Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Begini Cara Kami Memaknai Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

20 Mei 2022   13:57 Diperbarui: 21 Mei 2022   17:25 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: ditsmp.kemdikbud.go.id

Hari ini, Jumat tanggal 20 Mei 2022. Sudah pada tahukan, hari ini adalah hari peringatan sebuah peristiwa penting yang dialami oleh bangsa Indonesia?

Kebangkitan Menuju Kemerdekaan Indonesia

Ya, hari ini kita bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Ada dua peristiwa penting yang melatarbelakangi tanggal 20 Mei ini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, yakni berdirinya Organisasi Budi Utomo (20 Mei 1908) dan Ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Dua peristiwa yang dianggap sebagai cikal bakal kemerdekaan Indonesia.

Kerja keras dan perjuangan para pemuda dan rakyat yang pada akhirnya membuahkan hasil, terengkuhnya kemerdekaan Negara Republik Indonesia, hinggalah sampai sekarang diperingati secara nasional sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Saya tak pandai mengulik sejarah, meskipun inti dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, saya memahaminya. Sejarah tentang bangsa ini pernah dipelajari ketika sekolah dulu. Pun banyak referensi yang bisa dengan mudah kita baca. Saya tidak akan bahas di sini.

Cara Kami Memaknai Peringatan Hari Kebangkitan Nasional

Namun, pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit memaknai Peringatan Hari Kebangkitan Nasional dari sisi orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Lebih tepatnya, makna peringatan Hari Kebangkitan Nasional versi guru.

Pagi tadi, ketika saya berkesempatan ngobrol dengan Ibu Kepala Sekolah. Tentu saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Saya sengaja menanyakan kepada beliau tentang makna Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini. 

Dari percakapan kami berdua, sebagai insan pendidikan dalam memaknai Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tentu tidak lepas dari dunia pendidikan, dunia di mana sehari-harinya kami geluti.

Tema Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2022 ini yaitu: "Ayo Bangkit Bersama." Tema ini sangat tepat diusung karena setelah dirundung pandemi Covid-19 selama kurun waktu 2 tahun lebih, kita mengalami keterpurukan hampir pada semua bidang. Tak terkecuali bidang pendidikan.

Istilah yang sering kita dengar betapa anak didik kita mengalami loss learning (ketertinggalan dalam pembelajaran). Para guru mengalami hambatan ketika harus mengubah pola pembelajaran dari yang selama ini PTM (Pembelajaran Tatap Muka) ke pembelajaran BDR (Belajar Dari Rumah). Bahkan mau tidak mau harus menerapkan keduanya dalam waktu bersamaan.

Oleh sebab itu, momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini sangat tepat bila mana kita bersama-sama bangkit. Melakukan tindakan serentak untuk bangkit dari keterpurukan. Mengatasi hambatan-hambatan dalam pendidikan. Melakukan aksi nyata dalam mewujudkan pembelajaran yang lebih baik. Mengikuti setiap perubahan dalam proses pendidikan di Indonesia.

Apa Saja yang Bisa Kita Lakukan dalam Konteks Ayo Bangkit Bersama?

Hasil diskusi singkat kami berdua, ada beberapa hal yang bisa saya rangkum di sini, antara lain:

1. Guru harus bangkit dan melakukan aksi nyata dalam pembelajaran.

Maksudnya sebagai guru harus optimis dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Di mana Anda perlu tahu, semenjak pandemi, mengalami loss learning. Saat kita ajar, mereka seakan kehilangan semangat, diajak ngomong tidak langsung nyambung. 

Guru harus terus memotivasi anak didik agar minat belajar mereka bangkit kembali | Foto: Siti Nazarotin
Guru harus terus memotivasi anak didik agar minat belajar mereka bangkit kembali | Foto: Siti Nazarotin

Tentu hal ini sangat dimaklumi, karena selama ini intensitas pembelajaran mengalami hambatan yang luar biasa. Sebagai guru harus mempunyai akal dan cara untuk memberikan motivasi kepada mereka. Membangkitkan kembali minat belajar mereka.

2. Guru Harus Terus Belajar

Semua peristiwa pasti mengandung hikmah dibaliknya. Peristiwa pandemi mengoyak kehidupan kita, tak terkecuali mengkoyak dunia pendidikan, tentunya ada hikmah besar yang bisa kita tuai.

Pembelajaran mengalami ketertinggalan menuntut guru untuk kreatif. Bagaimana materi bisa diterima oleh anak didik. Dengan cara apa agar mereka paham dan bisa tuntas target capaian pembelajaran. Melalui media apa kita melakukannya dan sebagainya.

Hal ini menuntut guru untuk terus belajar. Belajar banyak hal. Belajar tentang materi, tentang metode, tentang media dan belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain yang bisa diambil untuk dipraktikkan dalam kelasnya. 

3. Mengedepankan Pembentukan Karakter

Dalam pembelajaran, tentu kita harus mempunyai capaian yang harus kita wujudkan. Yaitu agar anak memiliki kecakapan akademik (kognitif dan psikomotor) dan berbudi pekerti luhur (berkarakter). 

Dalam situasi darurat seperti sekarang ini (pandemi belum bisa dikatakan usai), tentu kita sangat sadar, kalaupun tidak bisa dua-duanya kita capai, minimal satu kecakapan jangan sampai lepas. Yakni tentang pendidikan karakter. 

Dengan kalimat sederhananya begini, anak boleh saja ketinggalan pelajaran, namun jangan sampai karakter mereka ikut jatuh. Jangan sampai anak-anak kita mengalami degradasi moral. Tidak cakap akademik pun tidak berbudi pekerti luhur. Sebuah kerugian yang sangat besar.

Ini tugas berat namun sangat mulia. Sebagai guru harus terus mendampingi dan mengarahkan anak-anak agar tetap menjalankan agama sesuai yang mereka anut. Hal ini harus kita lakukan terus-menerus.

Semua guru harus bekerja sama, bahu membahu, saling mengingatkan. Agar anak tetap berada pada koridor susila. Baik susila agama, susila sosial, susila bermasyarakat dan bernegara.

***

Jadi, peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini akan benar-benar bermakna jika kita sebagai bagian dari insan pendidikan bisa melakukan aksi nyata, selalu melakukan perubahan menuju terciptanya pendidikan yang lebih baik dan kita wujudkan Merdeka Belajar dalam konteks yang sesungguhnya.

Akhirnya, semoga pendidikan di negeri ini segera bangkit dan pulih kembali.

Salam

Siti Nazarotin

Blitar, 20 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun