimak, berbicara, menulis dan membaca. Maka dari itu kita semua harus menyadari pentingnya bahasa dalam kehidupan karena dengan bahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain menyampaikan maksud, pikiran, dan gagasan yang akan bisa dipahami oleh generasi ratusan tahun mendatang.

PEMEROLEHAN BAHASA 

    Nah, dari pengertian tadi, kita akan menjawab dari mana sih kita dapat memperoleh suatu Bahasa???? jadi kita dapat memperoleh suatu Bahasa itu ada bermacam-macam pengertian ada yang memperoleh Bahasa dari ia lahir, dari lingkungan nya dan ada juga diperoleh dari komunikasi sosialnya serta ada yang memperoleh bahasanya dari suatu bentuk belajar. Dari ke empat bentuk pemerolehan Bahasa tadi, lebih jelasnya akan kita bahasan di penjelasan berikut ini:

  • Behavioristik: Menurut kaum behavioris kemampuan berbicara dan memahami bahasa oleh anak diperoleh melalui rangsangan dari lingkungannya. Anak dianggap sebagai penerima pasif dari tekanan lingkungannya, tidak memiliki peranan yang aktif di dalam proses perkembangan perilaku verbalnya. 

  • Nativistik: menurut teori ini, ia meyakini bahwa kemampuan bahasa merupakan kemampuan bawaan sejak lahir, ini juga didukung oleh Lenneberg, yang mengemukakan bahwa kemampuan bahasa adalah kemampuan yang dimiliki seseorang berdasarkan pengetahuan awal yang diperoleh secara biologis. 

  • Kognitivistik: Teori kognitivisme ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, akan tetapi lebih dari itu belajar dengan teori kognitivisme melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.  

  • Interaksinis: Menurut teori  ini,  pemerolehan  bahasa  adalah  hasil  interaksi  antara kemampuan psikologis  siswa  dan  linkungan  bahasa. Jadi dengan berinteraksi dengan lingkungan maka anak akan memperoleh suatu bahasa.

TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA

Perkembangan bahasa anak-anak secara sistematis dikejar dan berkembang seiring bertambahnya usia. Berdasarkan Lenneberg (Purwo 1997) perkembangkan bahasa anak seiring dengan perkembangan biologis. Ini digunakan sebagai dasar mengapa anak pada usia tertentu dapat berbicara, tetapi anak pada usia tertentu juga anak tidak dapat berbicara. Tapi secara umum, anak-anak memiliki komponen pemerolehan yang sama biak, fonologinya, sintaksisnya, semantiknya, maupun pragmatik. Tentunya dari  perspektif perkembangan bahasa anak normal.

Tahapan perkembangan bahasa pada anak usia dini bisa dijadikan sebagai patokan  dalam perkembangan bahasa pada anak. Anak harus meleati setiap tahapan dalam  perkembangan bahasa tersebut. Maka dari itu perlu pemberian stimulus yang harus sesuai dengan tahapan usianya.

Bahasa pada anak meliputi kemampuan untuk melihat, mendengar, berbicara, serta menulis. Fungsi dari bahasa itu sendiri menurut lubis adalah alat untuk mengungkapkan ekspresi, alat untuk mempengaruhi orang lain, alat untuk member nama. Berikut merupakan tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai memasuki anak-anak akhir.

  1. Usia 0 -2 tahun: pada masa ini prabicara anak hanya dapat menangis,
    bergumam, berceloteh, isyarat kata-kata dan mimik, bahasa anak pada masa ini di dapatkan dari keluarga (ibu dan bapak)

  2. Usia 2-4 tahun: pada usia ini anak sudah bisa merancang kalimat-kaliamat walaupun masih 3 sampai 4 kata saja.

  3. Usia 4-5 tahun anak sudah mampu membentuk kalimat yang terdiri dari 6 sampai 8 kalimat

  4. Usia 5 -- 7 tahun anak sudah dapat mengartikan kata sederhana, tahu
    beberapa lawan kata, anak sudah mampu menggunakan kata smabung.
    Bahasa egosentris mulai berkembang dan lebih banyak menggunakan
    bahasa sosial, karena anak pada usia tuju tahun anak sudah bersekolah
    dasar dan memilibanyak teman untuk berkomunikasi.

  5. Usia 7 -- 8 tahun bahasa anak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Anak sudah mampu serta paham tata bahasa,meskipun terkadang menemui kesulitan.

  6. Usia 9-12 tahun pembendaharaan anak berkembang kurang lebih 80.000 kata, anak sudah lancer menggunakan kata-kata dalam pembelajaran serta anak sudah memahami bahasa lambing seperti metafora, hiperbola, pantun dan syair.

Kesimpulannya bahwa setiap anak memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda-beda sebagai orang tua tugas kita menjaga, merawat, dan mendidik anak serta mengarahkan pada apa yang menjadi bakat dan minatnya sehingga ia dapat berkembang sesuai denga napa yang telah ada pada dirinya. Perkembangan bahasa sangatlah penting dikembangkan sejak saat pertama kali anak tumbuh, oleh sebab itu bimbing dan arahkan anak pada lingkungan yang memiliki sosial bahasa yang baik sehingga ia dapat tumbuh menjadi anak yang baik pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun