Museum Konferensi Asia-Afrika merupakan bangunan yang menjadi saksi dari konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada 18 April-24 April 1955. Gedung Merdeka, sebutan untuk gedung museum Konferensi Asia-Afrika yang diresmikan oleh Presiden Ir. Soekarno, menjadi salah satu ikon kota Bandung. Bangunan yang terletak di Jl. Asia Afrika, Braga, Bandung ini dijadikan museum untuk menjaga sejarah penting yang ada di dalamnya.
Saat memasuki museum, bola dunia yang menampakkan negara-negara Asia-Afrika yang menjadi anggota dari sidang Konferensi Asia-Afrika. Sedikit melangkah ke dalam, nampak replika simulasi Ir. Soekarno saat berpidato dalam sidang Konferensi Asia-Afrika dengan situasi yang persis saat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika.Â
Tidak hanya menampakkan Ir. Soekarno yang tengah berpidato, terlihat pula replika beberapa delegasi yang diutus dari beberapa negara dalam sidang Konferensi Asia-Afrika. Ke-29 bendera negara yang menjadi anggota dalam Konferensi Asia-Afrika tidak terluput dari penggambaran situasi replika simulasi tersebut.
Potret perubahan Gedung Merdeka akibat renovasi dari tahun ke tahun ditampilkan dalam suatu ruangan. Meskipun mengalami renovasi beberapa kali, namun tidak merubah nilai estetika utama gedung. Peralatan yang digunakan dalam sidang Konferensi Asia-Afrika nampak dipajang dengan elok pada beberapa sudut museum.
Literasi berbagai aspek mengenai konferensi Asia-Afrika tidak luput terpampang dalam museum. Latar belakang dari bergabungnya negara-negara Afrika dalam konferensi ini menjadi salah satu aspek yang digambarkan mengenai sidang Konferensi Asia-Afrika. Beberapa hal yang melandasi hal tersebut ialah kolonialisme, apartheid, dan perang dunia II.
Jika di awal memasuki museum kita disuguhkan replika simulasi pidato presiden Ir. Soekarno, naskah pidato beliau pun tidak luput untuk di abadikan di dalam museum. Tidak hanya sekedar naskah, rekaman cuplikan pidato beliau pun disusuhkan di dalam museum.
Tidak hanya situasi sidang yang digambarkan dalam museum, namun suasana keakraban di luar  sidang antar para delegasi yang hadir pun diabadikan dengan apik dalam museum. Terlihat dengan baik raut menyenangkan dari para hadirin disana.
Namun, di balik rasa suka cita yang tergambar dalam suasana sidang, ada peristiwa pahit yang terjadi sebelum dilaksanakannya sidang Konferensi Asia-Afrika. Salah satu peristiwa duka yang dirincikan yaitu pengeboman pesawat Kashmir Princess. Pesawat yang membawa 8 delegasi dari Republik Rakyat Tiongkok, seorang petugas Pemerintah Viet Minh, dua orang reporter dari Polandia dan Austria, serta 8 orang awak pesawat ini jatuh di lautan sekitar Kepulauan Natuna akibat bom waktu yang dipasang di pesawat itu.
Salah satu hasil dari Konferensi Asia-Afrika yaitu Dasa Sila Bandung dapat dilihat dengan baik di terpampang di dalam museum.
Poster yang mempublikasikan Konferensi Asia-Afrika dapat dilihat di bagian dalam museum pada koridor kea rah aula. Pada poster terpampang 30 Negara, namun yang menghadiri pelaksanaan sidang Konferensi Asia-Afrika kala itu hanyalah 29 negara secara resmi seperti yang kita tahu. Selain itu, beberapa media cetak yang memberitakan pelaksanaan sidang tidak luput diabadikan.
Aula lokasi dilaksanakannya sidang Konferensi Asia-Afrika menjadi akhir dari penelusuran museum. Terlihat sangat jelas versi sesungguhnya dari replika simulasi sidang yang ditemui sesaat memasuki museum. Tatanan meja dan kursi diabadikan semirip mungkin saat dilaksanakannya sidang pada 18 April-24 April 1955 silam.
Penulisan artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis dalam program Pertukaran Mahasiswa Merdeka kegiatan perkuliahan Modul Nusantara kunjungan Museum Konferensi Asia-Afrika pada hari Sabtu, 17 September 2022.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI