Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Lupis Ketan Saus Gula Merah, Jajanan Tradisional Waktu Kecil

10 Juli 2021   14:53 Diperbarui: 12 Juli 2021   12:01 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketan yang sudah dikukus dicetak dalam loyang dengan cara ditekan-tekan sampai padat dan halus | Foto: Siti Nazarotin

"Lah, tampilannya kok seperti deretan pohon pinus, Bu Naz?"

"Iya Mbak Dew, nanti saya tuliskan resepnya, Natal tahun depan bisa Mbak Dewi praktikkan untuk sajian Hari Natal. Kan macthing tuh!"

"Menurut saya, seperti ada yang salah dengan teksturnya"

"Memang disengaja, Engkong. Ini namanya kreativitas, teksturnya sedikit berbeda dengan biasanya tapi menurut saya yang terpenting rasanya sama."

Begitulah percakapan di WAG, ketika saya unggah gambar makanan yang kali ini akan saya bagikan resepnya. 

Setiap saya kirim gambar hasil masakan saya, selalu ada komentar dari teman-teman. 

Entah komentar "enak", "jadi ngiler", maupun komentar yang bernada protes karena menurut mereka ada yang janggal di foto itu. Tidak sekadar becandaan saja namun selalu ada kritikan dan masukan.

Pengamat Gambar Pertama Tulisan Kuliner Saya

Bagi penulis, sebelum tayang tulisan hal yang biasa bilamana ada keraguan lalu minta bantuan pada seseorang yang dipercaya untuk mengkritisi, agar bisa menayangkan tulisan yang baik dan bisa diterima pembaca, posisi ini biasa kita sebut pembaca pertama.

Untuk tulisan kuliner akan bertambah pula permasalahannya. Tidak hanya tentang tulisan saja, namun tentang pemilihan bahan, proses pengolahan sampai tahap pengambilan gambar. Makanya untuk satu tulisan kuliner, saya biasa menghabiskan banyak waktu.

Kali ini saya bicara tentang pengambilan gambar, seperti  yang sudah saya tuliskan di awal. 

Teman-teman dalam WAG-lah yang seakan-akan bertindak sebagai pengamat gambar pertama.

Karena dalam tulisan kuliner, gambar hasil masakan tentulah termasuk factor yang sangat mendukung bagus tidaknya tulisan kuliner. Maka dari mereka saya mendapatkan masukan.

Saya sebisanya menjawab komentar mereka, sesuai dengan keterbatasan kemampuan saya. Tentunya dari percakapan-percakapan di WAG yang terbangun sangat bermanfaat bagi saya. 

Secara, di WAG itu banyak penulis senior yang bergabung. Tentulah komentar mereka adalah komentar yang berdasarkan analisa matang, berdasarkan keilmuan dan pengalaman.

Dari respon teman-teman, saya menjadi tahu. O, seharus begini. O, sebaiknya begitu. Meskipun dari hal-hal yang kelihatannya kecil dan sepele, namun kalau kita perhatikan dan kita gunakan sebagai bahan perbaikan atas tulisan kita, akan memengaruhi hasilnya.

Resep yang akan saya bagikan ini adalah jajanan tradisional berbahan dasar dari beras ketan. Pasti Anda sudah sangat familiar dengan lupis beras ketan, kan?

Menurut referensi yang saya baca, lupis adalah jajanan tradisional yang diklaim berasal dari daerah pulau Jawa. Meskipun masing-masing daerah mempunyai kekhasan masing-masing dalam membuat lupis.

Penampilan dan Teksturnya  Berbeda Namun Cita Rasanya Sama

Kemarin saya membuat lupis dengan cara tanpa dibungkus dengan daun pisang. Alasannya di samping daun pisangnya pas nggak dapat, saya juga cari cara yang lebih praktis.

Tujuan saya menggunakan cara tanpa dibungkus dengan daun pisang agar bisa dipraktikkan oleh semua orang. 

Secara, daun pisang saat ini sudah sulit dicari karena keberadaannya yang semakin langka. Apalagi di daerah perkotaan, jangan hanya gegara tak ada daun pisang, rencana membuat lupis menjadi gagal.

