Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Solo, Saya Datang!

6 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 10 Agustus 2023   08:51 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar orang sakit: Freepik via inews.id/lifestyle

Artikel sebelumnya: Rabu yang Malang

Rabu, 26 Juli 2023. Hari naas bagi saya. Seperti yang sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya, bisa dibaca di sini.

Setelah mendapatkan pertolongan pertama di UGD di salah satu RS di Blitar, sayapun pulang. Malamnya, sekira pukul 22.00 saya berangkat ke Solo bersama suami, kedua anak saya dan sopir. RSUI Kustati tujuan kami.

Lewat jalur selatan, Tulungagung - Trenggalek - Ponorogo - Wonogiri - Solo. Perjalanan sangat lancar dan kondisi kaki saya juga bisa kompromi dengan jalur yang lumayan berliku. Puji syukur.

Sampai di RSUI Kustati sekira pukul 04.00 kurang sedikit. Turun dari mobil langsung disambut beberapa perawat yang berjaga. Masuk ruang UGD langsung ditangani. Ditensi dan diminta berkas-berkas yang diperlukan termasuk hasil rontgen sebelumnya.

Ditanya-tanya seputar kejadian dan penanganan apa yang sudah dilakukan. Saya ceritakan apa adanya.

Hasil rontgen dikonsultasikan pada dokter bedah, yang akan menentukan kemungkinan-kemungkinan tindakan yang harus diambil. Info sementara kemungkinan hanya dipasang gips saja, namun alternatif terburuknya ya harus tetap dioperasi dipasang pen.

Semenjak berangkat saya sudah membayangkan, seandainya begini maka saya harus seperti ini, seandainya begitu maka saya harus seperti itu. Saya sudah siap secara mental untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Atas saran dari perawat, saya diminta untuk melanjutkan puasa. Entah nanti tindakannya apa. Saya terakhir makan makanan berat pukul 20.00, minum tablet anti mabuk sekitar jam 23.00. Tindakan saya kiranya sudah tepat dengan petunjuk perawat.

Setelah anak sulung selesai mendaftarkan, sayapun dibawa ke kamar opname. Ruang Annur Kelas 2. Kebetulan kelas 1 penuh. Tak apalah sekamar 2 orang, yang penting segera mendapatkan pelayanan.

Saat didorong menuju kamar pasien, sepanjang melewati lorong-lorong diperdengarkan ayat-ayat Suci Al Qur'an beserta terjemahnya serta doa-doa mohon kesembuhan, -- yang membuat hati pasien menjadikan tenang dan pasrah.

Dalam kamar opname, saya mendapatkan pelayanan yang sangat baik. Para perawat dan pegawai rumah sakit yang ramah, dengan bahasa yang santun selalu menyapa dan siap membantu kebutuhan pasien.

Sekira jam 8.30, perawat bilang kalau ternyata saya harus dioperasi. Apakah saya kaget, atau takut? Sama sekali tidak.

Padahal sebelum kejadian kecelakaan ini menimpa saya, ketika mendengar kata "operasi" saya merasakan takut, ngeri dan berharap semoga seumur hidup tidak akan mengalaminya.

Namun ketika mengalami sendiri, puji syukur, timbul keberanian untuk menjalani apapun demi kesembuhan sendiri.

Jelang operasi, ada 3 dokter yang memasuki ruangan. Pertama kemungkinan dokter jaga. Yang kedua dokter bius. Yang ketiga dokter bedah yang nantinya akan mengoperasi saya. Dokter jaga dan dokter bius, tidak tahu siapa namanya. Tapi untuk dokter bedah adalah dokter Zuhad.

Belakangan saya ketahui beliau putra dari dokter Tunjung, ahli bedah yang sangat terkenal di Solo yang juga putra dari Prof. Dr Soeharso (dokter ahli bedah, pahlawan nasional Indonesia, dan pendiri Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso yang merupakan tempat merawat penderita cacat jasmani).

Persiapan menghadapi operasi, semua harus steril. Perhiasan dilepas, semua baju dan asesoris dilepas, tinggal memakai baju operasi, kepala dipasang penutup khusus, dan wajah bermasker. Bismillah. Tunggu tulisan berikutnya ya....

Kelanjutan kisahnya bisa dibaca di sini: Operasi? Okelah!


Semoga bermanfaat

Siti Nazarotin
Blitar, 6 Agustus 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun