"Dan Tuhanmu mengilhami Lebah: "Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia". QS. Surat An-Nahl: 68
MATAHARIÂ bersinar cerah. Di suatu pagi di bawah lereng Gunung Semeru. Hamparan hutan yang hijau membentang, sejauh mata memandang. Burung-burung berkicau riang. Seisi hutan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, atas semua karunia dan keindahan alam semesta.
Kupu-kupu aneka warna, menari-nari di atas hamparan bunga-bunga di tepi hutan. Ada yang berwarna merah, kuning, hijau, biru, putih dan ungu. Nampak riang menggoda bunga-bunga yang baru saja mekar di pagi itu.
Semut-semut bekerja mencari sisa makanan dan dedaunan. Saling menyapa, saling bersalaman saat berpapasan. Semut-semut bekerja takkenal lelah. Bekerja itu ibadah, dan semut-semut bekerja mengabdikan diri kepada Ibunda Ratu Semut.
"Aamiin Ya Rabb, duhai Haifa" . Jawab semut lainnya.
Haifa melanjutkan terbangnya, ia terbang melintasi bunga matahari, mawar dan tulip. Hatinya senang sekali.
Tibalah Tataw, lebah imut yang santun. Tataw bersama saudara-saudara lebah, mencari madu dari bunga-bunga di sana. Disimpan dalam perutnya. Akan dibawa pulang ke sarang. Madu itu untuk semua penduduk lebah. Sesuai dengan pembagian dari Ibunda Ratu Lebah.
"Assalamu 'alaikum, Haifa, turunlah! Jangan terlalu tinggi terbangnya, berbahaya, lo". Kata Tataw.