Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan pemerintah daerah yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pendekatan ini memungkinkan analisis hubungan antara variabel independen (ukuran pemerintah daerah, ukuran legislatif, tingkat ketergantungan, leverage, dan PAD) dengan variabel dependen (kinerja keuangan). Pendekatan kuantitatif memberikan keakuratan data yang kuat dalam menjawab hipotesis. Data dari seluruh daerah di Indonesia memastikan hasil yang representatif dan relevan.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian mencakup seluruh pemerintah daerah di Indonesia, dengan sampel sebanyak 320 laporan keuangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yang fokus pada laporan keuangan yang relevan dan representatif.
Analisis Data
Penelitian ini menggunakan uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, serta regresi linier berganda. Uji F dan uji t digunakan untuk mengukur signifikansi model dan hubungan antara variabel.
Hasil Penelitian
Ukuran Pemerintah Daerah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran pemerintah daerah berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Pemerintah daerah dengan aset besar cenderung memiliki fleksibilitas lebih dalam pembiayaan program, tetapi juga menghadapi risiko pengelolaan yang kompleks.
Ukuran Legislatif
Ukuran legislatif memiliki dampak positif terhadap kinerja keuangan. Jumlah anggota legislatif yang lebih banyak meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan. Namun, hal ini juga memerlukan pengelolaan biaya yang lebih besar untuk menghindari inefisiensi.
Tingkat Ketergantungan Keuangan
Ketergantungan keuangan pada dana pusat berdampak negatif terhadap kinerja. Pemerintah daerah yang terlalu bergantung pada dana pusat sering kali kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat lokal.
Leverage
Leverage atau tingkat utang memiliki dampak negatif, menunjukkan bahwa pemerintah daerah dengan tingkat utang yang tinggi cenderung memiliki kinerja keuangan yang buruk akibat ketergantungan pada pihak kreditur.
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Daerah dengan PAD yang tinggi lebih mampu membiayai proyek pembangunan dan meningkatkan kualitas layanan publik.