Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dawet Semar yang Mashur di Blitar itu Milik Pak Guru Mansur Hafidz

17 Februari 2021   12:17 Diperbarui: 17 Februari 2021   19:20 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dawet Semar yang berada di timur Pasar Soraya Banggle | Foto: Siti Nazarotin


Tahun 2012 silam Mas Mansur Hafidz merintis sebuah usaha. Dawet sebagai pilihannya, mengapa kok Dawet, alasannya karena ia penggemar kuliner, di samping itu Dawet merupakan minuman tradisional yang perlu dilestarikan, apabila disajikan secara kekinian, akan menarik minat masyarakat.

Anak Didiknya Sebagai Kelinci Percobaan

Sebagai kelinci percobaannya, Mas Hafidz menjual dawet untuk anak-anak didiknya di salah satu Madrasah yang berada di Kecamatan Kademangan, yang terletak dekat dengan destinasi wisata Kampung Coklat.

Tak diduga ternyata percobaannya lancar, kemudian berkembang dengan pesat dan membuka cabang di beberapa tempat di Kabupaten Blitar.

Menjalin Kerjasama dengan Pondok Pesantrean

Selain di tempat-tempat umum, Mas Hafidz juga bekerja sama dengan pemilik Kampung Coklat dan  kantin-kantin pondok pesantren yang berada di Blitar Raya di antaranya kantin Pondoknya KH. Agus Muadzin (Mubaligh Blitar yang cukup kondang), Pondok MAKNU Blitar, Pondok Mambaus Sholihin Sumber Sanan Kulon Blitar, Pondok Sukorejo, Pondok Ngunut, Pondok Darul Huda Mayak Ponorogo.

Dari semua cabang usahanya tercatat ada 25 cabang Dawet Semar yang tersebar di Blitar raya dan  ada pula cabang Madiun dan Ponorogo.

Omzet Perbulan dari Dawet Semar

Sebelum Pandemi, dari semua cabang (yang di luar kantin pondok) perhari bisa meraup omzet 3 juta rupiah, 3 juta x 30 hari = 90 juta perbulan.

Untuk kantin pondok pesantren tidak buka tiap hari. Ada yang seminggu sekali, ada yang sebulan tiga kali. Biasanya buka kalau pas ada acara Sambangan (orang tua mengunjungi putranya). Misalnya diambil rata-rata seminggu tiga kali, ada lima kantin pondok, dalam satu kali jalan rata-rata terjual 1000 porsi Dawet, seporsi Dawet dijual 4 ribu, berarti 4 juta sekali jalan.

Untuk kantin pondok ini  sistemnya bagi hasil, sesuai dengan kesepakatan pihak kantin pondok.
Ada Lima pondok x 3 hari = 15 x 4 juta = 60 juta omzet perbulan yang dari kantin pondok.

Kira-kira omzet perbulan 90 juta + 60 juta = 150 juta. Wow angka yang sangat fantastis!

Dikurangi biaya operasional dan gaji karyawan, kira-kira berapa ya laba bersihnya yang bisa diraup oleh Mas Hafidz ini? 50 juta  bisalah ya.

Berakit-rakit Dahulu Berenang-renang Kemudian

Peribahasa di atas kiranya cocok kita tujukan terhadap sepak terjang Mas Hafidz pemilik Dawet Semar ini. Berkat perjuangan dan kerja kerasnya dalam mengelola usahanya, hinggalah sampai saat ini, Alhamdulillah secara materi Mas Hafidz sudah bisa dikatakan mapan.

Sebuah rumah yang berada takjauh dari Kampung Coklat telah berhasil Mas Hafidz bangun pada tahun 2014 lalu. Ia bilang bahwa rumah itu sebagai karunia terindah dari hasil usaha Dawet Semarnya. Di samping membangun rumah Mas Hafidz juga sudah memiliki beberapa unit motor dan sebuah mobil.

Membuka Lapangan Kerja Bagi Masyarakat Sekitar

Mbak Deti dan pelanggan Dawet Semar | Foto: Siti Nazarotin
Mbak Deti dan pelanggan Dawet Semar | Foto: Siti Nazarotin
Adalah Deti, salah satu karyawan dari Dawet Semar yang berpangkalan di desa saya, Banggle. Pulang kerja saya sering menikmati kesegaran dari Dawet Semar Mas Hafidz ini. Kemarin sempat saya tanya, bagaimana sistem dan berapa gajinya, Mbak Deti bilang, gaji yang ia dapatkan perbulan adalah 1,2 juta, ini sudah termasuk uang transport dan uang makan, lumayankan.

