Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1

17 September 2023   21:24 Diperbarui: 17 September 2023   23:06 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Dokumentasi Pribadi diolah dari Canva

Artikel ini merupakan salah satu bagian dari tugas Guru Penggerak yang saya ikuti. Yakni, calon guru Penggerak diminta untuk membuat tulisan berupa keterkaitan antara mpdul 3.1 dengan modul-modul sebelumnya yang sudah dipelajari.

Dengan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang ada di LMS, berikut adalah jawaban-jawaban saya dan hasil koneksi antar materi yang berhasil saya tulis.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara, khususnya Pratap Triloka, memiliki hubungan yang kuat dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Pratap Triloka, yang terdiri dari ing ngarso sung tulodo (contoh yang baik dari atas), ing madyo mangun karso (bangunlah tengah-tengah), dan tut wuri handayani (mengikuti dengan penuh tanggung jawab), menjadi panduan berharga dalam menghadapi masalah dan situasi yang memerlukan keputusan.

Seorang pemimpin yang menerapkan filosofi ini akan lebih cenderung untuk mempertimbangkan semua sudut pandang dan memastikan bahwa keputusannya adalah yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat. Ini menciptakan rasa keadilan dan kesetaraan dalam pengambilan keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Pentingnya nilai-nilai yang tertanam dalam diri seseorang juga sangat relevan dalam konteks ini. Nilai-nilai kebajikan yang kuat, seperti kejujuran, keadilan, dan empati, akan membentuk prinsip-prinsip yang mendasari pengambilan keputusan. Semakin baik nilai-nilai ini terinternalisasi dalam diri seseorang, semakin bijaksana keputusan yang diambil, dan semakin dapat diterima oleh semua pihak.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Kegiatan coaching adalah suatu proses di mana seorang coach bekerja sama dengan coachee untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi yang terkandung dalam diri coachee. Dalam konteks ini, fokus coaching adalah membantu coachee untuk membuat keputusan yang mengutamakan kepentingan siswa. Dengan bimbingan dari coach, coachee akan merenungkan dan menguraikan solusi dari masalah yang dihadapi, sehingga coachee akan lebih terbuka terhadap beragam perspektif dan pola pikir yang dapat membantu dalam mengambil keputusan yang lebih baik.

Selain itu, melalui proses coaching ini, coachee akan merasa lebih bertanggung jawab terhadap keputusan yang mereka rumuskan sendiri. Mereka akan merasakan keterlibatan pribadi dalam proses pengambilan keputusan, yang pada gilirannya akan membantu mereka merasa lebih memiliki keputusan tersebut. 

Ini adalah langkah penting menuju terwujudnya kesejahteraan (well-being) dalam ekosistem sekolah yang optimal, di mana semua pihak, termasuk siswa, merasa diperhatikan, didengarkan, dan terlibat dalam pembuatan keputusan yang memengaruhi mereka.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola aspek sosial dan emosional memiliki dampak yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi situasi dilema etika. 

Seorang guru yang memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi akan cenderung menunjukkan integritas, kejujuran, dan kebijaksanaan yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang beretika.

Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku dengan efektif dan efisien juga merupakan aspek penting. 

Guru harus mampu mengendalikan emosi mereka sendiri dalam situasi yang menantang, sehingga keputusan yang diambil tidak dipengaruhi oleh emosi yang berlebihan. Selain itu, guru perlu mampu berpikir jernih dan rasional dalam menghadapi dilema etika, serta mengelola perilaku mereka dengan cara yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang optimal.

Kemampuan untuk memahami sudut pandang yang beragam dan memiliki empati terhadap orang-orang dari latar belakang yang berbeda juga merupakan keterampilan yang penting. Hal ini memungkinkan guru untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan nilai-nilai yang berbeda dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil lebih inklusif dan adil.

Dalam keseluruhan, kemampuan guru dalam mengelola aspek sosial dan emosional mereka sangat relevan dalam menghadapi dilema etika dan pengambilan keputusan yang kompleks. Kemampuan ini membantu guru untuk menjadi pemimpin pendidikan yang bijaksana dan bertanggung jawab, yang pada akhirnya akan memberikan dampak positif pada pengalaman belajar siswa.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai- nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral dan etika sangat terkait dengan nilai-nilai yang menjadi dasar seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan memiliki pandangan moral yang kuat yang mencakup nilai-nilai seperti kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap hak hidup.

