Mohon tunggu...
Siti Noorraida
Siti Noorraida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa tahun 2021 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga yang bertanggung jawab, adaptif, tertarik untuk mempelajari hal baru, dan berusaha melakukan yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial: Benteng Seorang Muslim dari Ujaran Kebencian

5 November 2023   06:52 Diperbarui: 5 November 2023   08:58 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keberagaman etnis, geografis, sosial budaya, ras, dan agama di dunia. Hal ini merupakan kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia dengan 6 agama yang diakui, yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Berdasarkan data Kementerian Agama tahun 2022, 87,2% masyarakat Indonesia menganut agama Islam (Mayasaroh, 2020).

Islam merupakan agama yang selalu mengajarkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Makna toleransi dalam islam adalah sikap saling menghormati dan mengulurkan rasa pengertian antar umat beragama. Allah SWT menjelaskan di dalam Al-Quran pada Surat Yunus ayat 40-41 bahwa toleransi merupakan bagian penting dari persaudaraan dalam kehidupan. Sikap menerima perbedaan dan saling mengerti merupakan wujud rasa toleransi yang mampu mempererat hubungan antar umat beragama (Aulia, 2023).

Keberagaman agama menjadikan setiap masyarakat Indonesia harus memiliki rasa toleransi dan kerukunan. Kerukunan antar umat beragama dibutuhkan untuk menciptakan negara Indonesia yang aman dan tentram. Kewajiban mewujudkan kerukunan beragama adalah tugas seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintah. Nilai-nilai agama Islam akan mewujudkan hidup rukun antar umat beragama. Akan tetapi, terdapat perbedaan pandangan sehingga menimbulkan kesalahpahaman yang memicu timbulnya konflik antar umat beragama.. Hal ini banyak ditemukan pada sosial media dengan mengutarakan ujaran kebencian (hate speech) yang menyerang antar agama (Vinkasari, et al., 2020).

Dewasa kini, media sosial telah menjadi perantara komunikasi untuk membagikan aktivitas sehari-hari yang tidak dapat dihindari, seperti twitter. Twitter mewadahi penggunanya dalam membagikan aktivitas sehari-hari dan memberikan komentar terhadap aktivitas yang telah dibagikan oleh orang lain. Komentar-komentar tersebut dapat berupa pujian, dorongan, atau bahkan ujaran kebencian. 

Media sosial merupakan perantara dalam penyebaran informasi dari dan kepada masyarakat luas. Namun seiring berjalannya kemajuan teknologi ini, sering ditemukan berbagai bentuk ujaran kebencian yang berdampak negatif dan tidak mencerminkan ajaran agama. Islam menganjurkan seluruh umat muslim untuk saling menghormati dan menghargai setiap makhluk ciptaan Allah SWT (Marwa & Fadhlan, 2021).

Imam Al-Ghazali menyatakan menyatakan bahwa “manusia harus selalu menjaga perkataan dari semua bahaya adu domba, mengumpat, bermusuhan, berdebat, dan lain-lain makan sesungguhnya waktumu akan sia-sia. Jika kita memakai waktu untuk berfikir dan mengucapkan perkataan yang bermanfaat niscaya Allah SWT akan memberikan Rahmat kepadamu” (Safitri, 2020).

Islam mengajarkan untuk senantiasa menghormati dan menghargai saudaranya dengan memerintahkan umat-Nya untuk selalu menjaga perkataan. Sebagaimana hadis nabi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori: 

 (مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَو لِيَصْمُتْ،

Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam”. 

Hadis tersebut telah memberikan pernyataan bahwa Rasul mengungkap mengenai keimanan terlebih dahulu sebelum memperingatkan untuk menjaga perkataan. Jika seseorang yang tidak bisa berkata baik, kualitas keimanannya patut dipertanyakan karena iman merupakan hal yang sangat mendasar bagi umat Islam (Marwa & Fadhlan, 2021).

Ujaran kebencian berkaitan erat dengan cacian, pencemaran nama baik, dan pelanggaran terhadap harkat dan martabat orang lain. Allah SWT berfirman melalui Al-Qur’an Surah Al-Hujurat ayat 11 yang isinya:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ  

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kamu mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok- olokan) lebih baik dari pada perempuan (yang mengolok-olokan), janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman, dan barang siapa tidak bertaubat, maka mereka itulah orangorang yang zalim” (Q.S. Al-Hujurat [49]:11)

 Selain ayat di atas, terdapat pula hadis yang membahas mengenai larangan umat islam untuk berkata buruk. Hal ini terdapat pada Hadis riwayat Bukhari No. 5559 Kitab Shahih Bukhari sebagai berikut :

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Al-Ahwash dari Abu Hashin dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.

Menurut agama Islam, terdapat berbagai macam ujaran kebencian, seperti berbohong, ghibah, fitnah, dan namimah atau provokasi. Sebagai umat beragama yang baik, kita harus menghindari perilaku-perilaku tersebut dengan memegang prinsip, seperti jujur, motif yang lurus, akurat, dan adil (Marwa & Fadhlan, 2021). 

Kasus-kasus ujaran kebencian pada teks twitter dapat dideteksi menggunakan artificial intelligence yang saat ini telah dikembangkan melalui berbagai metode klasifikasi, antara lain Convolution Neural Network (CNN), Naïve Bayes (NB), Random Forest Decision Tree (RFDT), Backpropagation, Recurrent Neural Network (RNN), Neural Network FastText, dan Support Vector Machine (SVM). Metode klasifikasi tersebut didasarkan dengan dataset yang berbeda sebagai acuan riset sehingga terdapat keterlibatan performa dari model machine learning (Dwitama, 2021).

Sebagai seorang muslim, dianjurkan untuk senantiasa berkata baik dan menghindari berkata buruk terhadap umat manusia tanpa terkecuali. Akan tetapi, penggunaan media sosial tidak menjadi penghalang untuk berekspresi. Artificial intelligence dapat mendeteksi ujaran kebencian dapat menjadi pengingat bagi seorang muslim untuk tidak menyebar ujaran kebencian.

DAFTAR PUSTAKA

Azkiya, R. M. F., Fikra, H., Isnaeniah, E., & Wibisono, M. Y. (2022). Ujaran Kebencian di Media Sosial Perspektif Islam: Studi Takhrij dan Syarah Hadis. In Gunung Djati Conference Series (Vol. 8, pp. 595-608).

Aulia, G.R., 2023. Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Perspektif Islam. Jurnal Ushuluddin: Media Dialog Pemikiran Islam, 25(1).

Dwitama, A. P. J. (2021). DETEKSI UJARAN KEBENCIAN PADA TWITTER BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN MACHINE LEARNING: REVIU LITERATUR. Jurnal Sains, Nalar, dan Aplikasi Teknologi Informasi, 1(1)

Marwa, A., & Fadhlan, M. (2021). Ujaran Kebencian di Media Sosial Menurut Perspektif Islam. Al-Afkar, 4(1), 1--14.

Safitri, M., 2020. Problem Ujaran Kebencian (Hate Speech) di Media Sosial dalam Al-Qur'an. UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Vinkasari, E., Cahyani, E.T., Akbar, F.D. and Santoso, A.P.A., 2020, September. Toleransi Antar Umat Beragama Di Indonesia Untuk Mempertahankan Kerukunan. In Prosiding Seminar Nasional Hukum, Bisnis, Sains dan Teknologi (Vol. 1, pp. 67-67).

PENULIS
Alfin Rachmad Cahyadi (022111133080)
Amirah Mujahidah (022111133081)
Siti Noorraida Halima (022111133083)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun