Beliau memberikan sambutan sekaligus pembinaan kepada peserta Siraman Rohani, menceritakan tentang masa kecilnya yang menurut saya sangat agamis dan sederhana.
Dimana sewaktu di bangku SMP, beliau tinggal di pondok. Layaknya anak yang mondok, tentu yang dilakukan adalah mengaji. Namun tidak begitu untuk beliau. Beliau diberi tugas untuk menata sandal jamaah. Sempat bingung mengapa seperti itu?
Baru disadari ketika beliau beranjak dewasa, ternyata ada pembelajaran yang nilainya sangat tinggi dari tugas menata sandal. Sandal saja dihormati, ditata sedemikian rupa. Apalagi perlakuan kita kepada manusia. Harus lebih menghormati dan memperlakukan dengan baik.
Inilah yang dimaksud dengan Qalbun Salim, hati yang bersih, lurus, suci, dan ikhlas dalam segala gerak, pikiran, perasaan, perbuatan dan lain sebagainya semua tunduk hanya kepada Allah Swt.
Demikian juga sebagai pendidik, harus memiliki qalbun salim kepada anak didiknya. Akan terjalin hubungan yang akrab, tumbuh kedekatan antara pendidik dan siswa. Sehingga akan menghasilkan siswa yang berkualitas dan berakhlak mulia.
Mauidhah Hasanah oleh KH Agus Muadzin
Acara ke 5: Mauidhah Hasanah oleh KH. Agus Muadzin.
Semua menanggalkan jabatan dan atribut lainnya, duduk sama rendah untuk mengais ilmu dari KH. Agus Muadzin, seorang mubaligh ternama di daerah kami.
Banyak nasehat yang beliau sampaikan, bagaimana menjadi guru yang baik, bagaimana menciptakan lembaga yang baik dan nyaman sehingga masyarakat berbondong-bondong untuk menyekolahkan anaknya pada lembaga kita.
Beliau memberikan akronim 3 huruf P, bila ingin membentuk dan menghasilkan produk siswa yang unggul.
Apa saja 3 P tersebut?
1. Pendidikan. Kita harus bisa memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas kepada anak-anak.
2. Pelanggan. Bila kita sudah berupaya maksimal mewujudkan lembaga pendidikan yang baik, memberikan pelayanan terbaik, maka masyarakat (pelanggan) akan datang dengan sendirinya.
3. Pesaing. Namun bila kita tidak mampu mewujudkan lembaga yang baik, guru-guru yang kinerjanya berkualitas, semangat untuk maju, --- maka tinggal menunggu waktu saja, dimana lembaga lain yang lebih baik dan berkualitas, akan mengambil alih. Tinggallah penyesalan yang ada.