Penjelasannya begini.
Pertama, untuk memasak sayur lodeh, bumbunya saya goreng utuhan dulu, baru dihaluskan dengan cobek.
Mengapa tidak saya blender, karena hasilnya akan berbeda. Rasa lodeh yang bumbunya dihaluskan memakai cobek, lebih enak bila dibandingkan dengan yang diblender.
Di samping itu, bumbu yang diblender duluan, lalu ditumis, juga membutuhkan waktu yang relatif lama. Secara, saat memblender kita kan mesti menambahkan air, agar memudahkan serta meringankan kerja blender.Â
Karena bumbunya mengandung banyak air, maka otomatis saat menumis, kandungan airnya harus benar-benar menyusut dan bila sudah menyusut, baru kita tumis dengan minyak.Â
Biasanya jatah minyak untuk menumispun lebih banyak. Tuh, kan. Sudah waktunya lama, minyaknya juga lebih banyak. Ini yang akan menimbulkan rasa eneg.
Kedua, untuk memasak sayur bening, biasanya saya hanya menggunakan sedikit bumbu. Bawang putih saya geprek, kadang juga saya haluskan (tanpa digoreng). Sedangkan bawang merahnya saya goreng garing (untuk finishing). Bumbu tambahannya lada bubuk, gula pasir, kladu bubuk dan tentu saja garam.
Kadang juga semua bumbu saya gerus mentahan (ini berlaku untuk resep sayur asam).
Ketiga, untuk resep tumis atau oseng-oseng, saya memilih untuk hanya mengiris semua bumbu. Bawang merah, bawang putih dan cabe. Ditambah lengkuas dimemarkan, garam, gula dan kaldu bubuk.
Keempat, untuk sayur bobor, bumbunya sudah lazim kalau menggunakan bumbu mentahan, semua bumbu dihaluskan mentahan. Masih tetap memakai cobek. Trik agar mudah untuk menggerusnya, pakailah garam kasar.
Menggunakan Bumbu Kukus Rasanya Lebih Khas dan Segar