Sempat saya tanya, mengapa tidak mengendarai motor saja, mengingat jarak yang  ditempuh lumayan jauh. Pak Mukhlas menjawab, lebih leluasa dan enjoi mengendarai sepeda ontel dalam menjalani pekerjaannya sebagai tukang tok keliling.
Selain lebih enjoy, diceritakan bahwa ketika berkeliling kampung mengendarai sepeda motor, penghasilannya hanya sedikit. Kok bisa? Iya, karena selain laju sepeda motor cukup kencang, mesin sepeda motor menimbulkan suara keras, sehingga bila ada pelanggan yang memanggil, tidak terdengar. Nah lo! Ternyata ini alasannya.
Mukhlas, Sosok Pekerja Keras dan Sabar
Selama rentang waktu sejak tahun 1988 hingga sekarang, perjalanan paling jauh yang pernah ditempuh oleh Pak Mukhlas adalah ke daerah Ngunut - Tulung Agung dan ke daerah Panggung Rejo - Blitar.Â
Saya tengok di Google Maps, daerah tersebut jaraknya 30 kilo meter, bila mengendarai sepeda motor bisa ditempuh sekitar 41 menit, maka bila hanya mengendarai sepeda ontel, bisa sekitar 1 jam ya.
Di samping pernah mengalami zonk atau tidak mendapatkan pelanggan sama sekali, berkeliling kampung saat cuaca panas maupun hujan, sama-sama ada resikonya. Dibutuhkan kesabaran dan keuletan dalam menjalankan pekerjaannya.
Waktu 34 tahun menjalani pekerjaan sebagai tukang ukir sendok keliling, cukup membuktikan bahwa sosok Mukhlas sebagai sosok pekerja keras, ulet dan sabar.
Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari sosok Mukhlas di atas?
Setidaknya beberapa hal di bawah ini yang bisa kita ambil pelajaran dari kisah tukang tok sendok keliling:
1. Pekerjaan apapun itu, pasti ada suka dukanya.
2. Pekerjaan apapun dibutuhkan keuletan dan kesabaran dalam menjalaninya.
3. Pekerjaan apapun bila ditekuni akan mendatangkan hasil.