Dengan mengpegang teguh nilai-nilai ini, seorang pendidik dapat memastikan bahwa setiap keputusan yang diambilnya dalam konteks pendidikan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan prinsip berpusat pada murid. Ini berarti bahwa kepentingan dan kesejahteraan siswa selalu menjadi fokus utama dalam setiap keputusan yang diambil.

Hasilnya adalah terwujudnya iklim pendidikan yang lebih baik dan berkualitas di seluruh lingkungan pendidikan, mulai dari kelas, sekolah, hingga masyarakat. Keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai moral ini akan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter siswa, mengajarkan nilai-nilai etika yang baik, dan menghasilkan individu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap sesama. Hal ini akan berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam pengambilan keputusan yang tepat, langkah awal yang penting adalah mengidentifikasi kasus atau permasalahan yang dihadapi. Jika permasalahan terkait dengan aspek moral dan hukum, keputusan harus selaras dengan nilai-nilai moral dan hukum yang berlaku. 

Namun, dalam kasus dilema etika, pendekatan lebih kompleks diperlukan, dengan mengadopsi paradigma dan prinsip yang tepat. 

Paradigma membantu memahami konflik nilai-nilai yang mendasari permasalahan, sementara prinsip-prinsip etika seperti keadilan dan kejujuran membimbing pengambilan keputusan. Langkah-langkah pengambilan keputusan yang sistematis, termasuk 9 langkah, membantu dalam mengumpulkan informasi, mempertimbangkan alternatif, dan menguji keputusan, dengan harapan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

Hasil dari proses ini adalah terciptanya lingkungan yang mendukung perkembangan individu dan keberhasilan bersama. 

Keputusan yang berlandaskan pada pertimbangan etis dan proses yang terstruktur dapat meminimalkan konflik, meningkatkan kepercayaan, dan membantu menciptakan lingkungan yang berorientasi pada nilai-nilai yang positif. Ini penting dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis di berbagai konteks, baik itu di dalam kelas, sekolah, atau masyarakat.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan terhadap dilema etika di lingkungan saya melibatkan perbedaan pendapat antara individu dan kelompok, konflik pro dan kontra, serta ketegangan antara rekan sejawat dan atasan. 

Pentingnya kolaborasi di antara semua anggota sekolah untuk mencapai tujuan bersama menjadi kunci mengatasi perbedaan pendapat ini. 

Tantangan ini juga terkait dengan perubahan paradigma, di mana penting untuk menyeimbangkan antara kepentingan individu dan kelompok, keadilan dan empati, kebenaran dan kesetiaan, serta fokus jangka pendek dan jangka panjang dalam pengambilan keputusan etis.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita ambil memiliki dampak yang signifikan pada pengajaran yang bertujuan memerdekakan murid. Pengambilan keputusan yang tepat dalam konteks ini melibatkan strategi pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar individu murid. 

Langkah awal yang penting adalah pemahaman terhadap kesiapan, minat, dan profil belajar setiap murid melalui asesmen diagnostik. Setelah itu, keputusan harus diambil untuk merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar unik masing-masing murid

Strategi pembelajaran yang efektif seringkali melibatkan pendekatan berdiferensiasi, yang mencakup diferensiasi konten, proses, dan produk. Ini berarti materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kemampuan siswa, cara penyampaian materi disesuaikan dengan gaya belajar mereka, dan produk atau tugas yang diberikan mengakomodasi tingkat kemampuan dan minat mereka. 

Dengan mengambil keputusan ini, tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih baik, dan pengajaran menjadi lebih inklusif dan relevan bagi setiap murid.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap keputusan yang diambil oleh seorang guru dalam peran sebagai pemimpin pembelajaran memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan dan masa depan murid-muridnya. 

Ketika seorang guru mengambil keputusan untuk melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan individu murid, hal ini dapat memberikan kesempatan bagi murid untuk berkembang secara optimal.

Pertumbuhan potensi murid yang optimal ini bukan hanya sekedar peningkatan nilai akademik, tetapi juga melibatkan pengembangan pola pikir, keterampilan, dan perilaku yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. 

