Jika di awal memasuki museum kita disuguhkan replika simulasi pidato presiden Ir. Soekarno, naskah pidato beliau pun tidak luput untuk di abadikan di dalam museum. Tidak hanya sekedar naskah, rekaman cuplikan pidato beliau pun disusuhkan di dalam museum.
Tidak hanya situasi sidang yang digambarkan dalam museum, namun suasana keakraban di luar  sidang antar para delegasi yang hadir pun diabadikan dengan apik dalam museum. Terlihat dengan baik raut menyenangkan dari para hadirin disana.
Namun, di balik rasa suka cita yang tergambar dalam suasana sidang, ada peristiwa pahit yang terjadi sebelum dilaksanakannya sidang Konferensi Asia-Afrika. Salah satu peristiwa duka yang dirincikan yaitu pengeboman pesawat Kashmir Princess. Pesawat yang membawa 8 delegasi dari Republik Rakyat Tiongkok, seorang petugas Pemerintah Viet Minh, dua orang reporter dari Polandia dan Austria, serta 8 orang awak pesawat ini jatuh di lautan sekitar Kepulauan Natuna akibat bom waktu yang dipasang di pesawat itu.
Salah satu hasil dari Konferensi Asia-Afrika yaitu Dasa Sila Bandung dapat dilihat dengan baik di terpampang di dalam museum.
Poster yang mempublikasikan Konferensi Asia-Afrika dapat dilihat di bagian dalam museum pada koridor kea rah aula. Pada poster terpampang 30 Negara, namun yang menghadiri pelaksanaan sidang Konferensi Asia-Afrika kala itu hanyalah 29 negara secara resmi seperti yang kita tahu. Selain itu, beberapa media cetak yang memberitakan pelaksanaan sidang tidak luput diabadikan.
Aula lokasi dilaksanakannya sidang Konferensi Asia-Afrika menjadi akhir dari penelusuran museum. Terlihat sangat jelas versi sesungguhnya dari replika simulasi sidang yang ditemui sesaat memasuki museum. Tatanan meja dan kursi diabadikan semirip mungkin saat dilaksanakannya sidang pada 18 April-24 April 1955 silam.