Per hari Warung Wader milik Bu Khotimah ini masih mampu menghasilkan omzet 200 ribu - 300 ribu. Masih lumayanlah kata Mbak Lilik. Yang menjadi penyebab mengapa warungnya masih bisa bertahan meskipun masa Pandemi adalah karena warungnya sudah punya nama.
Tetap Bertahan Karena Sudah Mempunyai Banyak Pelanggan
Pelanggan Warung Wader milik Bu Khotimah ini tidak hanya masyarakat sekitar Desa Combong saja, namun ada banyak pelanggan dari luar Desa bahkan dari Kota Blitar banyak juga yang menjadi pelanggannya.
Menurut cerita Mbak Lilik, sebagian pelanggannya dari para pegawai salah satu Rumah Sakit Kota Blitar dan beberapa pegawai kantor kelurahan di Kecamatan Garum. Namanya pelanggan tentunya mereka berkunjung tidak hanya sekali namun beberapa kali.
Para pelanggan tidak hanya makan di tempat, ada pula yang beli nasi bungkus dan lauknya untuk dibawa pulang. Nasi Sayur Wader dihargai 10 ribu perbungkus, harga yang relatif murah ya. Sedangkan Peyek Wader Udang perbiji dihargai 5 ribu.
Saya beli Peyek Wader Udang empat biji saya bawa pulang agar bisa dinikmati bersama suami dan anak. Dan ternyata memang enak dan gurih, bumbunya pas. Dimakan begitu saja bisa, dimakan dengan nasi juga oke. Heeeem. Wenaknya.
Ikan wader dan udang yang dipasok oleh para penyetrum per kilogram dihargai 30 ribu. Beras 3 kilogram harganya 30 ribu. Untuk beli ikan 90 ribu ditambah beli beras 30 ribu, 120 ribu uang yang dikeluarkan, ini belum untuk dagangan lainnya. Aneka gorengan dan minuman kemasan pun kopi dan teh seduhan sendiri. Kira-kira 150 ribu modal yang dikeluarkan.
Berarti sekitar 150 ribu laba per harinya. Masih lumayan sih, karena utamanya mereka kan ibaratnya untuk makan sehari-hari sudah numpang di warung itu. Makanya Warung Wader milik Bu Khotimah masih bertahan sampai sekarang.
Anda penasaran dan berminat mengunjungi Warung Wader milik Bu Khotimah, yuk ke Blitar. Dari arah Blitar kota, ambil jurusan Garum, sampai di Garum Anda bisa bertanya mana Desa Combong. Pasti sudah banyak yang kenal dengan Warung Wader ini. Ataukah Anda ingin saya antar? Is okelah, saya siap mengantarnya. He he he.