Dari segi tekstur sih memang beda ya, antara yang dibungkus daun pisang dengan yang tidak, tapi dari rasa tak jauh berbeda. Apalagi kalau proses mau agak lama sedikit, misalnya ditekan-tekan di loyang sampai lembut, pastilah akan lebih bagus hasilnya.

Nah, yang jelas lupis beras ketan yang saya buat, lumayan enak dan memikat. Kalau begitu, silakan diikuti resepnya berikut ini ya.

Resep Lupis Ketan Saus Gula Merah

Bahan:

Bahan membuat lupis | Foto: Siti Nazarotin
Bahan membuat lupis | Foto: Siti Nazarotin
  • 500 gram beras ketan putih
  • 300 ml santan
  • 300 gram kelapa parut
  • 1/2 sdt garam halus
  • 2 lembar daun pandan
  • Pewarna makanan

Bahan Saus Gula Merah:

  • 300 gram gula merah disisir
  • 1 sdm gula pasir
  • 300 ml air
  • 1 lembar daun pandan dipotong-potong
  • 1 sdm tepung maizena dicairkan (2 sdm air)

Cara Membuat:

Pertama, cuci beras ketan sampai bersih, rendam selama 1 jam, beri pewarna makanan secukupnya, lalu tiriskan.

Merendam ketan selama 1 jam | Foto: Siti Nazarotin
Merendam ketan selama 1 jam | Foto: Siti Nazarotin
Kedua, sementara beras ketan masih direndam. Kukus kelapa parut, beri garam halus, dan daun pandan secukupnya (kira-kira selama 5- 7 menit), kemudian pindahkan dalam piring

Mengukus kelapa parut | Foto: Siti Nazarotin
Mengukus kelapa parut | Foto: Siti Nazarotin
Ketiga, untuk saus, maka rebus gula merah, gula pasir, sejumput garam, potongan daun pandan dan cairan tepung maizena, aduk sampai saus mengental, lalu pindahkan dalam mangkuk kecil

Membuat saus gula merah| Foto: Siti Nazarotin
Membuat saus gula merah| Foto: Siti Nazarotin
Keempat, rebus beras ketan dan daun pandan selama 10 menit, angkat dan pindah dalam wadah lain, masukkan santan, aduh ketan sampai tercampur dengan santan, biarkan sampai ketan menyerap santan

Mengukus ketan menjadi aron| Foto: Siti Nazarotin
Mengukus ketan menjadi aron| Foto: Siti Nazarotin
Ketan aron diberi santa, dibiarkan sampai santan terserap | Foto: Siti Nazarotin
Ketan aron diberi santa, dibiarkan sampai santan terserap | Foto: Siti Nazarotin
Kelima, kukus kembali beras ketan selama 10-15 menit, angkat dan tata dalam loyang, tekan-tekan dengan menggunakan entong nasi sampai adonan lupis rata dan padat, lalu biarkan dingin

mengukus ketan untuk yang ke dua kalinya | Foto: Siti Nazarotin
mengukus ketan untuk yang ke dua kalinya | Foto: Siti Nazarotin
Keenam, adonan lupis siap dipotong-potong, ditaburi kelapa parut dan saus gula merah

Ketan yang sudah dikukus dicetak dalam loyang dengan cara ditekan-tekan sampai padat dan halus | Foto: Siti Nazarotin
Ketan yang sudah dikukus dicetak dalam loyang dengan cara ditekan-tekan sampai padat dan halus | Foto: Siti Nazarotin
Ketujuh, lupis beras ketan saus gula merah siap disantap

Lupis Ketan Gula Merah siap dinikmati. Gurih, punel dan legit. Maknyus deh pokoknya | Foto: Siti Nazarotin
Lupis Ketan Gula Merah siap dinikmati. Gurih, punel dan legit. Maknyus deh pokoknya | Foto: Siti Nazarotin
Ahai, lupis beras ketan saus gula merah rasanya gurih dan legit. Teksturnya lembut dan punel. Cocok dinikmati di pagi hari disandingkan dengan teh hangat atau kopi.

Nikmatnya luar biasa. Jajanan tradisional memang takkan pernah ada yang bisa menggantikannya meskipun banyak bermunculan jajanan yang viral dan kekinian.

Demikian resep lupis beras ketan saus gula merah telah saya bagikan, semoga bermanfaat.

Salam kuliner
Siti Nazarotin
Blitar, 10 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun