Sedentary lifestyle-juga dikenal sebagai gaya hidup yang tidak melakukan banyak aktivitas fisik-telah menjadi fenomena di seluruh dunia saat ini. Kita sering terjebak dalam kebiasaan duduk berjam-jam di kantor, sekolah, atau di rumah. Ketika teknologi seperti komputer, TV, dan smartphone menjadi lebih mudah dan nyaman, secara tidak langsung kita cenderung mengurangi aktivitas fisik. Studi menunjukkan bahwa duduk terlalu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, mengubah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih aktif sangat penting untuk menjaga kesehatan yang lebih baik di masa depan.
Dampak Negatif Sedentary Lifestyle
Sedentary lifestyle membawa berbagai risiko terhadap kesehatan. Secara fisik, duduk terlalu lama dapat memicu beragam penyakit kronis seperti obesitas, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia (kolesterol tinggi dalam darah), hipertensi, penyakit jantung koroner, dan kanker. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik juga berdampak pada metabolisme tubuh, menghambat kemampuan tubuh untuk memproses gula dan lemak dengan efisien. Selain itu, duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan masalah otot dan tulang (osteoporosis), terutama nyeri punggung dan postur tubuh yang buruk (Maidartati dkk., 2022).
Namun, dampak sedentary lifestyle tidak hanya terbatas pada kesehatan fisik. Kurangnya aktivitas juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Penelitian telah menunjukkan hubungan antara gaya hidup yang tidak aktif dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan. Aktivitas fisik memiliki manfaat yang signifikan dalam meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres, sehingga penting bagi kita untuk mulai bergerak lebih banyak setiap harinya.
Kebiasaan Sehari-hari yang Perlu Diubah
Banyak dari kita tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele sebenarnya sangat berkontribusi terhadap sedentary lifestyle. Misalnya, di rumah, kita sering menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan televisi atau bermain gadget. Rutinitas ini dapat dengan cepat meningkatkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk duduk.
Di tempat kerja, terutama bagi pekerja kantoran, waktu duduk bahkan lebih banyak. Rapat, bekerja di depan komputer, atau makan siang di meja kerja seringkali menjadi kebiasaan yang sulit dihindari. Namun, penting bagi kita untuk mencari cara untuk mengurangi waktu duduk dan bergerak, meski hanya dalam bentuk aktivitas ringan.
Tips Praktis untuk Mengurangi Waktu Duduk
Untuk membantu mengurangi sedentary lifestyle, ada beberapa tips praktis yang dapat diterapkan dalam keseharian kita:
1. Jadwalkan Istirahat AktifÂ
Mengatur pengingat setiap 30 hingga 60 menit untuk berdiri, meregangkan otot, atau berjalan sejenak dapat mengurangi efek negatif duduk terlalu lama. Hal sederhana seperti berjalan di sekitar rumah atau kantor dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi ketegangan otot.
2. Bersepeda atau Berjalan ke Tempat Kerja
Salah satu cara paling efektif untuk menambah aktivitas fisik dalam keseharian adalah dengan mengubah kebiasaan transportasi. Jika memungkinkan, bersepeda atau berjalan kaki ke tempat kerja dapat menjadi langkah signifikan untuk menjaga kesehatan.
3. Aktivitas Bersama Keluarga atau Teman
Mengajak keluarga atau teman untuk berolahraga bersama, seperti berjalan-jalan di taman, bersepeda, atau bermain olahraga ringan, bisa menjadi kegiatan menyenangkan sekaligus menambah aktivitas fisik. Selain itu, aktivitas ini juga dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial.
4. Gunakan Tangga daripada Lift
Kebiasaan sederhana seperti menggunakan tangga alih-alih lift atau eskalator dapat menambah aktivitas fisik sehari-hari dan membantu mengurangi waktu duduk. Meskipun mungkin terasa kecil, efek kumulatifnya bisa signifikan untuk kesehatan.
5. Gunakan Aplikasi Pengingat Aktivitas
Ada banyak aplikasi yang dapat membantu mengingatkan untuk berdiri, berjalan, atau melakukan peregangan secara berkala. Aplikasi seperti ini dapat diatur untuk memberikan notifikasi secara berkala, sehingga tidak terlupa.
Sedentary lifestyle merupakan ancaman serius bagi kesehatan, baik fisik maupun mental. Namun, perubahan kebiasaan sederhana dalam aktivitas sehari-hari dapat memberikan dampak besar terhadap kesehatan secara keseluruhan. Dengan menjadwalkan istirahat aktif, memilih transportasi aktif, serta menggunakan aplikasi pengingat aktivitas, kita dapat secara bertahap mengurangi waktu duduk dan meningkatkan kesehatan kita. Saatnya kita beralih dari duduk ke bergerak untuk kesehatan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah.
Referensi :
Aji, M. S., Mubarat, H., & Iswandi, H. (2023). KAMPANYE SOSIAL MENGATASI BAHAYA SEDENTARY LIFESTYLE PADA REMAJA DI KOTA PALEMBANG. VisART: Jurnal Seni Rupa dan Desain, 1(1), 234-249.
Ayuningtiyas, R., Faisal, Octariany, & Siagian, D. S. (2024). Penyuluhan Kesehatan Untuk Pencegahan Sedentary Lifestyle Pada Pelajar SMA. JDISTIRA (Jurnal Pengabdian Inovasi Dan Teknologi Kepada Masyarakat), 4(1), 87-91.
Maidartati, Hayati, S., Anggraeni, D. E., Irawan, E., Damayanti, A., & Silviani, D. A. (2022). GAMBARAN SEDENTARY LIFESTYLE PADA REMAJA DI SMA KOTA BANDUNG. Jurnal Keperawatan BSI, 10(2), 250-265.
Olfah, Y., Surijati, K. A., & Siswati, T. (2022). Sedentary Life Style and Risk of Metabolic Syndromeduring the Covid-19 Pandemic. International Journal of Multidisciplinary Research and Publications, 30(30), 20-23.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H