Saya (KS SDN Gogodeso 01) menghadapi situasi di mana saya diundang untuk mengikuti rapat diseminasi tentang sekolah inklusi bersama dengan anggota Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) di tingkat kecamatan. Sebelumnya, kami telah merencanakan study tour untuk siswa kelas 6, yang sudah mendapat persetujuan dari wali murid dan melibatkan komitmen bersama dari sekolah.
Langkah-langkah Pengambilan Keputusan:
1. Mengenali Nilai-nilai yang Bertentangan:
Saya mengidentifikasi dua nilai yang bertentangan dalam kasus ini, yaitu tanggung jawab terhadap kelompok di sekolah saya dan tanggung jawab sebagai anggota K3S di tingkat kecamatan.
2. Menentukan Siapa yang Terlibat:
Pihak yang terlibat adalah saya sebagai kepala sekolah, anak-anak kelas 6 dan wali murid, rekan guru, serta anggota K3S di tingkat kecamatan.
3. Kumpulkan Fakta-fakta yang Relevan:
Saya mengumpulkan fakta-fakta bahwa study tour sudah direncanakan dengan matang, tanggalnya sudah ditetapkan, dan izin dari wali murid telah diperoleh. Saya juga mendapat undangan untuk rapat diseminasi.
4. Pengujian Paradigma Benar vs Benar:
Individu vs Kelompok: Dalam konteks pengambilan keputusan ini, saya merasa dilema antara memprioritaskan kepentingan kelompok di sekolah (individu kecil) dan kepentingan kelompok besar K3S (kelompok besar).
5. Melakukan Prinsip Resolusi: