2. Gotong Royong
Keseruan semakin bertambah ketika siswa memanen ubi jalar dari lahan sekolah, yang dulunya merupakan tempat pembuangan sampah. Anak-anak berebut ubi jalar, bahkan terkadang melakukan tindakan konyol. Di sinilah guru mengajarkan nilai-nilai karakter seperti berbagi, gotong royong, dan kerja sama.
Nilai-nilai ini penting dalam membangun karakter pelajar Pancasila. Gotong royong terlihat jelas saat mereka bekerja sama dalam proses panen, mengolah, dan membagi hasil panen.
Dimensi gotong royong dalam aktivitas ini sangat menonjol ketika anak-anak belajar untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Mereka harus berbagi tugas, saling membantu, dan menghargai usaha teman-teman mereka. Saat memanen ubi jalar, mereka belajar untuk tidak berebut dan lebih mementingkan kerja sama daripada kemenangan individu.
Selain itu, gotong royong juga tampak saat mereka bersama-sama mengolah hasil panen menjadi makanan yang bisa dinikmati bersama.
Melalui kegiatan ini, anak-anak memahami pentingnya bekerja sama dan berbagi dengan orang lain, yang merupakan inti dari nilai-nilai gotong royong dalam Pancasila.
3. Kreatif
Setelah panen, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok untuk mengolah ubi jalar. Kreativitas anak-anak diuji dalam cara mereka mengolah ubi jalar menjadi berbagai masakan yang lezat dan menarik.
Menggoreng Ubi Jalar (Kelas 1-3)
Kelompok kelas 1-3 bertugas menggoreng ubi jalar. Meskipun dibantu oleh guru, anak-anak dilibatkan langsung dalam proses mengupas, memotong, mencuci, membumbui, hingga menggoreng ubi jalar.
Keseruan semakin bertambah ketika ubi jalar mulai digoreng dan matang. Sebagian anak, terutama anak laki-laki, ngotot ingin mencicipi terus-menerus seolah-olah tidak pernah makan. Bahkan dari kelompok lain berebut minta bagian. Meskipun sudah diberikan, mereka tetap saja minta terus, kadang sambil mengendap-endap agar tidak ditegur guru dan teman-temannya. Suasana ini sangat seru dan akan menjadi kenangan indah ketika mereka dewasa.
Kolak Ubi Jalar (Kelas 4-5)