Semua makhluk dan objek di alam semesta yang merupakan refleksi atas kebesaran Tuhan. Pandangan dunia Tauhid merupakan pandangan dunia yang integral. Pandangan dunia Tauhid memberikan "kelonggaran" bagi manusia untuk mengembangkan kebebasannya, sehiingga manusia bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang dilakukannya. Pandangan dunia Tauhid juga memandang bahwa manusia sebagai insan yang memiliki kemerdekaan dan martabat yang sangat tinggi.
Dalam pandangan dunia Tauhid, Tuhan adalah tujuan yang kepada-Nyalah seluruh eksistensi dan makhluk bergerak secara simultan, dan Dia jualah yang menentukan tujuan dari alam semesta ini. Penyembahan terhadap kekuatan Absolut (Allah Yang Esa) yang merupakan seruan terbesar dari ajaran Ibrahim as, terdiri atas seruan kepada semua manusia untuk menyembah Penguasa tunggal di jagad raya ini. Penyembahan tersebut dimaksudkan untuk mengarahkan perhatian manusia kepada satu tujuan penciptaan dan untuk mempercayai satu kekuatan yang paling efektif dari seluruh eksistensi dan sebagai tempat berlindung dan bergantung manusia sepanjang hayat dan sejarah.
Tauhid sebagai modus eksistensi manusia, digambarkan oleh Syari'ati dalam pembahasannya yang sangat romantik, reflektif, dan revolusioner tentang ibadah haji. Beliau mengatakan, ibadah haji menggambarkan "kepulangan" manusia kepada Allah yang Mutlak dan Tidak Terbatas, serta tidak ada yang menyerupaiNya. Perjalanan "pulang" kembali kepada Allah menunjukkan suatu gerakan yang pasti menuju kesempurnaan, kebaikan, kebenaran, keindahan, pengetahuan, kekuatan, nilai-nilai, dan fakta-fakta.
Tauhid sebagai modus eksistensi bermakna, bahwa Allah adalah tempat asal dan tempat kembali manusia. dariNyalah seluruh atribut Ilahiyah yang dimiliki oleh manusia berasal. Berbeda dengan filsafat eksistensialisme Jean Paul Sartre, yang menganggap Tuhan sebagai sosok yang menghalangi kebebasan manusia. Syari'ati memandang, bahwa tuhan adalah sosok pembebas bagi manusia, dengan melakukan upaya pendekatan diri kepadaNya, maka manusia akan terbebas dari nilai-nilai lumpur busuk yang kotor dan melambangkan keadaan manusia yang dehumanis menuju Ruh Allah yang suci sebagai sumber seluruh nilai-nilai humanisme yang universal.
Pandangan dunia Tauhid menuntut manusia hanya takut pada satu kekuatan, yaitu kekuatan Tuhan, selain Dia adalah kekuatan yang tidak mutlak alias palsu. Tauhid menjamin kebebasan manusia dan memuliakan hanya semata kepadaNya. Pandangan ini menggerakkan manusia untuk melawan segala kekuatan dominasi, belenggu, dan kenistaan manusia atas manusia. Tauhid memiliki esensi sebagai gagasan yang bekerja untuk keadilan, solidaritas, dan pembebasan. 60 Implikasi logis dari pandangan dunia Tauhid adalah bahwa menerima kondisi masyarakat yang penuh kontradiksi dan diskriminasi sosial, serta menerima pengkotak-kotakan dalam masyarakat sebagai syirik. Dengan demikian, dalam pandangan Ali Syari'ati, masyarakat tanpa kelas adalah sebuah konsekuensi dari Tauhid.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Ali Syari'ati merupakan seorang seorang intelektual sekaligus pemikir besar yang memicu energi intelektual untuk Revolusi Islam di Iran, dan menaruh perhatian lebih pada humanisme. Inti pemikirannya bahwa manusia merupakan makhluk merdeka, mempunyai potensi untuk menentukan sendiri nasibnya. Nasib manusia tidak ditentukan oleh faktor eksternal, Akan tetapi nasib manusia dibangun dengan semangat Tauhid dan memberikan pemahaman akan ideologi berdasarkan Islam yang bisa memberikan dampak positif bagi manusia dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan nyata.
Dunia religius humanistik merupakan gagasan yang ditawarkan oleh Ali Syari'ati dalam usaha menghilangkan dualisme antara kelas penguasa dengan yang dikuasai, borjuasi dengan proletariat, yang pada akhirnya akan mendapatkan keesaan yang hakiki untuk menciptakan kesadaran kepada manusia dalam posisinya sebagai wakil Tuhan di bumi. Pandangannya tentang kehidupan dalam pandangan dunia tauhid adalah pandangan dunia yang melihat kenyataan sebagai realitas yang holistik, universal, integral dan monistik dalam kesatuan dalam trinitas tiga hipotesis, yaitu Tuhan, manusia, dan alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H