***
Saya sempat mempraktekkan di Photosop, wajah saya, kalau diberi efek blur,,, cantiknya bukan main! Yah paling tidak menurut saya pribadilah...
Dan beruntungnya, pacar saya memiliki penglihatan yang buruk meski ia telah khatam melakukan operasi ablasio retina dan operasi katarak. Jarak pandangnya tidak jauh. Dunia yang dia lihat tak ubahnya dunia yang dimasukkan ke Photosop dan diberi efek blur. Jadilah saya tampak begitu menawan di mata dia!
Dengan kondisinya yang demikian, tentu akan sulit sekali bagi dia untuk berkeliaran mencari selingkuhan. Dia adalah pejalan kaki yang buruk di siang hari. Dan lebih buruk lagi jika petang. Syaraf matanya yang sudah korslet membuatnya lemah dalam melihat gradasi warna. Hal ini saya sadari ketika berulang kali dia kesulitan menemukan barang entah ponsel entah bolpoin entah buku, andai barang-barang tersebut tergeletak di tempat yang warnanya tak jauh berbeda. Namun, dia akan segera mengenali andai ada bolpoin warna merah menyala, jatuh di tanah berwarna gelap.
Dan jika saja, jika kelak saya jadi menikah dengan dia, maka saya patut bersyukur sebab Tuhan telah memenuhi doa-doa saya tempo dulu.
Saya ingin menjadi yang utama di mata kekasih saya. Syarat ini juga terpenuhi jika saya menikah dengan pacar saya yang sekarang ini. Waktu itu, satu-satunya hal yang membuatnya bersemangat (menjelang dan pasca operasi), adalah saya. Tak heran keluarganya kebanjiran air mata mendapati saya menjenguk anak mereka. Mereka menangis, saya tak kalah hebat menangisnya, sedang kami sedang heboh-hebohnya menangis, pacar saya itu justru dengan tenangnya menepuk-nepuk pundak saya. Jangan menangis. Jangan bersedih. katanya.
Memangnya saya menangis untuk siapa?
Terlepas dari tragedi tangis menangis itu, saya amat bahagia karena saya telah menjadi sesosok wanita yang begitu berpengaruh dalam kebahagiannya. Bukankah saya selalu mengalami krisis percaya diri dan selalu merasa tak penting?
***
Terkadang saya menangisi nasib pacar saya yang begitu memilukan. Punya dua mata tapi hanya bisa menggunakan yang sebelah. Cuma sebelah, tak sempurna lagi. Belum lagi skripsinya yang tak kunjung rampung akibat operasi-operasi dan terapi tengkurap yang memakan waktu berbulan-bulan. Kondisi itu patut membuat saya menangis.
Terkadang lagi saya menangisi nasib saya sendiri yang begitu mencintai lelaki tak sempurna seperti dia. Bagaimana masa depan saya nanti? Bagaimana anak-anak kami nanti? Saya juga patut menangis untuk nasib saya sendiri!