Di antara pelayanan yang masih saya ingat, ketika ada petugas sebutlah bidang rohani, pada sore hari berkunjung ke kamar untuk menyapa saya dan membacakan doa kesembuhan buat saya, mengingatkan untuk tetap shalat meskipun dalam kondisi lemah dan sakit.
"Insya Allah lantaran panjenengan tetap menjalankan shalat 5 waktu, akan segera disembuhkan oleh Allah. Panjenengan bisa bersuci dengan tayamum, dst." Kata petugas bidang rohani itu.
Saya menggangguk, mengiyakan apa yang disampaikan. Betapa di saat-saat seperti itulah pasien memang membutuhkan siraman rohani. Menyiramkan kekuatan doa sebagai kekuatan dahsyat untuk sembuh.
Ada lagi pelayanan yang tak kalah pentingnya yakni petugas terapi. Menyapa dengan ramah, memegang dan menggerakkan kaki saya untuk melatihnya agar sedikit demi sedikit bisa berfungsi dengan normal kembali. Namun ketika saya mengerang kesakitan, dia juga tidak memaksakan. Hanya mengatakan, bila nanti pulang, harus rutin untuk latihan gerakan kaki mulai dari digerakkan ke kanan, ke kiri, ke atas sampai latihan berjalan.
Begitulah yang saya alami saat itu. Pasca operasi saya masih mendapatkan perawatan intensif. Masih perlu dipantau dengan ketat dari semua segi. Diambil sampel darahnya, ditensi tekanan darahnya, plus dilihat kondisi pasien secara kasat mata, apakah masih butuh perawatan ataukah sudah cukup dan diperbolehkan pulang, dst.
Jum'at sekira jam 09.00, dokter Zuhad mengunjungi saya. Beliau bilang, kondisi saya menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Hinggalah beliau mengatakan, hari ini saya boleh pulang. Betapa girangnya saya dan keluarga.
Kabar gembira ini tentu juga salah satu penambah semangat saya untuk sembuh. Sambil menuntaskan perawatan, menghabiskan infus dan menunggu rincian dari kasir, anak-anak dan suami mulai mengemasi barang, diteliti satu persatu, dimasukkan tas dan dibawa ke mobil. Agar nantinya sewaktu-waktu dipanggil untuk menyelesaikan administrasi, kita sudah siap untuk pulang.
Ternyata waktu tunggu lumayan lama.
Kapan saya diperbolehkan pulang? Habis berapa selama perawatan di Solo? Tunggu tulisan berikutnya ya.
Salam sehat dan bahagia.
Siti Nazarotin
Blitar, 8 Agustus 2023