Guru harus menyajikan materi pembelajaran dalam konteks yang bermakna dan relevan dengan dunia nyata yang dihadapi oleh murid. Dengan demikian, tujuan pembelajaran tidak hanya terbatas pada pencapaian nilai akademik, tetapi juga pada pengaruh yang lebih luas terhadap cara murid berpikir dan berperilaku, yang akan membekali mereka untuk mengatasi tantangan di masa depan.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari modul 3.1 adalah bahwa dalam menghadapi dilema etika, seorang pemimpin harus memperhatikan dasar pengambilan keputusan yang mencakup berpihak pada murid, bertanggung jawab, dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan. 

Paradigma dilema etika melibatkan pertimbangan antara individu dan kelompok, keadilan dan kasihan, kebenaran dan kesetiaan, serta jangka pendek dan jangka panjang. 

Prinsip pengambilan keputusan mencakup berpikir berdasarkan tujuan akhir, peraturan, dan rasa peduli. Selain itu, terdapat sembilan tahap dalam pengambilan keputusan yang melibatkan pertimbangan nilai-nilai yang bertentangan dan refleksi.

Modul ini juga terkait dengan Modul 1, di mana seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan harus mengikuti filosofi Ki Hajar Dewantara yang menekankan berpihak pada murid.

Ini juga terkait dengan Modul 2, di mana seorang pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil keputusan terkait pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional, dan penerapan teknik coaching untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman dan aman.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Dalam pengambilan keputusan, ada empat paradigma yang harus dipertimbangkan, yaitu individu lawan. kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. 

Ada tiga prinsip yang mendasari pengambilan keputusan, yaitu berpikir berdasarkan tujuan akhir, peraturan, dan rasa peduli. 

Selain itu, terdapat sembilan langkah dalam proses pengambilan keputusan, yang mencakup pengenalan nilai-nilai yang bertentangan, identifikasi pihak yang terlibat, pengumpulan fakta relevan, pengujian kebenaran, pertimbangan paradigma, penerapan prinsip resolusi, penyelidikan opsi trilema, pembuatan keputusan, dan refleksi terakhir. 

Selama ini, kita mungkin hanya memikirkan dampak positif dan negatif tanpa menyadari adanya tahapan yang dapat membantu meminimalkan dampak negatif dalam pengambilan keputusan.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah mengambil keputusan dalam situasi bujukan moral . Dulu dalam mengambil keputusan tidak perlu berpikir panjang dan tidak melalui pengujian apapun. Namun, setelah memahami konsep-konsep dalam modul 3.1, pendekatan saya terhadap pengambilan keputusan berubah. 

Kini, saya lebih cermat dalam mempertimbangkan berbagai aspek dan kepentingan yang terlibat, sehingga keputusan yang saya ambil lebih seimbang dan meminimalkan potensi konflik serta dampak negatif. Dengan demikian, saya merasa lebih tenang dan yakin dalam menjalani proses pengambilan keputusan.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, pengambilan keputusan saya seringkali dilakukan secara refleks tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Namun, setelah menjalani pembelajaran dalam modul ini, pendekatan saya terhadap pengambilan keputusan berubah signifikan. 

Kini, saya lebih cermat dalam mempertimbangkan setiap aspek dan potensi dampak dari setiap keputusan yang diambil. Saya juga semakin sadar akan pentingnya melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam proses pengambilan keputusan, sehingga solusi yang dihasilkan lebih holistik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pola pikir saya juga menjadi lebih bijaksana, tidak terlalu memihak kepada satu pihak, dan mampu berpikir secara dewasa dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang muncul.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Modul ini memiliki relevansi yang sangat besar dalam pengembangan diri saya, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, saya merasakan perubahan signifikan dalam pola pikir saya dalam menghadapi keputusan. Saya tidak lagi terburu-buru dalam mengambil langkah, melainkan lebih cermat dan hati-hati. 

Modul ini memberikan panduan untuk berpikir panjang dan merefleksikan pengalaman, yang pada akhirnya membantu saya menjadi individu yang lebih matang dalam berpikir dan lebih peduli terhadap dampak keputusan bagi semua pihak yang terlibat.

Sebagai seorang pemimpin, modul ini menjadi landasan penting. Sebagai penanggung jawab atas berbagai keputusan, saya tidak dapat bertindak sembrono. Modul ini mengajarkan pentingnya keputusan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, saya dapat memimpin dengan lebih efektif dan memastikan setiap keputusan yang diambil memberikan manfaat terbaik bagi semua.

Semoga bermanfaat.

Salam dan Bahagia.

Siti Nazarotin

CGP Angkatan 8 Kabupaten Blitar 

Blitar, 17 September 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun