Ikhwal masuknya Song dalam geng Sperm adalah, saat geng Sperm sedang bermain bola, tiba-tiba bola menggelinding tepat di depan Song yang lagi berjalan. Lalu Song menendang bola dan tanpa sengaja bola mengenai dahi salah satu anggota geng Sperm dan membuat mereka marah-marah mau memukul Song.
Untungnya Gun segera melarang. Bahkan Gun mengajak Song untuk main bola. Sejak saat itulah Song bergabung dalam geng Sperm.
Yang menarik dari pribadi Gun adalah, ia sangat menjunjung tinggi persahabatan. Persahabatan baginya adalah segala-galanya, mengalahkan uang dan harta benda.
Gun sangat menyayangi sahabat-sahabatnya, bukti sayang Gun di samping selalu bermain bersama, selalu menjadi pelindung sahabat-sahabatnya, Gun selalu bertindak tegas dan tak segan-segan memperingatkan kalau sahabatnya melakukan kesalahan.
Solidaritas Gun sangat tinggi dan patut dicontoh oleh para pemuda. Meski ia anak orang kaya, ia tidak sombong, sangat menghargai teman, ksatria dan sportif.
Sosok Gun sebenarnya memiliki pribadi yang baik, kenapa ia sampai terjerumus dan sering terlibat perkelahian antar geng motor, tak lain karena kedua orang tua Gun yang super sibuk. Tak ada waktu untuk Gun. Orang tuanya tidak pernah berada di rumah. Gun hanya tinggal bersama pembantunya. Semua urusan Gun diserahkan kepada asisten ayahnya.
Masih beruntung, meski Gun menjadi salah satu pimpinan geng motor, namun tidak terjerumus lebih jauh, misalnya minum-minuman keras atau main perempuan. Meskipun dunianya dunia malam dan akrab dengan kekerasan.
Suatu ketika ada seorang gadis anak orang kaya juga, jatuh hati pada Gun, namun Gun tak tertarik. Gadis yang bernama Elle ini terus merayu dan memaksa Gun agar bersedia jadi pacarnya. Elle mengancam Gun, tak mau pulang kalau Gun tidak berjanji bahwa di malam tahun baru nanti Gun bersedia menghabiskan waktu bersamanya.
Dengan terpaksa Gun mengiyakan permintaan Elle. Hingga malam tahun barupun tiba, malam naas bagi Gun. Saat Gun harus memilih antara sahabat dan memenuhi janjinya dengan Elle. Gun memilih mendahulukan sahabatnya.
Kedua orang tua Gun datang dan menyesal telah menyia-nyiakan anak semata wayangnya. Lagi-lagi penyesalan berada di belakang. Nasi sudah menjadi bubur. Gun telah meninggal dalam perkelahian antar geng motor.
Para sahabatnya sangat terpukul dan merasa kehilangan seorang pemimpin yang tegas dan baik hati. Mereka banyak berhutang budi kepada Gun, terutama Song. Song bertekad membalas dendam kepada orang yang membunuh Gun.