Dawet Semar setiap hari  buka mulai jam 09.00 sampai jam 15.30. Sebelum pandemi, Dawet Semar memiliki 18 karyawan, namun sejak Pandemi ini tinggal 7 karyawan saja, tersebab omzet menurun, ada beberapa karyawannya yang keluar. 

Jualan Dawet berhubungan erat dengan cuaca. Kalau cuaca panas sudah bisa dipastikan akan segera habis. Sebaliknya, kalau cuaca hujan otomatis penjualan akan berkurang.

Kisah Penamaan Dawet Semar

Nama Dawet Semar belum dipakai saat awal merintis. Dulu Mas Hafidz memberi nama usahanya ini dengan nama  Dawet Jepara Bangjo. Lalu saat mengikuti sebuah acara yang diadakan oleh Disperindag Kab. Blitar yang pada saat itu bertempat di Pantai Tambak Rejo Blitar, ada salah satu panitia yang menegurnya. Mengapa memakai nama Dawet Jepara, itu namanya membesarkan nama daerah lain lo.

Hal ini terulang lagi, saat ada acara Pameran Makanan Jadul, ada teguran lagi dari pengunjung. Kok namanya Dawet Jepara, alangkah baiknya kalau memakai nama tanpa embel-embel nama daerah, agar bisa netral dan masuk dalam semua even.

Akhirnya Mas Hafidz punya ide, digantilah dengan nama Dawet Semar. Penamaan ini tentulah ada artinya. Seperti kita ketahui bersama bahwa Semar adalah salah satu nama tokoh Punakawan dalam pewayangan. Di mana Semar ini adalah tokoh yang sangat inspiratif dan patut untuk diteladani.

Diharapkan dengan memakai nama Dawet Semar ini, usahanya bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Dan ini telah terbukti. Meskipun Pandemi Covid 19 masih menghantui negeri ini, meskipun omzetnya turun, namun Dawet Semar tetap eksis. 

Dan benar saja, beberapa kali Dawet Semar dipercaya ikut kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah baik kota maupun kabupaten, Disperindag dan bahkan pernah diundang oleh Polda Jawa Timur. 

Kesegaran dan Aneka Varian Rasa Dawet Semar Berhasil Memikat Penggemar

Dawet Semar dalam mangkuk klasik siap menghilangkan dahaga. Heeem segarnya. | Foto: Siti Nazarotin
Dawet Semar dalam mangkuk klasik siap menghilangkan dahaga. Heeem segarnya. | Foto: Siti Nazarotin
Jika Anda berkesampatan berkunjung ke Blitar, cobalah cari Dawet Semar ini dan buktikan kesegaran serta enaknya Dawet yang terbuat dari tepung sagu, dipadu dengan gurihnya santan, kuah gula merah, kacang ijo, susu full krim dan potongan es batu, membuat Dawet Semar menjadi minuman kekinian yang tak meninggalkan sisi tradisionalnya.

Ditambah dengan beberapa varian rasa, ada rasa original, coklat, durian, coklat durian, --- membuat Dawet Semar mempunyai banyak penggemar. Tiga kata yang bisa disematkan padanya, "Klasik namun menarik".

Anda bisa mengunjungi pangkalan mana saja, di antaranya ada di Desa Banggle, Desa Gogodeso, Serut, Darungan dan dalam area Kampung Coklat.

Peran Ganda Mas Mansur Hafidz

Perlu diketahui, sebagai tenaga guru sukwan di lembaga Madrasah, Mas Hafidz telah berhasil membuktikan diri, di sela kesibukannya mengabdi dalam dunia pendidikan, ia bisa buka usaha dan bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Konstribusi gandanya patut diteladani.

Akhir kata, semoga peran  dan usaha Mas Hafidz tetap jaya, dan akan bermunculan sosok inspiratif lainnya dalam masyarakat kita. Semoga bermanfaat.

Salam kuliner

Siti Nazarotin
Blitar, 17 Pebruari 2021


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun