Hari-hari berjalan begitu cepat.Tak terasa sebentar lagi lebaran tiba. Kesibukan masyarakat untuk menyambut datangnya lebaran atau Hari Raya Idul Fitri semakin terasa.
Di tengah suasana prihatin karena adanya Pandemi Corona yang belum juga sirna, semangat masyarakat di daerahku dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri tak surut, meskipun tak seheboh tahun-tahun lalu.
Dalam rangka menjawab tantangan dari Kompasiana hari ini, tentang tradisi jelang Idul Fitri, langsung saja ya, aku uraikan di sini.
Tradisi menyambut Hari Raya Idul Fitri di daerahku antara lain:

Tradisi ini sudah ada sejak aku masih kecil. Biasanya dilaksanakan sehari sebelum puasa dan diulangi lagi menjelang Idul Fitri. Semua umat islam berbondong-bondong pergi ke makam untuk mendoakan arwah keluarga.
Ritual ini diawali dengan menaburkan bunga ke atas makam, dilanjutkan membaca Surat Yasin dan Tahlil dan diakhiri dengan doa. Diharapkan semoga arwah keluarga terutama kedua orang tua diampuni semua dosanya dan diterima semua amalnya.
Ziarah kubur ini lebih banyak dilakukan oleh para lelaki. Meskipun begitu, tak jarang pula kita temui peziarah perempuan.

Tradisi yang selalu dilakukan di daerahku adalah bersih-bersih. Adapun yang dibersihkan adalah rumah masing-masing dan tempat ibadah.
Bersih-bersih tersebut mulai dari mengepel lantai, mencuci karpet dan tikar serta mencuci peralatan shalat.
Pun tak kalah serunya adalah, para ibu dan remaja putri menyiapkan pernak-pernik kebutuhan lebaran, seperti menyiapkan ruang tamu, ditata sedemikian rupa, beli taplak baru, beli bunga sedap malam untuk dipajang menghiasi ruangan, membersihkan toples-toples yang lama tidak dipakai dst.
Sedangkan para bapak dan remaja putra berlomba membersihkan bagian luar rumah, mulai dari membersihkan kaca jendela sampai mengecat rumah.
Lebih heboh lagi, biasanya memasang umbul-umbul dan lampu-lampu hias. Makanya suasana lebaran akan sangat semarak dan meriah. Untuk tahun ini entahlah, pastinya akan berbeda ya.
Kalau tradisi jelang Ramadhan ada Unggahan (Munggahan) adalah selamatan yang dilakukan dalam rangka menyongsong datangnya Bulan Suci Ramadhan. Maka selamatan tradisi jelang lebaran adalah Udhunan (Mudhunan).
Caranya sama yaitu dengan mengeluarkan sedekah berupa makanan. Dalam selamatan Unggahan maupun Udhunan, acaranya tak jauh beda, yaitu membaca Tahlil dan doa bersama.
Dulu biasanya dilaksanakan di rumah-rumah, dengan mengundang tetangga dan sanak famili. Lha karena semua orang mengundang, bisa dalam satu hari dapat dua atau lebih makanan/berkat yang didapat sehingga tidak mungkin habis dimakan untuk keluarga, sehingga makanan banyak yang terbuang.
Sejak saat itu masyarakat berinisiatif mengadakan kenduri Unggahan dan Udhunan di masjid atau mushalla secara bersama, dengan hanya membawa sejumlah berkat dalam kotak atau wadah. Jadi lebih efektif dan tidak mubadzir.
Takbir keliling merupakan acara yang sangat dinantikan terutama para pemuda maupun anak-anak.
Dalam pelaksanaan takbir keliling, banyak cara dilakukan. Kalau usia remaja biasanya dengan konvoi naik mobil keliling desa dengan membaca takbir dan kalimat toyyibah.
Sedangkan usia anak-anak, biasanya diselenggarakan oleh lembaga Madin (Madrasah Diniyah), takbir keliling dilakukan dengan jalan kaki sambil membawa obor dan mengumandangkan takbir.
Pada saat yang sama, di masjid-masjid berkumpul panitia zakat fitrah yang menerima dan mengumpulkan dari para Muzakki (Orang Islam yang mengeluarkan zakat). Selanjutnya mendistribusikan zakat fitrah kepada Mustahiq Zakat (8 golongan orang yang berhak menerima zakat).
Pokoknya hati terasa bahagia, nuansa Idul Fitri mulai terasa. Sampai larut malam kantuk tak kunjung datang. Yang ada hanyalah perasaan riang gembira.
Pagi buta sudah terbangun, ibu-ibu dan remaja putri sibuk memasak persiapan selamatan lagi, dalam rangka mensyukuri nikmat yang tiada terkira, karena telah lalui dan selesaikan seluruh rangkaian ibadah dalam bulan ramadhan.
Hari Raya Idul Fitri ini sebagai momen yang penting, yakni kembalinya manusia kepada kesucian. Kesucian lahir dan batin. Setelah sebulan lamanya menjalankan ibadah di bulan ramadhan.
Harapan meraih predikat la'allakum tattaqun (orang yang bertaqwa) dengan indikasi semakin meningkat ibadahnya dan semakin baik akhlaqnya.
Itulah beberapa tradisi jelang lebaran di daerahku. Bagaimanakah tradisi jelang lebaran di daerah anda? Anda yang sama?
Selamat menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, Syawal 1441 Hijiriyah. Mohon maaf lahir dan batin.
Siti Nazarotin
Blitar, 18 Mei 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI