Kepala Kementerian Agama Kabupaten Blitar menegaskan bahwa literasi Alquran bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga tentang menerapkan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penekanan ini, beliau berharap agar peserta tidak hanya mengambil bagian dalam seremoni penulisan mushaf Alquran, tetapi juga dapat memahami dan menggali makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci tersebut. Dengan demikian, acara ini diharapkan memberikan dampak yang lebih dalam, membentuk karakter, dan membawa manfaat yang nyata dalam pengembangan spiritualitas peserta, sehingga literasi Alquran dapat menjadi landasan bagi kehidupan mereka yang lebih baik.
"Khataman Alquran Bil Qolam" menjadi pijakan utama dalam acara ini, sebuah sebutan baru yang disampaikan dengan penuh semangat oleh Bapak Baharudin. Melalui konsep ini, beliau menyoroti signifikansi menghatamkan Alquran dengan pena sebagai suatu upaya yang memiliki keagungan dan nilai luhur. "Bil Qolam" menggambarkan ketekunan dalam menulis, mengaitkan setiap ayat suci Alquran dengan setiap goresan pena, menciptakan hubungan spiritual yang mendalam antara hati dan tulisan.
Acara ini tidak hanya menghadirkan kegiatan seremonial semata, tetapi juga berfungsi sebagai wahana untuk menyebarkan pesan dan nilai-nilai Islam. Tidak terbatas pada penyiaran langsung melalui platform YouTube dan TikTok, Facebook saja, informasi tentang "Khataman Alquran Bil Qolam" juga tersebar melalui artikel-artikel yang ditulis oleh anggota dan pengurus Kelompok Kerja Guru PAI (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran PAI (MGMP).
Langkah ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam kepada peserta, tetapi juga memberikan kesadaran kepada masyarakat luas akan program positif ini. Dengan demikian, acara ini menjelma menjadi suatu syiar Islam yang tak hanya berdampak pada peserta langsung, tetapi juga memberikan inspirasi dan wawasan bagi masyarakat yang lebih luas.
Tujuan dari Kegiatan Gerakan Serentak Penulisan Mushaf Alquran, seperti yang diungkapkan oleh Bu Yus Shofiatus Sholihah, adalah untuk meningkatkan cinta dan implementasi ajaran yang terdapat dalam kitab suci Alquran di kalangan umat Islam. Penulisan mushaf secara serentak di seluruh Jawa Timur menjadi perwujudan nyata dari upaya mendalam untuk membawa Alquran lebih dekat dengan hati setiap Muslim.
Pelaksanaan Penulisan Mushaf Alquran
Pelaksanaan penulisan mushaf Alquran secara serentak diikuti oleh peserta dari berbagai tingkatan, termasuk Kepala Kementerian Agama, Kasi Pais, pengawas PAI, dan GPAI dari seluruh jenjang pendidikan di Jawa Timur. Aktivitas ini diarahkan oleh Kepala Bidang Pais Kementerian Agama, dengan peserta menorehkan tulisan-tulisan mereka pada lembaran yang telah disiapkan.
PAIS Kantor Kementerian Agama Kabupaten Blitar, yang mendapat jatah untuk menulis juz 12, memberikan dimensi lebih pada kegiatan ini. Hasil tulisan peserta akan diabadikan dalam buku dan diterbitkan, menjadi warisan berharga yang dapat diakses oleh masyarakat. Antusiasme menunggu hasil dari kegiatan ini menciptakan antisipasi yang kuat di kalangan peserta dan juga masyarakat yang turut berpartisipasi dalam gerakan positif ini. Semoga, melalui penulisan mushaf Alquran secara serentak, akan tercipta ikatan spiritual yang lebih kokoh antara umat Islam di Jawa Timur dengan kitab suci mereka.
Wasana Kata
Dengan semangat literasi Alquran yang berkobar, gerakan serentak hari ini di Kabupaten Blitar, khususnya dan di seluruh Kabupaten/Kota Se Jawa Timur umumnya, Â menjadi panggung bagi eksplorasi mendalam terhadap makna dan kearifan yang terkandung dalam kitab suci Islam.Â
Seiring pena menorehkan setiap ayat, peserta tidak hanya menulis, tetapi juga meresapi kebijaksanaan yang tersemat dalam setiap huruf Alquran. Momentum berharga ini menciptakan ikatan spiritual yang semakin kuat di antara umat Islam di Kabupaten Blitar, dan di seluruh Jawa Timur, menjadikan setiap lembaran Alquran yang ditulis sebagai petunjuk hidup yang berharga.