Mohon tunggu...
Siti Nazarotin
Siti Nazarotin Mohon Tunggu... Guru - Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tebarkan manfaat lewat kata-kata. Akun Youtube: https://youtube.com/channel/UCKxiYi5o-gFyq-XmHx3DTbQ

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita Fabel] Tataw, Si Lebah Gunung

7 Januari 2021   12:07 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:11 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: americanbeeproject.com

"Dan Tuhanmu mengilhami Lebah: "Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". QS. Surat An-Nahl: 68

MATAHARI  bersinar cerah. Di suatu pagi di bawah lereng Gunung Semeru. Hamparan hutan yang hijau membentang, sejauh mata memandang. Burung-burung berkicau riang. Seisi hutan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas semua karunia dan keindahan alam semesta.

Kupu-kupu aneka warna, menari-nari di atas hamparan bunga-bunga di tepi hutan. Ada yang berwarna merah, kuning, hijau, biru, putih dan ungu. Nampak riang menggoda bunga-bunga yang baru saja mekar di pagi itu.

Semut-semut bekerja mencari sisa makanan dan dedaunan. Saling menyapa, saling bersalaman saat berpapasan. Semut-semut bekerja takkenal lelah. Bekerja itu ibadah, dan semut-semut bekerja mengabdikan diri kepada Ibunda Ratu Semut.

Ilustrasi gambar: pun.gen.in/india/unity
Ilustrasi gambar: pun.gen.in/india/unity
Tiba-tiba ada seekor kupu-kupu terbang mendekati semut-semut itu."Assalamu 'alaikum, semut-semut, semoga pekerjaan kalian hari ini, diberkahi oleh Allah". Sapa Haifa si kupu-kupu."Wa'alaikum salam Haifa".

"Aamiin Ya Rabb, duhai Haifa" . Jawab semut lainnya.

Haifa melanjutkan terbangnya, ia terbang melintasi bunga matahari, mawar dan tulip. Hatinya senang sekali.

Tibalah Tataw, lebah imut yang santun. Tataw bersama saudara-saudara lebah, mencari madu dari bunga-bunga di sana. Disimpan dalam perutnya. Akan dibawa pulang ke sarang. Madu itu untuk semua penduduk lebah. Sesuai dengan pembagian dari Ibunda Ratu Lebah.

"Assalamu 'alaikum, Haifa, turunlah! Jangan terlalu tinggi terbangnya, berbahaya, lo". Kata Tataw.

"Wa 'alaikum salam, Tataw. Ini tidak terlalu tinggi, kok". Jawab Haifa.

Dan benar saja, kawanan burung layang-layang melintas di atas hamparan bunga-bunga, tak sengaja menabrak Haifa yang asyik terbang. Haifa hilang kendali, sayapnya robek dan iapun terjatuh.

"Haifaaaaa". Teriak Tataw.

Tataw mendekat ke arah Haifa terjatuh. Tataw ingin memastikan apakah Haifa baik-baik saja, atau sesuatu yang buruk terjadi padanya.

"Haifaa, Astagfirullah". Kata Tataw setelah melihat keadaan Haifa dari dekat.

"Aku tidak apa-apa, Tataw. Alhamdulillah masih selamat, namun sayapku robek, dan tubuhku lemas rasanya". Jawab Haifa.

"Mari aku bantu, minumlah maduku ini" pinta Tataw.

Setelah minum madu pemberian Tataw, kesehatan Haifa pulih kembali. Iapun berterimakasih kepada Tataw.

Saat melihat Haifa, Tataw berkata, "Haifa, Astagfirullah."

Haifa terbaring di atas rerumputan, lemas dan tak bertenaga. "Aku tak apa-apa, Alhamdulillah masih selamat. Hanya sayapku robek dan tubuhku lemas rasanya,"  jawab Haifa.

"Mari aku bantu, minumlah madu ini," pinta Tataw.

Haifa meminum madu yang dibawa Tataw. Iapun segar kembali. Namun, sayapnya masih robek dan belum bisa terbang, kasihan sekali.

"Tataw, terima kasih ya.  Berkat madu pemberianmu, aku sehat kembali," ucap Haifa berterima kasih.

Belum sempat Tataw menjawab, panggilan dari saudara-saudara lebah yang lain sudah terdengar.

 " Tataw, Tataw, ayo pulang."

Tatawpun pamit, dan bergabung dengan lebah-lebah lainnya. Pulang ke sarang di lereng gunung. Berdengung-dengung bunyinya, senang karena membawa banyak madu hari itu.

Tiba di sarang lebah, Tataw disapa oleh Ibunda Ratu. "

Assalamu'alaikum anakku, istirahatlah. Pasti engkau lelah seharian berkeliling mencari madu."

"Wa 'alaikum salam, Ibunda," jawab Tataw.

Ibunda memperhatikan Tataw, dan bertanya, "apa yang terjadi, mengapa madu yang kau bawa hanya setengah?"

Tataw menjawab, "Mungkin terjatuh, Ibunda."

Iapun langsung menuju biliknya, untuk beristirahat. Hari ini Tataw berbohong kepada Ibunda. Tataw takut, jika Ibunda tahu kejadian sebenarnya. Ibunda akan mengira, Tataw hanya bermain seharian dengan Haifa.

Ilustrasi gambar: indiamart.com
Ilustrasi gambar: indiamart.com
KEESOKAN harinya, Tataw mendapati Haifa tengah bersandar di tangkai bunga. Iapun menyapa, "Assalamualaikum, Haifa. Bagaimana kabarmu hari ini?""Wa Alaikum salam, Tataw. Aku masih belum bisa terbang," jawab Haifa.

"Apakah kau sudah makan, Haifa?" Tanya Tataw.

"Belum, belum sama sekali," jawab Haifa lemas.

Tataw merasa Iba, iapun kembali memberikan madu kepada Haifa. Benar saja, Haifa nampak segar, setelah meminum madu dari Tataw. Iapun berterima kasih.

Seperti biasanya, saat Tataw pulang ke sarang. Ibunda akan menyapa Tataw.

"Anakku, apa gerangan yang terjadi," tanya Ibunda.

"Tidak terjadi apapun, Ibunda," jawab Tataw.

Ibunda mendekat ke arah Tataw dan berkata, "sudah dua hari, madu yang kaubawa selalu tak penuh. Ceritakan pada Ibunda, anakku."

Tataw akhirnya bercerita pada Ibunda, " Maafkan aku, Ibunda. Aku telah berbohong."
"Sebenarnya, aku tengah menolong teman yang kesusahan," lanjutnya.

"Anakku, berbohong untuk menutupi kebaikan. Adalah perbuatan tidak terpuji," ucap Ibunda.

"Engkau tidak dapat mencuci dengan air yang berlumpur, bukan?" Lanjut Ibunda.

"Ingatlah, meskipun Ibunda tak dapat melihat. Namun, Allah SWT dapat melihat segalanya. Tetaplah jujur, anakku," tutup beliau.

Dengan rasa penyesalan, Tataw berjanji pada diri sendiri. Tidak akan berbohong lagi pada Ibunda. "Ya Allah, ampunilah kesalahanku."

KEESOKAN harinya, Tataw sangat risau. Ia tak dapat menemukan Haifa di antara bunga-bunga. Hatinya bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada Haifa. "Ya Allah, semoga Haifa baik-baik saja.

Hari itu, Tataw kembali ke sarang dengan wajah murung. Madu yang dibawa penuh, tapi tak menyenangkan hatinya. Tataw merasa khawatir, akan keselamatan Haifa.

Tiba-tiba, Tataw dikejutkan dengan suara Haifa. "Tataw, sekarang aku sudah lebih baik. Mungkin besok, sayapku sudah cukup kuat."

"Alhamdulillah, Haifa. Seharian aku merasa khawatir," seru Tataw gembira.

Ternyata, Ibunda ratu yang meminta lebah-lebah lain membawa Haifa ke sarang. Untuk diberikan pengobatan dengan madu yang lebih baik.

Dalam hati Tataw, berkata, "Astagfirullah, coba dari awal aku berkata jujur. Mungkin, saat ini Haifa sudah bisa terbang."

KEJUJURAN adalah keutamaan setiap insan. Jangan pernah berbohong, meskipun itu untuk kebaikan, sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Pengasih lagi Penyayang.

"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong". (QS. An-Nahl ayat 105.)

TAMAT

Siti Nazarotin
Blitar, 7 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun