Meskipun pandawa lima merupakan tokoh fiktif, namun pada kenyataannya tokoh pewayangan yang satu ini sangat dikenal bahkan masih terus dibahas oleh para budayawan jawa. Dan inilah alasannya mengapa anak-anak perlu kenal tokoh-tokoh dalam pewayangan.
Simak penampilan anak-anak pada tayangan video berikut ini:Â
Dengan Melestarikan Budaya Jawa, Berarti Ikut Andil dalam Pembentukan Profil Pelajar Pancasila
Acara launching Program Kanigoro Saja berlangsung dengan sangat meriah. Semua lembaga mempersembahkan penampilan terbaiknya.
Acara launching dihadiri oleh semua lembaga SD yang mengikutsertakan 10 anak dan semua guru. Sebagai tamu undangan, hadir di tengah-tengah kita, mulai dari Kepala Puskesmas, Kepala Desa Kanigoro, Kepala Kodim, Kepala Polsek, Camat dan Kepala Dinas Pendidikan yang diwakili oleh Kepala Bidang TK-SD.
Dengan dilaunchingkannya Program Kanigoro Saja ini, harapannya agar anak-anak bisa melestarikan budaya jawa dan mengembangkannya. Mengingat saat ini perkembangan budaya baru dan asing sangat deras dan pesat, dan dikhawatirkan bisa menggerus budaya leluhur yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya.
Diharapkan agar anak bisa memilih dan memilah budaya asing yang sesuai dengan budaya leluhur, dalam hal ini budaya jawa. Karena budaya jawa menghargai semua agama dan pluralitas sehingga dinilai sinkretik (sinkretisme*) oleh budaya tertentu yang hanya mengakui satu agama tertentu dan sektarian.
Budaya Jawa penting untuk dilestarikan dan dikenalkan kepada anak-anak, mengapa? Karena budaya Jawa ini sangat dikenal bahkan banyak orang mancanegara yang mempelajarinya.Â
Sebagai bukti bahwa budaya jawa sangat digemari orang asing. Di antara budaya Jawa yang sangat digemari oleh orang mancanegara salah satunya ya wayang ini. Di samping juga ada gamelan, keris, batik, dan kebaya.
Maka tak ada alasan malu dan enggan untuk mempelajari dan melestarikan budaya Jawa, kalau tidak ingin budaya kita lebih dikenal dan dipakai oleh orang mancanegara.