Adonan jangan terlalu encer, agar mudah untuk dicetak. Bola-bola es pleret dicetak menggunakan bilah bambu yang dibelah atau bisa menggunakan paralon yang dibelah.
Kita ambil secuil demi secuil adonan dan diletakkan dalam bilah bambu, lalu dorong adonan dengan memakai jempol tangan, maka adonan akan menelungkup, kita katupkan ujung-ujungnya sehingga menjadi bulatan kosong.
Bulatan-bulatan kosong inilah yang menjadi ciri khas es pleret. Saat diminum bersama kuah gula merah dengan aroma pandan dan gurihnya santan, bulatan-bulatan tersebut akan menimbulkan sensasi tersendiri. Ceplus-ceplus manis, enak, gurih, dan segar.
Es pleret biasanya disajikan pula dengan agar-agar yang dipotong dadu dan agar-agar mutiara. Hmmmm, pantas saja Mbak Dewi sangat menggemarinya. Pun masyarakat Blitar Raya banyak yang suka. Anda penasaran? Yuk berkunjung ke Blitar dan nikmati kesegaran es pleret.
Tulisan ini masih teori dari orang lain yang sudah berhasil saya dapatkan loh ya. Tentang praktiknya tunggu saja tanggal mainnya.
Demikian tadi tulisan tentang seputar es pleret khas Kota Blitar, semoga bermanfaat.
Salam kuliner
Siti Nazarotin
Blitar, 1 November 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI