Beberapa ajaran moral praktis yang diajarkan Sosrokartono antara lain:
- Sugih Tanpo Bandha: Kekayaan sejati tidak diukur dari harta, melainkan dari ilmu dan hubungan baik dengan sesama.
- Digdoyo Tanpo Aji: Kekuatan sejati berasal dari niat yang baik, ketulusan, dan tekad yang kuat.
- Ngluruk Tanpo Bala: Menghadapi tantangan tanpa kekerasan, tetapi dengan menyentuh hati.
- Menang Tanpo Ngasorake: Kemenangan sejati adalah ketika pihak yang kalah tetap merasa dihormati dan membutuhkan kita.
Ajaran ini menekankan pentingnya empati, keberanian moral, dan kesederhanaan, yang merupakan penangkal utama terhadap korupsi.
Memimpin Diri: Konsep dan Pentingnya
Kepemimpinan sering dikaitkan dengan kemampuan mengelola orang lain. Namun, RMP Sosrokartono menekankan bahwa kepemimpinan sejati dimulai dari kemampuan memimpin diri sendiri. Ini mencakup:
- Pengendalian Emosi: Kemampuan untuk tidak dikuasai oleh emosi negatif seperti marah, iri hati, atau keserakahan.
- Integritas Diri: Hidup dengan jujur dan bertanggung jawab, bahkan ketika tidak diawasi.
- Kesederhanaan: Menghindari hidup dalam kemewahan yang berlebihan dan memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan.
Menurut RMP Sosrokartono, seseorang yang mampu memimpin dirinya sendiri memiliki dasar moral yang kuat untuk menghindari tindakan yang merugikan orang lain, termasuk korupsi.
Korupsi di Ruang Publik: Tantangan dan Akar Masalah
Korupsi adalah salah satu masalah utama yang menghambat kemajuan bangsa. Dalam konteks ruang publik, korupsi sering terjadi karena:
- Keserakahan: Dorongan untuk mengambil keuntungan pribadi dari posisi yang diamanahkan.
- Kurangnya Pengawasan: Ketiadaan mekanisme kontrol yang efektif memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang.
- Budaya Toleransi terhadap Korupsi: Sikap permisif masyarakat terhadap korupsi, baik dalam skala kecil maupun besar.
Tindakan korupsi sering kali berakar pada ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya sendiri. Oleh karena itu, solusi jangka panjang membutuhkan perubahan pada tingkat individu, yang sesuai dengan ajaran RMP Sosrokartono.
Pencegahan Korupsi Melalui Kepemimpinan Diri
Korupsi sering kali terjadi akibat ketamakan, lemahnya pengawasan, dan budaya permisif. Dalam hal ini, ajaran Sosrokartono tentang "Ilmu Kantong Bolong" menjadi solusi praktis. Ilmu ini mengajarkan untuk membantu sesama tanpa pamrih, dengan memberikan apa yang kita miliki tanpa memikirkan waktu, perut, atau kantong. Dengan menanamkan nilai ini, individu dapat mengembangkan pola pikir yang melayani masyarakat daripada diri sendiri.
- "Sugih Tanpa Bandha": Filosofi ini mengajarkan bahwa kekayaan sejati tidak terletak pada materi, tetapi pada kebijaksanaan dan ketenangan batin. Jika seseorang tidak terobsesi dengan kekayaan materi, maka ia cenderung lebih kebal terhadap godaan korupsi.
- "Ngluruk Tanpa Bala": Prinsip ini mengajarkan keberanian untuk menghadapi tantangan tanpa mengandalkan kekuatan fisik atau tekanan. Dalam konteks pencegahan korupsi, ini berarti berani berkata tidak pada praktik yang tidak etis meskipun berada di bawah tekanan.
- "Menang Tanpa Ngasorake": RMP Sosrokartono mengajarkan bahwa kemenangan sejati adalah yang diraih tanpa merendahkan atau menyakiti orang lain. Dalam dunia pemerintahan atau ruang publik, ini bisa diterapkan dengan menciptakan sistem yang adil tanpa diskriminasi.