Dalam artikel ini, saya akan bagikan sesuatu yang sedikit berbeda dari biasanya. Dalam artikel kuliner saya, biasanya menjelaskan bagaimana saya mempraktikkan sebuah resep dengan mengulik bahan dari resep tersebut.Â
Terkadang saya sertakan muasal masakan tersebut, pun gambaran tentang kelezatan masakan itu.
Makanan "Ndeso" Banyak Disukai
Kali ini saya akan sampaikan sebuah resep yang barangkali bisa dibilang sangatlah sederhana dan mungkin bagi sebagian orang menganggap makanan "ndeso."
Ketika anda mendengar kata makanan "ndeso", apa yang ada dalam benak? Kira-kira seperti ini, ya: Makanan jadul ala desa, dimasak oleh emak-emak dengan daster lusuh, alatnya masih sangat sederhana, bahkan dimasak di atas tungku berbahan bakar dari kayu.
Nah, justru itu istimewanya. Saat ini banyak orang yang lagi demen dengan apapun yang berbau "ndeso", termasuk makanannya. Berdalih mengenang masa kecil, mengenang kebersamaan dengan keluarga besar di desa, dan dalih-dalih lainnya.
Yang jelas, saya yang tinggal di desa saja, belum bisa move on dari semua hal yang berbau "ndeso", kok.Â
Meskipun tak ayal kita harus mengikuti perubahan dan perkembangan zaman, namun kehidupan di desa itu memang indah dan mengasyikkan. Buktinya sampai saat ini saya tak ada niatan untuk pindah ke kota.Â
Menikmati Nasi Sambel Teri Tempe di Bawah Papringan Pinggir Sungai
Oh iya, seperti yang saja sampaikan di awal, tulisan ini akan membahas tentang sebuah tempat, tepatnya tempat wisata lokal yang berada di Blitar yang baru saja dibuka. Yakni, bagaimana menikmati makan nasi sambel di Papringan.
Papringan adalah penamaan sebuah tempat yang di situ tumbuh rumpun bambu. Dari kata "pring": bambu, menjadi "papringan": rumpun bambu yang rindang. Tempat itu berada di Desa Minggirsari Kecamatan Kanigoro (kecamatan saya).Â
Lokasi berada di belakang rumah penduduk, berbatasan dengan sungai Brantas. Sungai yang mengaliri sebagian besar daerah Blitar. Sehingga pemandangannya sangat alami.Â
Ada beberapa angkringan sederhana yang dibangun, meja dan bangku-bangku dari bambu, yang bisa dimanfaatkan untuk duduk-duduk, ngobrol sambil menikmati teh atau kopi. Pun makanan sederhana yang disiapkan oleh sebuah warung yang sangat sederhana milik warga setempat.
Rombongan kami datang dengan mengendarai sepeda motor. Akses menuju ke lokasi masih perlu diperbaiki. Karena jalannya agak terjal. Kalau musim hujan agak berbahaya karena tanahnya dipastikan akan licin.Â
Makanan yang tersedia di satu-satunya warung tersebut sangat terbatas. Ada nasi bungkus sambel teri tempe, mi rebus, kopi, teh, minuman kemasan dan beberapa kripik kemasan. Kamipun memutuskan untuk memesan nasi sambel teri dan menikmatinya di bawah rindangnya pohon bambu (Papringan) tersebut.
Ahai, ternyata meskipun makanannya sangat sederhana, bungkus nasi dari koran, yang dilapisi daun pisang, --- menikmati nasi sambel teri tempe di bawah pohon bambu (Papringan) sangatlah nikmat. Tempat yang berbeda dalam menikmati makanan, ternyata berpengaruh dengan rasa.Â
Masih banyak pepohonan rindang, terdengar air mengalir, kicauan burung sesekali hadir, semilir angin menerpa, menambah sempurna suasana alam pedesaan.
Setelah puas menikmati pemandangan dan makan nasi sambel teri tempe di Papringan, kamipun segera pulang ke rumah masing-masing.
Memasak Sambel Teri Tempe Terinspirasi Menu Warung "Papringan"
Sepanjang perjalanan, dalam hati saya bicara, kapan-kapan saya akan membuat Sambel teri tempe yang lezat. Masih terbayang nikmatnya ketika kami menyantapnya di bawah pohon bambu tadi.
Esok pagi segera bangun, sambil menunggu tukang sayur lewat, saya menyiapkan bumbu-bumbu untuk membuat sambel teri tempe.Â
Suara terompet berbunyi, pertanda tukang sayur datang. Sayapun segera merapat. Beli ini dan itu, terong dan tempe serta bumbu pelengkap. Semua dihitung, segera kubayar dan belanjaan kuembat.
Saatnya mengeksekusi semua bahan untuk dijadikan santapan yang lezat. Menduplikasi menu yang pernah saya nikmati di tempat wisata "Papringan."
Resep Sambel Teri Tempe
Bahan-bahan:
- 100 gram teri kering
- 250 gram tempe iris korek api (sesuai selera)
- 2 lembar daun jeruk purut
- 2 lembar daun salam
- 1 sdt garam
- 1 sdm gula pasir
- 1 sdt kaldu bubuk
Bumbu halus :
- 5 bwg merah
- 3 bwg putih
- 4 cabe merah keriting
- 20 cabe rawit
- 1 tomat
Langkah-langkah:
- Goreng teri dan tempe sampai kering, sisihkan.
- Tumis bumbu utuhan sampai harum, haluskan dengan cobek [boleh pakai blender], tumis lagi [sebentar saja] bumbu yang sudah halus dengan sedikit minyak
Masukkan daun jeruk purut, laos geprek dan daun salam. Tumis kembali hingga layu. Tambahkan sedikit air, tunggu sampai mendidih dan sedikit menyusut.
- Masukkan teri, tempe dan semua bahan pelengkap, cek rasa, aduk hingga semua bahan dan bumbu tercampur rata.
- Angkat dan sajikan.
Ahai! Saatnya menikmati sambel teri tempe. Hmmmm, kelezatan sambel teri kembali kuulangi. Bener-bener aduhai, lupa sanak famili. He he he.
***
Kenikmatan sebuah masakan tidak melulu berasal dari masakan yang mahal. Cukup dengan sambel teri tempe, masakan "ndeso" yang menurut hemat saya sangat lezat pun bener-bener hemat.
Yuk, dicoba resepnya. Semoga anda suka.Â
Siti Nazarotin
Blitar, 21 Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H