Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Siu Mie, Makanan Keberuntungan dan Perayaan Tahun Baru Imlek

11 Februari 2021   13:09 Diperbarui: 11 Februari 2021   14:24 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase olah pribadi dari uc.ac.id dan koleksi pribadi


Warga Tionghoa sebentar lagi akan merayakan Tahun Baru Cina yang biasa disebut Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada hari Jum'at tanggal 12 Pebruari 2021, eh besuk ya.

Perayaan Tahun Baru Imlek biasanya diperingati dengan berbagai cara, seperti menyaksikan acara Barongsai atau membagikan Angpao.

Makanan Keberuntungan Pada Perayaan Tahun Baru Imlek

Hal utama dari perayaan ini sebenarnya adalah jamuan makan bersama keluarga dan relasi. Karena hal ini diyakini akan membawa keberuntungan untuk tahun mendatang .

Setidaknya ada tujuh makanan simbol keberuntungan yang biasa disajikan pada perayaan Imlek yaitu:  ikan, kue keranjang, pangsit, lumpia, siu mie, ronde dan buah jeruk.

Sebenarnya masih banyak makanan yang disajikan pada perayaan Imlek, namun tujuh makanan ini saya anggap sudah mewakili. Dan masing-masing makanan ini memiliki makna keberuntungan sendiri.

Sebenarnya di Indonesia tidak hanya warga tionghoa saja yang memiliki makanan yang dipakai simbol keberuntungan. Sebut saja warga suku jawa, terutama di daerah saya. Saya contohkan dua jenis makanan saja ya, yaitu iwel-iwel dan sayur lodeh kluwih.

Iwel-iwel dan sayur lodeh kluwih selalu menjadi makanan yang wajib ada pada acara Sepasaran Bayi (tujuh hari kelahiran bayi). Konon, iwel-iwel dan sayur  kluwih ini mempunyai makna filosofis juga.

Iwel-iwel, ceritanya berasal dari kalimat tayyibah: "la haula wala quwwata illa billah (tiada daya upaya melainkan dari Allah)". Lidah orang jawa kesulitan mengucapkannya dan kalimat panjang itu  menjadi iwel-iwel.

Dimaksudkan bahwa setiap manusia itu lemah, kekuatan dan daya yang kita miliki itu semua dari Allah. Hal ini betapa menunjukkan rasa penghambaan diri yang tinggi kepada Tuhannya.

Sedangkan sayur lodeh kluwih, berasal dari keluwihan (kelebihan). Diharapkan seorang bayi yang baru lahir, nantinya mempunyai rezeki yang lebih dan melimpah.

Kita Bisa Mengadopsi Hal Positif dari Warga Tionghoa

Saya ingat kembali perkataan Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi Muhammad SAW yang artinya begini:

"Lihatlah apa yang disampaikan dan jangan melihat siapa yang menyampaikan".

Maksudnya, bahwa kalau sebuah kebaikan dan kebenaran itu bisa datang dari siapapun. Bahwa hal yang positif itu bisa datang dari orang yang berbeda latar belakang dengan kita sekalipun, termasuk Warga Tionghoa dengan pernak-pernik budayanya.

Kita bisa mengadopsi hal-hal yang positif dari budaya mereka. Termasuk tentang filosofi makanan pada perayaan Imlek ini.

Selama ini kalau bicara tentang Warga Tionghoa dengan segala pernak-perniknya, seakan-akan asing dan kita takperlu mengetahuinya.

Tersebab dari wawasan dan pemahaman yang sempit, masyarakat banyak yang masih mempunyai anggapan bahwa Warga Tionghoa itu eksklusif dan berbeda.

Karena dianggap eklusif dan berbeda itu makanya kadang menimbulkan kesenjangan dalam komunikasi.

Manusia yang Paling Mulia adalah yang Bertaqwa

Merujuk pada QS. Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa".

Memahami terjemah ayat di atas jelaslah kiranya, manusia diciptakan oleh Tuhan dengan segala perbedaan itu tujuannya agar saling kenal mengenal dalam bingkai persaudaraan.

Dan orang yang paling mulia di sisi Allah itu bukan karena keturunan warga apa, berasal dari suku apa dan negara mana, namun orang yang paling  bertaqwa.

Bertaqwa bisa dimaknai Taat pada agamanya, baik budi dan perilakunya. Termasuk baik dalam bergaul dengan sesama manusia dan sesama makhluq Allah.

Betapa Indahnya Hidup dalam Keberagaman

Berpijak pada ayat di atas, sudah seharusnya kita menghilangkan sekat-sekat perbedaan itu. Hidup dalam bingkai keberagaman dan keberagamaan dengan menumbuhkan sikap toleransi dan solidaritas, itu sangat indah. Sekali lagi, sangat indah.

Untuk itulah artikel ini ada, dalam rangka menumbuhkan rasa toleransi dan solidaritas terhadap Warga Tionghoa yang akan merayakan Tahun Baru Imlek tahun ini, saya akan berbagi resep Siu Mie, masakan dari Mie yang dimaknai Mie Panjang Umur.

Resep Siu Mie, Mie Panjang Umur

Siu Mie dimasak dengan cara membiarkan utuh tanpa dipotong sehingga Mie terurai panjang, dan ditambahkan aneka sayuran dan isian, membuat Siu Mie ini menjadi makanan yang lezat dan sayang kalau dilewatkan begitu saja.

Menyajikan Siu Mie pada perayaan Imlek, dengan harapan semoga diberikan panjang umur dan hidupnya penuh dengan keberkahan. Sungguh sangat dalam maknanya ya.

Selanjutnya silakan diikuti apa saja bahan  dan bagaimana langkah-langkah pembuatannya ya.

Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin

Bahan-bahan:

250 gram mie kuning (opsional)
250 daging ayam (saya menggunaka ati ampela)
15 butir telur puyuh rebus
1 buah wortel
1 ikat sawi
3 buah sosis
100 gram taoge
1 sdm kecap manis
1 sdm saus tiram
1 sdm minyak wijen
4 siung bawang putih dihaluskan
Garam, merica bubuk dan kaldu bubuk secukupnya
Minyak goreng secukupnya

Cara Membuat:

1. Tumis bawang putih sampai layu, masukkan daging ayam (telah direbus) yang telah dipotong kecil-kecil. Tumis sampai setengah matang.

2. Masukkan potongan wortel dan sawi, tumis sampai layu.

3. Masukkan  taoge, telur dan sosis, tumis sampai campur.

4. Masukkan garam, merica bubuk dan kaldu bubuk secukupnya.

5. Masukkan Mie (mie sudah dicampur dengan kecap, saus tiram dan minyak wijen), aduk semua bahan sampai matang dan tercampur rata.

6. Cek rasa, kalau rasanya sudah pas, saatnya menghidangkan!

Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Foto: Siti Nazarotin
Amboi, lezatnya! Tampilan Siu Mie sangat menggoda. Mie yang lembut, dicampur aneka sayur dan isian, dibumbui dengan takaran yang pas, dimasak dengan sepenuh hati, dinikmati bersama keluarga dan relasi. Hmmm!"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan".

Demikian tadi Resep Siu Mie, Makanan Keberuntungan dan Perayaan Tahun Baru Imlek telah saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Selamat Tahun Baru Imlek bagi saudara-saudara Warga Tinghoa. Semoga kebahagiaan dan keberkahan selalu menyertai kita. Aamiin.

Salam kuliner

Siti Nazarotin
Blitar, 11 Pebruari 2021

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun