Mohon tunggu...
Siti Nur Istiqomah
Siti Nur Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi Teori Ekonomi Keynesian dalam Perekonomian Indonesia

5 Desember 2023   11:52 Diperbarui: 5 Desember 2023   12:27 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

John Maynard Keynes, seorang ilmuwan ekonomi asal Inggris, lahir pada 5 Juni 1883 di Cambridge, Inggris, dan tumbuh pada masa pemerintahan Ratu Victoria. Dari usia muda, Keynes menunjukkan bakat istimewa dalam pendidikannya, bahkan mulai mengeksplorasi konsep ekonomi pada usia empat setengah tahun. Hubungannya yang erat dengan ayahnya John Neville Keynes, seorang ahli ekonomi terkenal. Keynes dikenal sebagai tokoh bersejarah dalam ekonomi Inggris dan menjadi pengajar di Universitas Cambridge, memberikan kontribusi besar terhadap pemikiran ekonomi modern. Karirnya terus berkembang, dengan Keynes menjabat sebagai bendaharawan King's College, menjadi bagian dari Royal Commission, dan mengepalai National Mutual Life Assurance Society. Karyanya yang paling berpengaruh, "The General Theory of Employment, Interest, and Money," diterbitkan pada tahun 1936. Selain itu, ia memainkan peran kunci dalam Konferensi Moneter dan Keuangan PBB di Bretton Woods pada 1944, yang menciptakan IMF dan Bank Dunia. Pada tahun 1945, Keynes memimpin perundingan Kredit Inggris-Amerika. Pengabdian Keynes pada ilmu ekonomi, kepemimpinannya di berbagai lembaga keuangan, dan kontribusinya terhadap pemikiran ekonomi modern menjadikannya figur sentral dalam sejarah ekonomi global. Keynes banyak mempelopori dan membuat teori ekonomi pada masanya untuk mengatasi perekonomian yang tidak stabil.

Berikut merupakan Teori Keynesian yang masih relevan di Indonesia:

TEORI PERMINTAAN UANG

Ekonomi Keynesian yang dikembangkan oleh John Maynard Keynes ini lebih berfokus pada kebijakan pemerintah dan intervensinya dalam perekonomian untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil daripada mekanisme pasar bebas. Keynes menganggap pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola ekonomi, terutama ketika terdapat ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Menurut pemikiran Keynes, permintaan dan penawaran khususnya terkait uang berkaitan dengan teori permintaan Keynes. Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa permintaan uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini dipengaruhi oleh jumlah barang, harga barang dan kecepatan perputaran uang. Ada tiga faktor permintaan uang menurut Keynesian, yaitu; untuk transaksi, untuk berjaga-jaga, dan untuk berspekulasi.

Teori permintaan uang Keynes masih relevan pada saat ini, khususnya pada faktor-faktor yang menentukan permintaan uang. Terbukti dari adanya pandemi Covid-19 yang membuat perekonomian anjlok di seluruh dunia, salah satu faktor yaitu kebutuhan berjaga-jaga menjadi faktor yang sangat penting dalam menghadapi pandemi. Faktor ini merupakan suatu kebutuhan untuk menghadapi situasi yang tidak normal atau darurat, pada contoh ini adalah pandemi Covid-19. Selain itu, adanya tindakan stimulus dari pemerintah Indonesia untuk memulihkan perekonomian pada masa pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu contoh bahwa intervensi dari pemerintah memiliki peran penting dalam mengelola ekonomi dibandingkan hanya diserahkan pada mekanisme pasar.

TEORI TABUNGAN DAN INVESTASI

Teori Keynes menyatakan bahwa tabungan merupakan fungsi dari pendapatan yang mana tingkat pendapatan Masyarakat akan sangat mempengaruhi tingkat tabungan yang dilakukan oleh Masyarakat yaitu jika tingkatan pendapatan Masyarakat tinggi maka alokasi untuk konsumsi akan meningkat sehingga jumlah tabungan akan meningkat. Oleh karena itu, jika pendapatan Masyarakat meningkat maka jumlah tabungan Masyarakat pun akan meningkat (Suhendra 2016).   Dalam investasi, Keynes mengemukakan bahwa terdapat dua sisi untuk melihat fungsi investasi.  Sisi pertama menurut Keynes preferensi -likuiditas (dan suplai uang)  menentukan tingkat bunga, peningkatan permintaan terhadap uang akan menaikkan tingkat bunga (dan peningkatan suplai uang akan menurunkannya) dan kemudian akan menurunkan investasi.  Sementara itu penurunan tingkat bunga dengan asumsi ceteris paribus akan meningkatkan volume investasi. Sisi kedua, menurut Keynes permintaan terhadap uang ditentukan oleh tingkat bunga.  Tingkat bunga yang jatuh akan meningkatkan permintaan akan uang kontan dan kemudian akan menurunkan investasi.  Peningkatan investasi akan mendorong peningkatan pendapatan nasional karena investasi merupakan komponen pembentuk  dari pendapatan nasional (Ersyafdi, 2021).

Seiring berkembangnya zaman yang semakin kompleks teori Keynes tetap dapat dipergunakan untuk melihat keadaan masa kini, namun terdapat beberapa faktor lain yang menjadi perhatian seperti ketika terjadi fenomena pandemic tingkat tabungan masyarakat juga dipengaruhi oleh kehati-hatian masyarakat, yang mana masyarakat akan lebih mengutamakan kebutuhan hidup dibanding untuk menabung. Masyarakat juga melihat tingkat suku bunga sebagai alat untuk mengambil keputusan menabung. Pada saat pandemi, pola konsumsi dan ekspektasi masyarakat akan mempengaruhi keputusannya untuk melakukan investasi.  Tidak hanya lagi terkait tingkat suku bunga tetapi juga pemikiran akan masa depan dan lingkungan masyarakat saat ini mendorong untuk melakukan investasi.  Fenomena seperti inilah yang mengubah teori-teori terdahulu untuk dikembangkan.

TEORI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Kebijakan fiskal pada masanya dikeluarkan oleh Keynesian dan dikembangkan oleh mahasiswanya yang bernama Richard. Dalam pemikiran Keynes terdapat teori Stimulus Fiskal Keynesian. Dalam teori ini suntikan belanja pemerintah pada akhirnya akan menambah aktivitas bisnis dan memperbanyak belanja, awal mula kebijakan ini muncul digunakan untuk mengatasi resesi pada tahun 1930 dengan pemotongan pajak dan memperbanyak pengeluaran pemerintah. Pengeluaran meningkatkan output agregat dan menghasilkan lebih banyak pendapatan. Jika pekerja bersedia mengeluarkan penghasilan tambahannya maka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan lebih besar dari jumlah stimulus awal atau dengan kata lain ketika pekerja memiliki penghasilan tambahan diluar penghasilan pokoknya maka akan terdapat kecenderungan konsumsi marjinal. Dalam teori ini Keynes berfikir bahwasannya individu harus menabung lebih sedikit dan membelanjakan pendapatannya lebih banyak sehingga meningkatkan kecenderungan mengonsumsi marjinal sehingga dapat mempengaruhi lapangan kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan Moneter dalam pandangan Keynes berfokus pada penggunaan uang beredar sebagai alat dan mengubah suku bunga untuk mendorong peminjaman. Pada saat resesi pemikiran ini muncul untuk mengatasi permasalahan ini. Jika harga lambat berubah maka perlu adanya tekanan dari sisi moneter dengan menurunkan atau menaikkan suku bunga sehingga berpengaruh pada jumlah uang yang beredar sehingga perekonomian dapat stabil kembali. Dalam pendapat Keynes pada masa itu yaitu kebijakan moneter yang dapat digunakan untuk mengatasi resesi adalah dengan menurunkan suku bunga bank sehingga dapat mendorong seseorang untuk lebih banyak melakukan konsumsi dan belanja investasi. Peningkatan permintaan akibat kenaikan konsumsi dalam jangka pendek yang dipicu oleh penurunan suku bunga akan memperkuat sistem perekonomian dan memulihkan lapangan pekerjaan dan permintaan akan jasa.

Relevansinya saat Indonesia terkena pandemi Covid-19 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kondisi ekspansi yaitu kondisi dimana perekonomian Indonesia sedang lesu dengan kata lain terjadi resesi ekonomi. Pada masa itu terjadi resesi dalam perekonomian sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan fiskal berupa memberikan bantuan pada sektor tenaga kerja dan rumah tangga dalam bentuk job retention scheme, unemployment insurance, direct cash payment, dan relaksasi pajak. Seperti pada teori Keynes dimana pemerintah dapat mengurangi beban pajak pada masyarakat agar masyarakat tersebut mengalihkan pada konsumsi. Penerimaan pajak tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun 2019 karena kebijakan keringanan pajak yang diterapkan pemerintah. Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan moneter yaitu dari Bank Sentral atau Bank Indonesia yang berupa kebijakan penurunan suku bunga. Bank Sentral melonggarkan giro wajib minimum dan menempuh kebijakan unconventional (quantitative easing/QE) melalui pembelian surat berharga pemerintah dan swasta. Suku bunga pada bulan Januari 2020 Indonesia sebesar 5,15% kemudian pada bulan Mei 2020 mengalami penurunan menjadi 4%. Kebijakan ini juga diterapkan di negara-negara lain karena sama-sama memiliki permasalahan ekonomi karena adanya pandemi covid-19.Dapat disimpulkan bahwasanya kebijakan fiskal dan moneter dari pemikiran Keynes masih diterapkan di Indonesia sampai saat ini karena dirasa dapat mengatasi masalah perekonomian negara Indonesia. Pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam kebijakan ini agar mencapai keberhasilan dan masalah dapat teratasi hingga kesejahteraan masyarakat kembali meningkat.

Teori Keynesian masih diterapkan oleh pemerintah Indonesia, namun pemerintah juga memilah dan memilih apa saja kebijakan yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia mengingat situasi dan kondisi negara terutama dalam perekonomiannya. Teori Keynesian memberikan gambaran kepada pemerintah untuk mengadopsi kebijakan yang diterapkan berdasarkan bukti kasus dan data daro kerjasama antar pemerintahan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun