Bunda,
Lirih aku mengenangmu...
Seolah melampai jauh hingga hari kepergianmu...
Menguak kembali sejuta kesan terindah,
Menyingkap riwayat malaikat tanpa sayap nan jelita
Melambungkan lagi kenangan tentang sejuta cinta...
Bunda,
Tahukah engkau akan kecewaku?
Sampaikah padamu tentang rindu dan pilu dalam untaian waktu?
Bila mungkin, ingin rasanya ku rengkuh lagi jiwa dan ragamu...
Kembali menghimpun seribu mimpi menyambut pelangi
Bunda,
Alangkah sulitnya merangkai jiwa ksatria di tengah badai kecewa
Karena hanya diri ini yang tak sempat mengukir bahagia di wajahmu
Terlambat sudah, apa mau dikata
Tersisa amanat sepeninggal bunda
'Jadilah anak baik dan berguna' amat sederhana namun sukar terlaksana ...
Sesal menyesap kedalam jiwa, karena tak mampu menunaikan seutuhnya
Kata maaf tiada guna, namun hanya itu yang ku punya
Maafkan aku, Bunda... :'(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H