Hasil Pembahasan: Â
Riwayat Hidup
Ali Syariati lahir pada tahun 1933 di kota Mashhad, Iran. Dari usia muda, ia terpengaruh oleh suasana intelektual dan politik di Iran pada masa itu. Ia tumbuh dalam keluarga yang memiliki latar belakang agama, ayahnya adalah seorang ulama (cendekiawan agama Islam). Namun, Ali Syariati juga terpapar pada pemikiran-pemikiran modern dan filosofi Barat selama studinya di Universitas Sorbonne, Paris, di mana ia mendalami sosiologi dan ilmu politik.
Pada masa mudanya di Paris, Syariati terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran Marxis dan sosialis yang berkembang di Eropa. Namun, ia tidak melupakan akar agamanya. Ia berusaha untuk menggabungkan pemikiran Barat modern dengan ajaran Islam untuk menciptakan visi yang lebih luas tentang keadilan sosial dan kebebasan.
Setelah kembali ke Iran pada tahun 1959, Syariati mulai aktif dalam kegiatan intelektual dan politik. Dia menggunakan platformnya sebagai dosen universitas, penulis, dan pemimpin pemikiran untuk menyebarkan gagasan-gagasan pemikiran pembebasan. Salah satu pendekatan utamanya adalah menggunakan khotbah agama dan ceramah untuk menyampaikan pesan-pesannya yang revolusioner kepada masyarakat.
Syariati membawa perubahan besar dalam pemikiran Islam dengan mengedepankan gagasan tentang perlawanan terhadap penindasan, penekanan pada martabat manusia, dan perjuangan untuk keadilan sosial. Ia mengkritik tajam rezim monarki di Iran serta klerikalisme yang ia anggap sebagai penyimpangan dari ajaran asli Islam.
Pengaruh Syariati terus berkembang, terutama di kalangan generasi muda, meskipun ia meninggal pada tahun 1977 pada usia yang relatif muda akibat serangan jantung. Meskipun hidupnya singkat, warisannya sebagai seorang pemikir yang memadukan gagasan-gagasan pembebasan dengan nilai-nilai Islam tetap hidup dan memberi inspirasi bagi gerakan-gerakan pemikiran dan aktivisme di Iran dan di seluruh dunia Islam.
Pemikiran Pembebasan Ali Syari'ati
Pandangan Tauhid dalam pemikiran Ali Syari'ati, dia sebut dengan istilah Tauhid Wujud yang ilmiah dan analitis. Ali Syari'ati memandang Tauhid lebih dari sekedar teologi, melainkan memandang Tauhid sebagai pandangan dunia. Ali Syari'ati tidak mendedah konsep Tauhid dengan pendekatan teoogis, mistis, ataupun filosofis, tapi merefleksikan Tauhid dalam kerangka pandangan dunia dan ideologi. Basis ontologis Tauhid Wujud sebagai pandangan dunia adalah memandang semesta sebagai satu kesatuan, tidak terbagi atas dunia kini dan akhirat nanti, atas yang alamiah dan yang supra alamiah, atau jiwa dan raga. Tauhid Wujud memandang seluruh eksistensi sebagai bentuk tunggal, organisme tunggal yang memilliki kesadaran, cipta, rasa, dan karsa. Untuk menjadikan Islam sebagai ideologi yang mampu dipraksiskan dalam kehidupan dan memberi implikasi yang positif bagi manusia. Syari'ati menyajikan secara detail tahapan-tahapan ideologi.
Pada tahap pertama, Syari'ati berangkat dari satu pertanyaan mendasar mengenai kedudukan manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan alam semesta. Untuk menjelaskan hal tersebut, terlebih dahulu Syari'ati meletakkan pandangan dunia Tauhid sebagai pandangan dunia yang mendasar. Bagi Ali Syari'ati, Tauhid tak sekedar pemahaman, lebih dari itu, Tauhid adalah ideologi pembebasan. Basis ideologi Ali Syari'ati adalah Tauhid, sebuah pandangan dunia mistik-filosofis yang memandang jagad raya sebagai sebuah organisme hidup tanpa dikotomisasi. Sebagaimana dinyatakan sendiri oleh Ali Syari'ati, bahwa Tauhid meninggalkan lingkaran diskusi, penafsiran, dan perdebatan filosofis, teologis, dan ilmiah, Tauhid masuk dalam urusan masyarakat. Di dalam Tauhid tercakup berbagai masalah yang menyangkut hubungan sosial.
Menurut Syari'ati, pandangan dunia Tauhid mengindikasikan secara langsung bahwa kehidupan adalah suatu bentuk yang tunggal.50 Kehidupan adalah kesatuan dalam trinitas tiga hipotesis, yaitu Tuhan, manusia, dan alam. Tauhid menyatakan bahwa alam adalah sebuah totalitas kreasi harmoni. Hal ini tentu saja berbeda secara fundamental dengan pandangan dunia yang membagi realitas dunia ke dalam dua kategori yang dikotomistik-binerian; materi-non materi, jasmani-ruhani, khalq-makhluk, alam fisik-alam gaib, serta individu-masyarakat. Dalam pandangan Ali Syari'ati, hal tersebut adalah syirik atau lawan dari Tauhid karena menentang pandangan kesatuan antara Tuhan, manusia, dan alam. 51 Dengan kata lain pandangan dunia Tauhid adalah pandangan dunia yang melihat kenyataan sebagai realitas yang holistik, universal, integral dan monistik.