Dari tuturan Mbak Hennie, saya bisa merasakan bahwa Jerman adalah negara yang sangat nyaman dihuni. Peraturan yang diterapkan, kepatuhan warga dan seluk beluk tentangnya membuat siapa saja merasakan seakan-akan tinggal di sana.
Beberapa kali chat pribadi, saya merasakan kehangatan, seakan kita sudah kenal lama. Memberikan kiat-kiat menulis dengan telaten, meladeni pertanyaan demi pertanyaan yang saya lontarkan. Sungguh sosok bersahaja yang berhasil memikat saya. Bahkan mungkin Anda juga terpikat dengan tulisannya.
Maka taksalah jika Kompasianival tahun 2020 lalu, namanya masuk dalam pemilihan Best In Citizen Journalism.
7. Lilik Fatimah Azzahra
Sosok satu ini cukup familier di Kompasiana lantaran pernah menyabet dua kejuaraan dalam Kompasianival  tahun 2017 lalu, yaitu The  Best in Fiction dan The People Choice. Aduh tanganku sampai keriting ngetiknya. Wkwkwk.
Kanal fiksi dipenuhi dengan karya-karyanya. Baik berupa puisi maupun cerpen. Keindahan puisinya tak diragukan lagi. Keelokan cerpennya kerap memunculkan decak kagum pembacanya. Larut dalam alur cerita yang beliau tulis, adalah bukti keberhasilan beliau menuangkan ide ceritanya.
Maka takheran jika tulisan-tulisannya mampu menembus keterbacaan yang sangat tinggi dan mencengangkan.
Ibu yang hobi beryoga inipun berhasil menghantarkan anak-anaknya berprestasi. Lulus dengan predikat cumloude dari sebuah perguruan tinggi negeri bonafit adalah salah satu bukti keseriusannya membimbing anak-anaknya.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, wanita yang berprofesi sebagai asisten dokter ini telah mampu mencuri hati sekian banyak pembaca dengan ratusan karya yang tayang di Kompasiana dan ada beberapa novel dan antologi cerpen yang telah berhasil diterbitkannya.
Doa terbaik buatmu Mbak Lilik, semoga sehat selalu dan panjang umur, kita akan setia menunggu karya-karya indahmu.
Doa terbaik pula buat
wanita-wanita hebat di Kompasiana dan di luar sana. Kiprahmu selalu ditunggu.