Mohon tunggu...
SITI NUR HIKMAH 121211030
SITI NUR HIKMAH 121211030 Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Dian Nusantara

Nama : Siti Nur Hikmah NIM : 121211030 Mata Kuliah : Pengukuran Kinerja Sektor Publik Kampus : Universitas Dian Nusantara Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Publik Pierre Bourdieu

16 Oktober 2024   10:41 Diperbarui: 16 Oktober 2024   10:58 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pierre Bourdieu, salah satu sosiolog terkemuka asal Prancis abad ke-20, memperkenalkan konsep-konsep penting yang membantu menjelaskan dinamika sosial dalam teorinya tentang praktik sosial. Bourdieu mencoba menjelaskan bagaimana struktur sosial membentuk dan dibentuk oleh individu melalui berbagai modal yang mereka miliki dan tempat mereka berinteraksi. Dalam konteks ruang publik, konsep-konsep ini menjadi alat analisis yang kuat untuk memahami dinamika kekuasaan, dominasi, serta bagaimana manusia berinteraksi dan berperan dalam masyarakat.

Ruang publik menurut Bourdieu bukan hanya tempat fisik di mana individu berkumpul untuk berdiskusi atau berinteraksi, melainkan juga arena sosial tempat berbagai bentuk modal dipertaruhkan. Dalam teori Bourdieu, ada tiga elemen kunci yang menentukan interaksi sosial dalam ruang publik, yaitu habitus, kapital, dan arena (Praksis = Habitus + Kapital + Arena)

  • Habitus adalah seperangkat disposisi internal yang membentuk cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Habitus ini terbentuk dari nilai-nilai, norma-norma, serta pengalaman hidup yang dialami seseorang sejak kecil. Dalam ruang publik, habitus menentukan bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain serta bagaimana mereka memandang diri mereka dalam Masyarakat.
  • Kapital adalah modal yang dimiliki individu, baik modal ekonomi, sosial, budaya, maupun simbolik. Modal ini memberikan seseorang kemampuan untuk mengambil posisi tertentu dalam arena sosial. Misalnya, modal ekonomi memungkinkan akses ke pendidikan tinggi, sementara modal budaya (pengetahuan atau keterampilan) memberikan legitimasi dalam berbagai ruang publik, seperti dunia seni atau akademik.
  • Arena adalah ruang khusus dalam masyarakat di mana aktor-aktor dengan habitus dan kapital tertentu berinteraksi. Arena ini bisa berupa bidang bisnis, pendidikan, seni, politik, dan lain-lain

Ruang publik dalam konsep ini adalah tempat di mana berbagai arena sosial bertemu dan berinteraksi, dan di mana setiap individu membawa habitus serta kapital mereka masing-masing ke dalam arena tersebut.

Ruang publik adalah cerminan dari struktur sosial yang lebih luas. Melalui interaksi di ruang publik, kita dapat melihat bagaimana kekuasaan dan dominasi terdistribusi di antara berbagai kelas sosial. Bourdieu menekankan bahwa struktur sosial tidak bersifat statis; ia terus berkembang seiring dengan perubahan dalam modal yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

  1. Dominasi Simbolik dan Doxa: Dalam ruang publik, sering kali terjadi dominasi simbolik, di mana individu atau kelompok tertentu memaksakan pandangan dunia mereka kepada orang lain. Hal ini sering kali dilakukan melalui doxa, yaitu pandangan yang diterima tanpa pertanyaan atau kritik. Doxa berfungsi untuk mempertahankan kekuasaan mereka yang dominan dalam ruang public.
  2. Reproduksi Sosial: Ruang publik juga memainkan peran penting dalam reproduksi sosial, di mana ketidaksetaraan kelas dan status sosial dilanggengkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan, sebagai salah satu arena utama dalam ruang publik, sering kali bertindak sebagai alat reproduksi ini dengan menutup akses bagi mereka yang tidak memiliki modal yang cukup.

Ruang publik memungkinkan adanya perlawanan terhadap dominasi ini. Bourdieu menunjukkan bagaimana kelas-kelas ekonomi bawah dapat melakukan resistensi terhadap kelompok-kelompok dominan, baik melalui tindakan individu maupun kolektif.

Untuk memahami bagaimana ruang publik bekerja, penting untuk melihat lebih dalam bagaimana habitus, kapital, dan arena saling terkait.

  1. Habitus dalam Ruang Publik : Habitus seseorang, sebagai hasil dari internalisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial, berperan besar dalam menentukan bagaimana mereka berperilaku di ruang publik. Seseorang dengan habitus akademik, misalnya, akan merasa nyaman berbicara di forum diskusi ilmiah, sementara seseorang dengan habitus bisnis mungkin lebih fokus pada aspek-aspek ekonomi dalam diskusi yang sama.
  2. Kapital dan Posisi dalam Arena : Modal yang dimiliki seseorang mempengaruhi posisi mereka dalam arena sosial. Mereka yang memiliki modal ekonomi dan budaya yang kuat, misalnya, lebih mungkin menduduki posisi dominan di ruang publik. Sebaliknya, mereka yang modalnya terbatas akan cenderung berada di pinggiran.
  3. Arena sebagai Ruang Kompetisi : Dalam setiap arena sosial, terjadi kompetisi antara individu atau kelompok untuk mencapai dominasi. Bourdieu menjelaskan bahwa kompetisi ini selalu melibatkan strategi-strategi yang kompleks, seperti investasi simbolik (mencari legitimasi sosial) atau investasi ekonomi.

Arena, seperti ruang pendidikan atau bisnis, memberikan aturan main yang berbeda-beda. Setiap orang harus memiliki habitus dan kapital yang sesuai agar dapat berpartisipasi dan bersaing dalam arena tersebut.

Pierre Bourdieu memberikan kerangka analitis yang kaya untuk memahami bagaimana ruang publik berfungsi dalam masyarakat modern. Dengan konsep habitus, kapital, dan arena, ia menunjukkan bahwa interaksi sosial di ruang publik bukanlah sesuatu yang netral atau bebas dari kekuasaan. Sebaliknya, interaksi ini diwarnai oleh modal yang dimiliki oleh masing-masing individu dan bagaimana mereka menempati posisi dalam arena sosial.

Ruang publik, dalam pengertian Bourdieu, adalah tempat di mana kekuasaan direproduksi dan ditantang, di mana dominasi simbolik dapat diperkuat atau dihancurkan, dan di mana perubahan sosial dapat terjadi melalui resistensi terhadap status quo. Melalui konsep-konsep ini, kita dapat lebih memahami dinamika sosial yang terjadi di sekitar kita dan melihat bagaimana struktur sosial membentuk, serta dibentuk oleh, individu-individu yang ada di dalamnya.

Modul 5 Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Modul 5 Pengukuran Kinerja Sektor Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun