Ternyata kami tadi masuknya dari pintu belakang. Itu berarti kalau mau masuk lewat pintu depan, kita harus masuk Pantai Bale Kambang dulu. Lha ini kami malah sebaliknya. Wkwkwkwk.
Benar saja, setelah kami berjalan menyusuri tangga yang awalnya agak naik lalu landai, akhirnya tembus pada tengah-tengah jalan yang mengarah ke pulau kecil yang ada puranya. Itulah viu yang biasa kita lihat di media sosial, pura di pulau di lokasi Pantai Bale Kambang.
Kami sengaja tidak mengunjungi pulau yang ada puranya itu, Pulau Ismoyo dengan Pura Amarta Jati, yang biasa dijadikan tempat beribadah umat Hindu. Sepanjang kaki melangkah mata kami sesekali melihat pulau Ismoyo yang memang sangat indah, bahkan pulau ini dijuluki Tanah Lotnya Malang. Lokasi Pantai Bale Kambang ini berada di Desa Srigonco Kecamatan Bantur Kabupaten Malang. Catat ya!
Kami menuju arah keluar jembatan dan menyusuri jalan untuk mencari masjid di ujung sana. Sepanjang jalan ke masjid di sebelah kanan dekat pantai berjejer mobil para pengunjung pantai. Sementara di sebelah kiri berderet toko-toko souvernir, warung-warung makan dan toilet, --- khusus disiapkan untuk pengunjung. Kita tinggal pilih, mau berhenti di mana.
Rombongan kami berjalan menuju masjid yang berada di dekat pintu masuk. Lumayan jauh jaraknya bila ditempuh dengan jalan kaki. Sekitar 500 meter. Masjid yang berada tepat di utara pantai itu sangat nyaman, bangunannya lumayan bagus dan luas. Kebetulan saya ada udzur syar'i (kedatangan tamu bulanan) sehingga ketika teman-teman menjalankan salat duhur, saya justru menikmati indahnya Pantai Bale Kambang di serambi masjid bagian selatan.
Penoramanya sangat elok. Langit cerah, laut berwarna biru, terlihat jelas dengan segala aktivitasnya. Suara deburan ombak yang menggulung, diterpa semilir angin sepoi-sepoi, membuat saya berdecak kagum. Sungguh indah, nyaman dan menjadikan kita termanjakan dengan suasananya.
Sebenarnya antara Pantai Bale Kambang dan Pantai JPTS sama-sama indah. Cuma perbedaannya, Pantai Bale Kambang lebih padat pengunjung karena memang lebih dulu terkenal, yakni sejak tahun 1985. Namun karena sudah padat pengunjung, ruang gerak kita jadi terbatas, lokasi di sepanjang pinggir pantai kurang bersih gegara banyak sampah yang ditinggalkan para pengunjung.
Setelah teman-teman selesai salat duhur, kita berjalan arah balik, tapi mau mampir dulu ke warung makan karena perut sudah menyuarakan kata hatinya untuk dipenuhi hajatnya. Lapar!